Apindo: Wajar sektor industri tak tumbuh tinggi
Merdeka.com - Di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum pasti, pengusaha memaklumi bila terjadi penurunan target pertumbuhan industri. Kondisi ini dianggap realistis di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan penciutan pasar dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan jika pertumbuhan industri bisa mencapai 6,2 persen pada tahun ini atau sama dengan prediksi pertumbuhan ekonomi, hal itu sudah cukup baik.
"Sekarang kan situasi sedang tidak pasti, terutama akibat keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menggantung. Kondisi ini mengganggu, apalagi sekarang harga sejumlah barang sudah naik duluan," kata Sofjan di Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, Kamis (23/5).
Ketidakpastian kondisi pasar juga membuat investor memilih menunggu terlebih dahulu. Di sisi lain, Sofjan melihat volume ekspor Indonesia pada tahun ini kemungkinan tidak akan tumbuh tinggi.
Menurutnya, tekanan tersebut mempengaruhi kekuatan ekonomi, sehingga wajar jika sektor industri dalam negeri tidak bisa tumbuh tinggi. Pemerintah telah menurunkan target pertumbuhan industri dari 7,14 persen menjadi 6,5 persen dengan pertimbangan kondisi perekonomian saat ini.
Tren pelemahan nilai tukar rupiah dan suku bunga kredit perbankan ikut memperlambat pertumbuhan sektor industri. "Pemerintah harus tetap optimistis, supaya kerja keras. Biar saja target tetap tinggi, tapi saya tidak percaya bisa tercapai," ucap Sofjan.
Sofjan menyebut, cara yang dapat menghambat penurunan pertumbuhan industri adalah mendorong investasi, membuat perencanaan, dan segera menaikkan harga BBM. Menurutnya, beban subsidi BBM akan semakin menggerus anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) apabila tidak segera disikapi.
"Pengusaha juga ikut pusing karena ketidakpastian akibat BBM. Program lainnya ialah mendorong penghiliran. Perlu juga dibicarakan dengan Menteri Keuangan yang baru terkait insentif dalam program penghiliran," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaJual Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Apindo: Timbulkan Kegelisahan di Industri Tembakau
Sejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaBertemu Presiden JAPINDA, Jokowi Apresiasi Bantuan Promosi Kerja Sama Ekonomi
Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca Selengkapnya