Merdeka.com - Pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM, tarif listrik dan LPG 3 kilogram demi menjaga daya beli masyarakat yang masih rentan. Namun sebagai gantinya pemerintah menambah subsidi dan kompensasi untuk sektor energi tahun ini sebesar Rp 350 triliun. Sehingga total subsidi dan kompensasi yang diberikan negara tahun ini untuk sektor energi mencapai Rp 504 trilliun.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai, pelebaran defisit APBN pun menjadi tak terhindarkan dari penambahan alokasi anggaran subsidi ini. Namun, sebenarnya pemerintah masih bisa mengoptimalkan APBN tanpa harus menambah defisit fiskal.
"Meski pelebaran subsidi energi menambah defisit sebenarnya ada cara alternatif yakni memangkas belanja infrastruktur yang belum urgen," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (21/5).
Bhima mengatakan pemerintah bisa saja mengatur strategi agar defisit APBN tidak melebar karena hal ini. Misalnya dengan merelokasi anggaran pembangunan infrastruktur untuk menutupi kekurangan APBN untuk subsidi dan membayar kompensasi energi.
"Pos infrastruktur bisa digeser dulu ke subsidi energi," ungkapnya.
Cara lain yang bisa digunakan pemerintah untuk membayar subsidi dan kompensasi yakni memanfaatkan penerimaan pajak dari kenaikan harga komoditas. Melonjaknya harga komoditas dunia, berpotensi menambah pendapatan pajak dan PNBP dari kegiatan ekspor produk.
"Pemerintah juga mendapat windfall penerimaan pajak dan pnbp dari ekspor batubara yang naik tinggi," kata dia.
Beberapa pilihan tersebut bisa jadi alternatif kebijakan pemerintah untuk mencegah pelebaran defisit APBN. Apalagi tahun ini pemerintah mengarahkan defisit APBN maksimal 4,85 persen dari PDB atau sekitar Rp 868 triliun.
"Jadi ini masalahnya mau di realokasikan ke stabilitas harga atau ada agenda lain," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, saat ini kenaikan harga-harga komoditas berpotensi menambah pendapatan negara tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pendapatan negara tahun 2022 naik Rp 420 triliun, dari semula Rp 1.846,1 triliun menjadi Rp 2.266,2 triliun.
"Outlook pendapatan kita naik Rp 420,1 triliun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (19/5).
Adanya tambahan pendapatan tersebut dimaknai masalah yang ditimbulkan dari kenaikan harga komoditas menjadi relatif lebih baik. Sebab beberapa negara pada saat yang sama tidak memiliki dan yang cukup sementara kebutuhan yang diperlukan lebih banyak.
"Kita paling tidak ada tambahan Rp 420 triliun dan ini akan dialokasikan untuk melindungi masyarakat, APBN dan ekonomi. Ini penting semua," kata Sri Mulyani.
[bim]
Baca juga:
Langkah Pemerintah Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM Hingga Tarif Listrik Tepat
Dana Subsidi Ditambah, Menteri Erick Sebut Harga Pertalite Hingga LPG 3 Kg Batal Naik
DPR Setujui Tambahan Subsidi dan Kompensasi Energi Rp350 Triliun
Benarkah Harga Pertalite Bakal Naik? Ini Kata Erick Thohir
Inflasi Indonesia 2022 Diproyeksi Bisa Capai 6 Persen, ini Alasannya
Konsumsi Pertalite Naik 46 Persen Saat Arus Mudik Lebaran 2022
Syarat Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 5,2 Persen Bisa Tercapai
Advertisement
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina dan Shell per Juli 2022
Sekitar 47 Menit yang laluMembongkar Strategi BUMN Capai Swasembada Gula Konsumsi di 2025
Sekitar 1 Jam yang laluPenyerapan Anggaran Perlindungan Sosial Rp188 Triliun di Semester I-2022
Sekitar 2 Jam yang laluMomentum Bersejarah, Persetujuan Kemitraan RI-UEA Tingkatkan Ekspor ke Timur Tengah
Sekitar 3 Jam yang laluBank Dunia Setuju Bentuk Cadangan Dana Kesehatan Global Khusus Tangani Pandemi
Sekitar 4 Jam yang laluPemerintah Beri Sinyal Relaksasi Kebijakan Ekspor CPO dan Perbaiki Harga TBS Petani
Sekitar 5 Jam yang laluOleh-Oleh Jokowi dari Rusia, Kereta untuk Ibu Kota Baru Hingga Industri Nuklir
Sekitar 6 Jam yang laluMenko Luhut Klaim Harga Minyak Goreng Curah di Jawa-Bali Sesuai HET, Rp14.000/Liter
Sekitar 6 Jam yang lalu4 Salah Kaprah Warga Soal Pendaftaran Beli Pertalite dan Solar di MyPertamina
Sekitar 10 Jam yang laluSri Mulyani Beri Dukungan Moril ke Istri Tjahjo Kumolo: Semoga Diberi Kesabaran
Sekitar 19 Jam yang laluMasuk Pasar Global, Subholding Gas Pertamina Kolaborasi dengan Perusahaan Singapura
Sekitar 20 Jam yang laluSebaran Daerah Orang Kaya Indonesia yang Ikut Program Pengungkapan Sukarela
Sekitar 20 Jam yang laluKemnaker Dorong Informasi Pasar Kerja Berikan Dampak Besar Bagi Sektor UMKM
Sekitar 21 Jam yang laluMenaker: Tjahjo Kumolo Dedikasikan Sebagian Hidupnya untuk Bangsa dan Negara
Sekitar 21 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 1 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 19 Jam yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 21 Jam yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 1 Hari yang laluMomen Hangat Pertemuan Jokowi dan Putin di Istana Kremlin
Sekitar 1 Hari yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 10 Jam yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 20 Jam yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2022
Sekitar 1 Hari yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 2 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluPKS: Terobosan Jokowi Mendamaikan Rusia-Ukraina Harus Diikuti Negara Lain
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Blak-blakan Putin Ditemui Jokowi di Rusia, Ungkap Masalah Krisis Sesungguhnya
Sekitar 1 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami