Merdeka.com - Pengajar di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Eng Fadly Usman membangun sebuah aplikasi bernama FreshFood ID. Lewat aplikasi ini, masyarakat lebih mudah menjangkau kebutuhan mereka serta mendukung petani dalam menjual dan mengembangkan lahan pertaniannya.

Dalam pengembangannya, FreshFood menawarkan fitur seperti layanan jual dan beli antar produk pertanian, smartfarming, smart planting, satelite imagery analysis untuk keperluan pertanian dan analisis ketahanan pangan. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat langsung membeli bahan makanan segar langsung dari petani, seperti sayuran, buah, telur, ayam, bebek, susu, dan sebagainya melalui smartphone. Sampai saat ini, sistem yang diterapkan oleh FreshFood adalah masyarakat harus memesan satu hari sebelumnya agar bisa didata apakah petani memiliki stok terhadap barang tersebut.

"Namun, FreshFood ID sebenarnya bukan tentang hanya menjual produk dari petani ke masyarakat, tetapi kami juga akan menyematkan teknologi yang optimal. Salah satunya adalah Imagery Analysis dengan tujuan utama menilai kondisi lahan," ujar Fadly dalam sesi Webinar yang diadakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Jumat (4/9).

Cara kerja Imagery Analysis yang pertama adalah pengambilan citra lahan lewat pengambilan foto dari udara. Biasanya pengambilan citra ini memanfaatkan kamera drone yang diterbangkan dalam waktu setengah hari, lalu dengan cepat bisa didapatkan hasilnya.

"Lalu, selanjutnya kami akan analisis. Supaya langkah selanjutnya sesuai dengan kondisi yang kami temui di lapangan," ucapnya.

"Satellite Imagery Analysis bisa memetakan kondisi tutupan lahan, agar paling tidak para petani bisa mengetahui kondisi lahan-lahan tertentu. Lewat analisis berdasarkan satelit, kedalaman tertentu bahkan bisa kita ketahui. Ini dapat menjadi informasi awal dalam melakukan kalkulasi terhadap kondisi lahan di lapangan," tandas Fadly.

Layanan Smart Farm

Tak hanya Imagery Analysis, FreshFood juga menghadirkan layanan Smart Farm. Pada fitur ini, petani dapat memantau lahan pertanian mereka melalui handphone. Di samping itu, aplikasi FreshFood dapat digunakan untuk melakukan sensor terkait kebutuhan air, unsur hara, pupuk, bahkan intensitas cahaya, serta kondisi keasaman lahan pada saat itu.

"Jadi, lahan pertanian terpantau lewat CCTV yang terhubung dengan handphone," tambah Fadly.

Namun demikian, FreshFood masih ada di jangkauan komunitas, karena servernya yang masih terbatas. "Belum siap jika dinasionalkan sekarang, sumber daya kita masih ada di Malang. Nah, kecuali kalau kita punya rantai pasok atau gudang di beberapa tempat," kata Fadly.

Sehingga, Fadly dan tim pengembang aplikasi terus membangun keterlibatan kerjasama dengan petani lokal. "Kalau itu sudah terbentuk, kami mulainya dari kelompok tani, baru ke kita. Jadi kami ingin produk petani dihargai semahal-mahalnya, lalu ketemulah dengan konsumen. Dan konsumen menganggap harga mahalnya petani itu masih murah, karena kan kebanyakan belinya di Supermarket."

Untuk ke depannya, Fresh Food diharapkan dapat memperluas jaringan di masing-masing kota, kabupaten. Tujuannya, agar komunitas petani mendapat harga yang lebih layak dari hasil panennya, ketimbang harus dijual pada tengkulak..

Reporter Magang: Theniarti Ailin