Alwi Shihab: Bupati Sudah Seperti Raja, Ketemu Saja Susah Apalagi Urus Izin
Merdeka.com - Perizinan di daerah diduga menjadi salah satu kendala sulit berkembangnya investasi dari negara-negara Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Indonesia.
Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan OKI, Alwi Shihab mengatakan, perizinan di daerah saat ini masih sulit dikendalikan sebagaimana halnya perizinan di pemerintah pusat.
"Di daerah, bupati itu sudah seperti raja sendiri. Saya juga dengar kadang yang mempersulit justru di daerah. Ketemu bupati saja susah, apalagi untuk (urus) izin," ungkapnya seperti ditulis Antara.
Alwi menilai tradisi sulitnya perizinan investasi di daerah itu seharusnya bisa segera diubah. Karena daerah membutuhkan investasi, ada baiknya kepala daerah yang melakukan pendekatan dengan para investor, bukan sebaliknya.
"Harusnya bupati itu mendekati investor, bukan dia didekati," imbuhnya.
Kendala lain yang dihadapi para investor asal negara Timur Tengah dan OKI, lanjut Alwi, adalah rumitnya birokrasi perizinan. "Tadi kita dengar soal perizinan yang bilang sampai harus 100 prosedur. Saya sendiri kurang percaya, tapi ya kita mau cek ini," katanya.
Masalah lain seperti insentif fiskal bagi investor pun, kata Alwi, juga menjadi sorotan investor Timur Tengah dan OKI.
Acting Country Manager Kuwait Petroleum Exploration Company (KUPFEC), Abdullah Al-Shoraian Al-Mutairi menyebutkan ada peluang berkembangnya investasi Timur Tengah dan OKI dengan Indonesia di antaranya dengan meningkatkan insentif fiskal bagi investor.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang migas, dia juga meminta agar prosedur birokratis atas pengajuan kontrak kerja sama yang tidak dalam sistem gross split. "Terlebih soal langkah-langkah persetujuan pengadaan serta waktu untuk mendapat pengajuan. Serta menyederhanakan izin ekspor," katanya.
Berdasarkan data BKPM, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, investasi asal Timur Tengah dan OKI hanya sebesar USD 471 juta. Jumlahnya bahkan tidak sampai 1 persen dari total investasi asing di Indonesia yang mencapai USD 162 miliar.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini Kriteria Presiden 2024 Pilihan Istri Gus Dur
Dalam pertemuan dengan Wapres, para tokoh yang hadir menyampaikan hal-hal terkait pentingnya keutuhan bangsa,.
Baca SelengkapnyaJokowi Siaran Perdana dari RRI IKN, Sapa Pendengar di Sejumlah Daerah
Jokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.
Baca SelengkapnyaTiga Kali Blokir Belanja Pemerintah, Sri Mulyani Jamin Tak Ganggu Anggaran Prioritas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu juga menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023 untuk penanganan jalan-jalan rusak di daerah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Siap Pindah ke IKN Juli 2024, Tapi Istana Wapres Baru Mau Dibangun
Jokowi Siap Pindah ke IKN Juli 2024, Tapi Istana Wapres Baru Mau Dibangun
Baca SelengkapnyaDinas Perdana, AHY Dampingi Jokowi Resmikan Bendungan Lokak di Sulut
AHY mengatakan ingin meninjau langsung kantor-kantor Kementerian ATR/BPN yang ada di daerah.
Baca SelengkapnyaSidang Perkara Penganiayaan Santri hingga Tewas di Kediri, Terungkap Pelaku yang Intens Aniaya Korban
Dua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaInilah Presiden Indonesia Usia Tertua saat Dilantik, Umurnya di Atas 60 Tahun
Dari 7 Presiden yang memimpin Indonesia, BJ Habibie lah kepala negara RI tertua ketika dilantik yakni 61 tahun.
Baca SelengkapnyaKasus Santri Meninggal Tak Wajar di Jambi , Polisi Dalami Dugaan Pemalsuan Surat Kesehatan
Polda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral
Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024
Baca Selengkapnya