Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alasan Indonesia Pede Rajai Industri Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Alasan Indonesia Pede Rajai Industri Baterai Kendaraan Listrik Dunia mobil listrik tesla. NOAH BERGER/ Reuters

Merdeka.com - Kepemilikan bijih nikel Indonesia yang melimpah menjadi salah satu alasan utama pemerintah mengembangkan industri baterai kendaraan listrik. Nikel merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan baterai tersebut.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan EV Battery BUMN, Agus Tjahajana Wirakusumah, mengatakan Indonesia merupakan sumber nikel terbesar di dunia, dan mengontrol hampir 30 persen produksi nikel. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia sepanjang 2019 menjadi produsen terbesar di dunia yang menghasilkan 800.000 ton bijih nikel per tahun.

Untuk pembuatan baterai dibutuhkan tiga bahan baku utama yaitu nikel, lithium dan kobalt. Untuk nikel, Indonesia menguasai sebesar 30 persen. Dibandingkan beberapa negara lain, keunggulan Indonesia yaitu memiliki nikel laterit. Saingan terdekat Indonesia untuk ini adalah Filipina.

"Sedangkan saingan kita seperti Rusia dan Kanada adalah nikel sulfat, produksinya jauh lebih mahal daripada kita. Jadi kita garuk, tanahnya sudah ada sekian persen. Itu sebabnya kenapa banyak produsen baterai mulai datang ke Indonesia," jelas Agus, Sabtu (6/2).

Sementara lithium, Australia merupakan pemain terbesar. Hal ini menurut Agus bukan masalah besar karena biaya pengiriman ke Indonesia tidak begitu mahal, sehingga rantai pasokannya jauh lebih murah.

Pasokan kobalt sebanyak 59 persen berada di Republik Demokratik Kongo. Kendati demikian, menurut Agus, kandungan nikel di Indonesia memiliki kobalt.

"Di nikel kita ada kobalt-nya. Nanti akan kita ekstrak, dan kekurangannya kita ambil dari luar," sambungnya.

Ketersediaan bahan baku dan posisi Indonesia yang dekat dengan Australia, dinilai menjadi keunggulan kompetitif untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik. Ditambah lagi, jika Indonesia nantinya juga berhasil mengembangkan industri kendaraan listrik.

"Tidak semua posisi ini dimiliki oleh semua negara. Misalnya Filipina, lebih jauh untuk mendapatkan lithium, mungkin kobalt juga begitu. Kita melihat baterai dan kendaraan dalam satu amplop," tutur Agus.

LG dan Tesla Tertarik Gabung Proyek Baterai Kendaraan Listrik Indonesia

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Electric Vehicle Battery (EV Battery), Agus Tjahajana, menyinggung soal beberapa calon mitra holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah bendera Indonesia Battery Holding (IBH). Salah satunya adalah perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla.

Tesla menyatakan minatnya menjadi mitra baru-baru ini, sehingga pihaknya masih mempelajari apa yang diinginkan Tesla.

"Mengenai Tesla sama seperti LG, kita sedang dalam tahap negosiasi. Kita sedang mencari dan ingin mengetahui ketertarikan Tesla apa," kata Agus dalam diskusi virtual EV Battery: Masa Depan Ekonomi Indonesia, pada Selasa (2/2).

Menurut Komisaris Utama MIND ID itu, Tesla menunjukkan ketertarikan terhadap sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ESS). "Salah satu yang kami tanggap itu, Tesla ingin masuk ke ESS," sambungnya.

Sementara mengenai LG, perusahaan asal Negeri Ginseng itu meminta agar ketersediaan bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik dapat terjamin di Indonesia. Persyaratan ini juga untuk memastikan investasi LG tidak akan sia-sia nantinya.

"LG ingin selama dia produksi maka bahan bakunya ada, dan saya kira itu sesuatu yang wajar. Karena semua mitra itu takutnya 10 sampai 20 tahun sudah habis, jadi mereka ingin memastikan bahan baku cukup supaya investasi tidak sia-sia," jelas Agus.

Saat ini ada tujuh calon mitra untuk menjadi investor selain Tesla dan LG, termasuk Samsung dan Contemporary Amperex Technology (CATL). Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD 13,4 miliar hingga USD 17,4 miliar untuk mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?

Indonesia Simpan Harta Karun 1,2 Juta Hektare Tambang Nikel, Di mana Lokasinya?

Nikel saat ini jadi incaran dunia sebagai salah satu bahan baku pembentuk baterai kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Alami Tren Penurunan Harga, Bos IBC Percaya Diri Permintaan Nikel Tetap Tinggi

Permintaan nikel diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tren kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Baterai Mobil Listrik Jenis Nikel dan Lithium saat Ditusuk Benda Tajam, Hasilnya Mengejutkan

Perbedaan Baterai Mobil Listrik Jenis Nikel dan Lithium saat Ditusuk Benda Tajam, Hasilnya Mengejutkan

Ada perbedaan yang mencolok pada dua jenis baterai mobil listrik terkait keamanannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia

Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia

Volume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya
Luhut Beberkan Keunggulan Nikel Ketimbang LFP yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin Saat Debat Cawapres 2024

Luhut Beberkan Keunggulan Nikel Ketimbang LFP yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin Saat Debat Cawapres 2024

Baterai mobil listrik berbasis nikel disebut masih lebih efisien ketimbang LFP.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Memahami Perbedaan LFP & Nikel di Baterai Mobil Listrik, Buat Luhut Marah ke Tom Lembong

Cara Mudah Memahami Perbedaan LFP & Nikel di Baterai Mobil Listrik, Buat Luhut Marah ke Tom Lembong

Istilah NMC atau baterai berbasis nikel dan LFP sedang populer akhir-akhir ini. Ini karena kedua jenis baterai tersebut bersaing untuk mendapatkan keunggulan.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap soal Perbedaan Lithium Ferro Phosphate LFP dengan NMC Nikel di Baterai Kendaraan Listrik

Penjelasan Lengkap soal Perbedaan Lithium Ferro Phosphate LFP dengan NMC Nikel di Baterai Kendaraan Listrik

Bahlil menegaskan industri nikel Indonesia tetap kompetitif meski persaingan baterai dengan lithium dari China semakin kuat.

Baca Selengkapnya
Baterai Ukuran Mini ini Disebut Mampu Bertahan hingga 50 Tahun, Bahan Dasarnya dari Nuklir

Baterai Ukuran Mini ini Disebut Mampu Bertahan hingga 50 Tahun, Bahan Dasarnya dari Nuklir

Startup asal China telah meluncurkan baterai baru yang diklaim dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun.

Baca Selengkapnya
China Bikin Baterai Nuklir Seukuran Koin, Bisa Tahan Sampai 50 Tahun

China Bikin Baterai Nuklir Seukuran Koin, Bisa Tahan Sampai 50 Tahun

Baterai ini diciptakan perusahaan start up, Betavolt.

Baca Selengkapnya