Alasan BKPM Relokasi Kawasan Industri Brebes ke Batang
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersiap melakukan relokasi Kawasan Industri Brebes (KIB) ke Batang Jawa Tengah. Kebijakan diambil karena penilaian pemerintah yang menganggap kawasan industri di Batang lebih siap digunakan dibandingkan KIB.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa penilaian pemerintah didasari permasalahan pembebasan lahan di KIB yang belum terselesaikan hingga saat ini. Kemudian di perparah oleh letak (KIB) yang berada di wilayah dengan ketinggian sangat rendah, sehingga dibutuhkan anggaran cukup besar untuk kegiatan pengurukan.
"Namun, KIB akan tetap dikembangkan sebagai kawasan industri. Saat ini pengembangan dibawa dulu ke Batang," kata dia dalam video conference via Facebook, Jumat (12/6).
Bahlil mengatakan, daya tarik kawasan industri di Batang ialah adanya PLTU yang telah menerapkan protokol kesehatan dengan teknologi canggih. Salah satunya secara otomatis mampu mendeteksi suhu tubuh karyawan yang hendak memasuki ke kawasan PLTU.
Ke depan, PLTU yang dibangun dengan nilai investasi Rp60 triliun diproyeksikan dapat membantu PLN untuk menambah suplai listrik ke wilayah Jawa-Bali sebesar 5,7 persen.
"Apalagi, kawasan ini (Jawa Tengah) semakin tumbuh pesat, kebutuhan listriknya juga otomatis bertambah," imbuh dia.
Favorit Investor
Terlebih lagi, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi pilihan favorit investor baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi. Sebab, wilayah Jawa Tengah masih kondusif dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi kawasan industri baru.
Hal ini dibuktikan dengan capaian Jawa Tengah, yang berhasil menduduki peringkat keempat untuk realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di periode triwulan I-2020. Adapun nilai investasi yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp19,3 triliun.
"Infrastruktur yang tersedia dengan baik. Dan keramahan masyarakatnya, membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif
Perubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaBulog Tegaskan Bantuan Pangan Bebas dari Kepentingan Apapun
Bayu Krisnamurthi menegaskan kegiatan penyaluran Bantuan Pangan Beras yang saat ini tengah disalurkan oleh Bulog bebas dari kepetingan apapun.
Baca SelengkapnyaTeknologi Ini Bisa Ubah Sampah Perkotaan dan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar
Volume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin Bakal Laporkan Dugaan Kecurangan Pilpres di Kabupaten Batubara Jika Terbukti
Dalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaBMKG Sebut 25 Wilayah Berpotensi Diterjang Angin Puting Beliung, Ini Daftarnya
Guswanto mengatakan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah. Namun, masyarakat bisa melindungi diri saat terjadi puting beliung.
Baca SelengkapnyaKronologi Pembakaran Sejumlah Bangunan di Waena Papua Menurut Polisi
Kejadian bermula ketika rombongan massa pengantar jenazah melintas di Lampu Merah Waena.
Baca SelengkapnyaBulog Lanjutkan Program Bantuan Pangan Beras untuk Penuhi Kebutuhan Penduduk Indonesia
Keberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG Minta Masyarakat Waspada Potensi Puting Beliung Maret-April 2024
"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca Selengkapnya