Apindo akui ada stigma kerja outsourcing bagai sapi perah
Merdeka.com - Sistem kerja outsourcing kini menjadi hal yang paling dihindari bagi para pencari kerja. Hal ini lantaran di Indonesia, sistem outsourcing identik dengan jam kerja yang tidak jelas, dan pembayaran upah yang di bawah rata-rata.
Wakil Sekretaris Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Iftida Yasar menegaskan padahal, sistem alih daya banyak mengurangi pengangguran seperti yang terjadi di India.
"Yang penting orang kerja, gajinya berapa saja, kalau dia sudah kerjakan ada jaminan tenaga kerja dari pemerintah. Secara natural orang akan berusaha menjadi lebih baik lagi. Tidak mungkin dia kerja yang itu-itu saja, tetapi jangan di brainwash agar jangan kerja outsourcing," ujarnya dalam diskusi outsourcing di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (1/7).
Dia mengakui adanya stigma bahwa bekerja di outsourcing bagaikan sapi perah, membuat para pencari kerja lebih memilih menganggur daripada bekerja dengan sistem outsourcing. "Untuk negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya banyak, tidak perlu terlalu anti terhadap outsourcing."
Dia membandingkan pekerja di Indonesia dengan di India, yang saat ini masih banyak masyarakat yang dalam kesulitan atau miskin. Di India, tidak ada pemikiran pekerjaan itu hina."Yang tidak kerja itu yang hina," katanya.
Selain itu, walaupun di Jepang ada tunjangan pengangguran selama 3 bulan. Tetapi, selepas itu, masyarakat harus bekerja berbagai profesi apapun."Di sana orang bunuh diri karena nganggur. Kita, nganggur cuek-cuek saja."
Dia berharap pemerintah yang akan datang, bisa melihat outsourcing, dalam perspektif perluasan kesempatan kerja. "Kalau terjadi penyalahgunaan, ya pemerintah mendatang harus lebih kuat mengawasi. Terutama kompetensi dinas-dinas yang ada di daerah," katanya.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat
Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca SelengkapnyaFenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaMengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya
Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca Selengkapnya