Akhir tahun, Bank Permata incar dana emisi obligasi Rp 2,5 T
Merdeka.com - Jelang akhir tahun, PT Bank Permata Tbk masih mengincar dana dari penerbitan obligasi senilai Rp 2,5 triliun. Itu dilakukan guna memperkuat penyaluran kredit dan menyuntik modal anak usah, PT Astra Sedaya Finance (ASF).
"Kemarin kami rencana right issue juga sehingga kedua instrumen utang tersebut memiliki kupon tetap hingga jatuh tempo sehingga memberikan peluang investasi yang menguntungkan bagi mereka," ujar Direktur Keuangan Bank Permata Sandeep Jain dalam siaran pers, Jakarta, Jumat (29/11).
Dia menjelaskan, pihaknya akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dan obligasi subordinasi sebesar Rp 1 triliun. Kedua instrumen tersebut dihargai sebesar 100 persen dari nilai nominalnya dengan pembayaran kupon akan dilakukan setiap tiga bulan. "Penetapan final atas jumlah, tipe seri dari Obligasi dan besarnya kupon akan dilakukan setelah selesainya proses penawaran awal (book building)."
Adapun Book building untuk Obligasi dan Obligasi Subordinasi direncanakan 28 November -10 Desember 2013, diikuti dengan masa penawaran umum pada tanggal 19 Desember. Penjatahan akan dilakukan pada tanggal 20 Desember 2013 dan pembayaran dari investor kepada penjamin emisi pada 23 Desember 2013.
Penjamin emisi terdiri dari PT Standard Chartered Securities Indonesia (terafiliasi), PT Mandiri Sekuritas, PT RHB OSK Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities. Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk. bertindak sebagai wali amanat.
Sekedar informasi, obligasi yang diterbitkan merupakan bagian dari rencana penawaran umum obligasi berkelanjutan I untuk surat berharga tersebut senilai Rp 3,5 triliun hingga dua tahun mendatang.
Obligasi yang akan diterbitkan tersebut terdiri dari dua seri. Seri A bertenor 370 hari dengan tingkat indikasi kupon 9,00 persen-10,00 persen per tahun. Sedangkan seri B memiliki tenor tiga tahun dengan indikasi kupon 9,50 persen-10,50 persen per tahun.
"Dana yang diterima dari Obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sepenuhnya untuk penyaluran kredit."
Sementara, obligasi subordinasi yang akan diterbitkan merupakan bagian dari rencana penawaran umum berkelanjutan II senilai Rp 3,5 triliun hingga dua tahun mendatang
Obligasi Subordinasi ini bertenor tujuh tahun dengan indikasi kupon 11,00 persen-11,75 persen per tahun. Dari target raihan dana Rp 1 triliun, sebanyak Rp 800 miliar akan digunakan menyuntik modal PT Astra Sedaya Finance. Dana yang tersisa akan digunakan untuk penyaluran kredit.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Hanya UMKM, Amar Bank Bakal Salurkan Kredit ke Sektor Korporasi dan Komersil
Amar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca SelengkapnyaNaik 20 Persen, WOM Finance Raup Untung Rp236 Miliar Sepanjang 2023
Perusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirut BRI Pamer Tangani Kredit 44 Juta Nasabah UMKM Hingga Bawa Akses Bank ke Masyarakat Kecil
Dia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan.
Baca SelengkapnyaIstri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca Selengkapnya