Astra sebut LCGC jadi senjata Indonesia hadapi pasar bebas ASEAN

Merdeka.com - Sejak diluncurkannya mobil murah lingkungan atau low cost green car (LCGC) memang menimbulkan pro dan kontra. Alasannya, kehadiran LCGC membuat kemacetan dan menambah konsumsi BBM subsidi membengkak. Hingga saat ini permasalahan tersebut seakan tidak pernah habis menjadi pembicaraan antara pemerintah dan DPR.
Menanggapi hal tersebut, perusahaan otomotif PT Astra International Tbk (ASII) menegaskan kehadiran LCGC di Indonesia banyak mengandung sisi positif ketimbang negatifnya.
"Hampir 60 persen produksi kendaraan di Indonesia itu lebih banyak memproduksi seven seaters atau mobil yang bermuatan banyak, sedangkan Thailand memproduksi mobil sedan dan pick up," ujar Presiden Direktur ASII Prijono Sugiharto di Bandung, Sabtu (9/11).
LCGC, lanjutnya, ke depannya akan memiliki konten lokal mencapai 80 persen. Nantinya mobil ini juga akan mulai di ekspor Januari tahun depan. "Bangga kan? Kendaraan yang local content 80 persen di ekspor, buatan dalam negeri," jelasnya.
LCGC ini disebut juga sebagai senjata dalam menjaga daya saing Indonesia menghadapi pasar bebas ASEAN 2015. Pasalnya, saat itu perusahaan serta pengusaha asing bisa memasuki Indonesia secara bebas.
"Jadi namanya LCGC ini kami menyambut apa yang pemerintah katakan dalam hal ini Kementerian Perindustrian. Dia juga tidak salah, kita tahu karena 2015 nanti AEC. Daripada produsen asing yang menguasai pasar mobil murah, mending dari Indonesia, kita mulai dari sekarang," ungkap dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Wapres Ma'ruf: Banyak PR di Sektor Ketenagakerjaan Menuju Indonesia Emas 2045
Bonus demografi yang akan disambut dalam duadekade mendatang, semestinya membawa peluang kemajuan ekonomi.
Baca Selengkapnya

Bazar UMKM Catatkan Nilai Belanja Rp28,3 Miliar dari 32.000 Transaksi
Rencananya, mulai tahun depan, kegiatan Bazaar UMKM ini akan diperluas dengan mengunjungi beberapa kota lain.
Baca Selengkapnya

Budi Waseso Diangkat Jadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia
RUPSLB memberhentikan dengan hormat Rudiantara sebagai Komisaris Utama dan Arief Prasetyo Adi sebagai Komisaris PT SIG.
Baca Selengkapnya

Pertamina, Shell, BP AKR dan Vivo Kompak Turunkan Harga BBM, Ini Rinciannya
SPBU Pertamina, Shell, BP Indonesia hingga Vivo Indonesia kompak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) secara berkala per 1 Desember 2023.
Baca Selengkapnya

Dikritik Capres Anies Baswedan, Proyek IKN Dijamin Tetap Lanjut
Otorita IKN menyatakan keberlanjutan proyek ibu kota baru tersebut bakal tetap diteruskan.
Baca Selengkapnya

Pesan Wapres Ma’ruf Amin ke Kemnaker: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah
Pesan Wapres Ma’ruf Amin ke Kemnaker: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Ramah
Baca Selengkapnya

Mitratel Angkat Dua Komisaris Baru, Salah Satunya Gunawan Santoso
Mitratel merupakan salah satu perusahaan sektor tower dengan pertumbuhan terbaik di Indonesia.
Baca Selengkapnya

Gaji Pekerja di IKN Nusantara Tak Dipotong Pajak hingga 2035, Begini Aturannya
Kebijakan ini tertuang dalam Pasal 53 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2023.
Baca Selengkapnya

Pulau Batam dan Pulau Buluh Kini Tersambung Kabel Bawah Laut, Listrik Menyala 24 Jam
Beroperasi kabel laut sepanjang 1,16 kms ini membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi warga di Pulau Buluh.
Baca Selengkapnya

Tapping e-Toll Tak Lagi Dipakai, Tol Atas Laut Bali Terapkan MLFF Mulai Desember
Kementerian PUPR mulai melakukan uji coba transaksi nirsentuh dengan menggunakan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) di tol laut Bali.
Baca Selengkapnya

Demi Suplai Pabrik Pupuk di Papua, Presiden Jokowi Dukung 2 Proyek Migas jadi PSN
Dua proyek migas raksasa ini bakal jadi pemasok penting produk gas alam cair ke sektor industri dalam negeri.
Baca Selengkapnya

Pertamina NRE–OIKN Bidik Pengembangan Solusi Berbasis Alam dan Ekosistem
Pertamina NRE dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meneken perjanjian studi bersama.
Baca Selengkapnya