Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apa Itu Fed Tapering dan Apa Sebaiknya yang Dilakukan pada Portofolio Investasi Kita?

Apa Itu Fed Tapering dan Apa Sebaiknya yang Dilakukan pada Portofolio Investasi Kita? the fed. ©2018 PYMNTS.com

Merdeka.com - November ini, bank sentral Amerika Serikat resmi mengumumkan bahwa Fed tapering akan dimulai awal Desember mendatang. Berbeda dengan yang terjadi pada 2013, tapering atau program pengurangan pembelian aset kali ini berlangsung tanpa kejutan.

Program pembelian aset dari pasar finansial sebesar USD120 miliar per bulan yang telah dilakukan sejak awal pandemi, akan mulai dikurangi sebesar USD15 miliar setiap bulannya, sehingga tapering ini diperkirakan akan selesai pertengahan tahun 2022.

Chairman The Fed, Jerome Powell, telah memberikan sinyal sejak awal tahun sehingga pasar terlihat lebih antisipatif dan gejolak di pasar finansial dapat lebih diminimalkan.

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja menilai, hal positif lainnya yang dilakukan The Fed kali ini adalah menyampaikan dengan jelas bahwa walaupun tapering mulai diimplementasi, kenaikan suku bunga belum akan dilakukan, setidaknya hingga proses tapering berakhir. Ini tentunya menjadi berita positif bagi pasar finansial dan memberikan kejelasan bahwa suku bunga akan tetap pada level akomodatif.

"Kondisi inilah yang membuat pasar obligasi global dan domestik pun cenderung stabil pasca pengumuman Fed tapering," ujarnya ditulis Jumat (25/11).

Di sisi lain, perbaikan situasi pandemi di Indonesia jelas mendukung pemulihan ekonomi yang berkesinambungan. Keseimbangan strategi penanganan pandemi yang terukur (pelonggaran aktivitas sosial diiringi dengan laju vaksinasi yang ditingkatkan) oleh pemerintah, cukup berhasil mendorong kinerja ekonomi.

Beberapa indikator seperti indeks mobilitas dan realisasi pendapatan negara terus melanjutkan tren pertumbuhan positif. Jika target vaksinasi 70 persen populasi sasaran dapat tercapai pada akhir 2021, hal ini pun dapat menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi yang lebih kuat di 2022.

Kuatnya kinerja ekspor Indonesia yang mencatatkan surplus berturut-turut selama 17 bulan terakhir - dengan posisi surplus tahun berjalan 2021 sampai bulan Oktober juga tercatat sebagai yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir – membuat tekanan pada nilai tukar Rupiah pun tidak setinggi pada periode tapering tahun 2013 lalu.

"Kondisi ini akan menjadi fondasi Indonesia mengarungi periode tapering yang akan datang."

Namun, kita juga harus tetap mencermati potensi risiko yang ada. Memburuknya kembali kondisi pandemi di Eropa, disrupsi rantai pasokan global yang dapat meningkatkan inflasi, potensi miskomunikasi perubahan kebijakan moneter dan fiskal yang berpotensi menciptakan volatilitas pada suku bunga dan nilai tukar, semuanya itu akan dapat menjadi gangguan pada momentum pemulihan ekonomi. Maka dari itulah menjelang akhir tahun ini, sebaiknya kita mengkaji kembali seluruh portofolio investasi kita, seraya menimbang-nimbang potensi dan risiko yang ada ke depannya.

Freddy pun memberikan sejumlah saran apa yang harus dilakukan investor atas kebijakan The Fed ini.

Lakukan Evaluasi

Hal pertama yang harus dilakukan oleh investor adalah mengevaluasi seluruh aset pada portofolio investasinya saat ini. Arah pasar yang bergerak positif saat ini bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk mencari peluang investasi terbaik yang sesuai dengan profil risiko masing-masing investor.

Evaluasi portofolio investasi sangat penting dilakukan, minimal sekali dalam setahun, untuk melihat apakah imbal hasil investasinya sudah on track dengan tujuan keuangan yang hendak dicapai.

Pada masa awal pandemi, pasar cenderung bergerak volatil dan terkoreksi. Sedangkan saat ini, kondisi sudah membaik.

Melirik Peluang di Pasar Obligasi dan Saham

Setelah dimulainya tapering, investor dapat memanfaatkan peluang investasi di pasar obligasi dan pasar saham yang menunjukkan tren pemulihan. Sebagai gambaran, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) berhasil mencatatkan kinerja satu tahun terakhir sebesar 63,07 persen per akhir Oktober 2021, jauh melampaui tolok ukurnya (Indeks IDX80) yang sebesar 18,89 persen.

Pada periode yang sama, reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) mencatatkan kinerja satu tahun terakhir sebesar 8 persen, dua kali lipat dari tolok ukurnya (rata-rata bunga deposito 3 bulan di bank lokal +2 persen, net setelah pajak) yang sebesar 3,94 persen.

Pada akhirnya, setiap investor harus menentukan instrumen investasi yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya. Selalu lakukan diversifikasi untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan imbal hasil investasi Anda.

 

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).

Baca Selengkapnya
Tips Investasi dari CEO Indodax: Diversifikasi Aset, Jangan Menaruh Semua Telur dalam Satu Keranjang

Tips Investasi dari CEO Indodax: Diversifikasi Aset, Jangan Menaruh Semua Telur dalam Satu Keranjang

Salah satu strategi menghadapi momentum halving Bitcoin adalah dengan tidak menunda-nunda dalam pembelian Bitcoin.

Baca Selengkapnya
Tips Penyanyi Tiara Andini untuk Gen Z Tampil Lebih Percaya Diri

Tips Penyanyi Tiara Andini untuk Gen Z Tampil Lebih Percaya Diri

Menurut Tiara, kepecayaan diri tinggi mampu menampilkan sisi terbaik dalam diri pribadi masing-masing.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Tertinggi Sejak November 2021, Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar

Tertinggi Sejak November 2021, Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar

Menurut aplikasi Indodax, halving bitcoin akan terjadi sekitar 42 hari lagi. Pada 2024, kenaikan harga bitcoin kemungkinan bisa mencapai dua kali lipat.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Aplikasi Investasi Bibit Catat Penjualan Seri SBN Kategori Fintech Terbanyak, Ini Detailnya

Aplikasi Investasi Bibit Catat Penjualan Seri SBN Kategori Fintech Terbanyak, Ini Detailnya

Di tengah kondisi pasar keuangan global yang volatile, di pasar domestik terjadi outflow dalam periode Juli hingga Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Tips Kelola Uang THR agar Bisa Beri Untung di Kemudian Hari

Tips Kelola Uang THR agar Bisa Beri Untung di Kemudian Hari

Jika masyarakat menginvestasikan sisa THR mereka saat ini, mereka berpotensi mendapatkan keuntungan yang optimal.

Baca Selengkapnya
Tips Mengatur Pengeluaran untuk Mudik Lebaran, Biar Keuangan Tetap Aman Terkendali Pasca Hari Raya

Tips Mengatur Pengeluaran untuk Mudik Lebaran, Biar Keuangan Tetap Aman Terkendali Pasca Hari Raya

Nggak perlu hadapi dilema keuangan boncos pasca mudik, yuk terapkan tips ini!

Baca Selengkapnya