Anak usaha Bakrie lepas saham ke investor China
Merdeka.com - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meyakini aset tambang mereka di Sumatera Barat bisa segera terwujud dalam jangka waktu 36 bulan mendatang. Untuk mempercepat proses operasional, dana segar akan coba didapatkan dari mitra mereka asal China.
Tambang seng dan timah di Sumatera itu dikelola anak usaha BRMS lewat bendera PT Dairi Prima Mineral. Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata menjelaskan, kerja sama dengan Non Ferrous Metal Industry Foreign Engineering & Construction Co. Ltd. (NFS) sudah mencapai tataran teknis.
Investor China itu beserta konsultan yang mereka sewa membantu PT Dairi Prima memetakan lokasi tambang potensial untuk persiapan pemasangan tiang pancang perdana.
"Posisinya sudah sangat maju, tim metalurgi, civil, dan mining kami sudah bergerak bersama mereka dalam melakukan kegiatan pengembangan sampai arah penambangan," kata Suseno selepas Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Senin (30/6).
PT Dairi Prima kini tinggal menyelesaikan perizinan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait pemrosesan konsentrat dan proses pengiriman di pelabuhan.
Tambang bawah tanah seluas 27.420 hektar itu juga diklaim Suseno tidak mengalami masalah dalam pengurusan Analisi Dampak Lingkungan (Amdal) dari pemerintah pusat dan daerah.
"Lokasi mulut tambang berubah ratusan meter saja, dan tambang di permukaan berubah sedikit. Tapi itu lebih kepada aspek teknis dan persyaratan lingkungan dan kehutanan," kata Suseno.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRMS Fuad Helmy menjelaskan ada rencana menambah porsi saham NFC di tambang Dairi Prima. Langkah ini dilakukan supaya investor China itu menyediakan dana segar buat mempercepat produksi. Bentuk kerja sama alternatifnya adalah off taker, yakni NFC akan membantu produksi seng dan timah, dengan bagi hasil keuntungan.
Kalaupun divestasi yang ditempuh maka saham NFC akan ditingkatkan hingga 29 persen, sementara BRMS tetap menguasai 51 persen, dan sisa 21 persen saham dikuasai PT Aneka Tambang Tbk. "Rencana kami masih menjadi mayoritas (pemegang saham)," ungkapnya.
Buat mengembangkan tambang yang dikelola PT Dairi Prima Minerals, BRMS butuh dana USD 10-20 juta. Ini karena perseroan perlu membangun fasilitas pendukung infrastruktur, terutama akses ke pelabuhan dari lokasi tambang.
Suseno menambahkan, pihak yakin bisa menghasilkan 1 juta ton biji seng dan timah per tahun ketika tambang Dairi Prima beroperasi. Sama seperti aset mereka di Gorontalo, masalah tersisa kini justru ada pada smelter. “Kami masih berbicara dengan beberapa investor untuk smelter di Dairi,” ungkapnya.
Kendati demikian, komoditas seng dan timah lebih mudah diproduksi. Sehingga ketiadaan smelter bisa diakali dengan cara menitipkan pengolahannya pada instalasi pemurnian milik pihak ketiga. “Nanti skemanya treatment charge,” kata Suseno.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Investor Arab Saudi Mau Caplok 20 Persen Saham BSI
Masuknya tambahan modal akan berdampak positif kepada para pemegang saham.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaMenteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Punya Ratusan Mobil Mewah, Ini Pekerjaan Sultan Ibrahim Iskandar Sebelum Dinobatkan Jadi Raja Malaysia
Bloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaBNI-OJK Beri Pesan ke Anak Muda: Harus Berani Tolak Produk Keuangan Tak Jelas Asal Usulnya
I."Kenali investasi sejak dini. Langkah awal mulailah dengan menabung, kemudian naik ke level investasi," ucap Direktur BNI, Ronny Venir.
Baca SelengkapnyaAlami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi
Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca SelengkapnyaNaik 10 Persen, BRI Life Bayar Klaim dan Manfaat ke Nasabah Rp5,5 Triliun Sepanjang 2023
Angka pembayaran klaim dan manfaat BRI Life meningkat 10,59 persen dibandingkan dengan realisasi pembayaran klaim per Desember 2022.
Baca Selengkapnya