Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Agustus 2019, Aset BPR-BPRS Tumbuh 9,47 Persen jadi Rp143 Triliun

Agustus 2019, Aset BPR-BPRS Tumbuh 9,47 Persen jadi Rp143 Triliun BPR. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Industri BPR – BPRS selama ini tercatat sebagai industri yang tangguh dalam menghadapi gelombang apapun. Saat ini, BPR dan BPRS hidup dalam ekosistem ekonomi yang sangat dinamis, penuh dengan persaingan usaha, regulasi yang dinamis dan hadirnya disrupsi teknologi. Namun demikian, industri ini tetap survive dan hadir melayani masyarakat pedesaan dan Pelaku UMKM.

Ketua Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia), Joko Suyanto mengatakan, salah satu indikasi masih kuatnya industri ini yaitu kinerja Industri BPR – BPRS yang masih tumbuh positif. Hingga Agustus 2019, aset industri BPR mencapai Rp143 triliun atau tumbuh 9,47 persen dibandingkan posisi tahun lalu.

"Sementara itu kredit yang disalurkan kepada pelaku UMKM mencapai Rp106 triliun atau tumbuh 11,44 persen," ucap Ketua Perbarindo, Joko Suyanto di Jakarta, Senin (25/11).

Dia menegaskan, fungsi intermediasi juga dapat dengan jalankan dengan baik, hal ini terlihat dari tabungan yang tumbuh sebesar 9,98 persen dan deposito tumbuh sebesar 11,07 persen dibanding setahun yang lalu. Selain itu, jumlah nasabah yang dilayani mencapai 15,6 juta rekening, nasabah tersebut didominasi oleh penabung sebanyak 11,5 juta rekening dan rata-rata jumlah tabungannya sebesar Rp2 juta.

"Sedangkan nasabah debitur sebanyak 3,6 juta rekening dan rata – rata pinjamannya adalah Rp29 juta," jelasnya.

Kata dia, data ini mencerminkan bahwa industri BPR – BPRS memang hadir untuk melayani masyarakat kecil dan pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia.

"Seperti kita saksikan bersama, khususnya dalam beberapa waktu terakhir, teknologi informasi dan komunikasi, khususnya penetrasi internet dan smartphone telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa," tegasnya.

Hadapi Revolusi Digital

Laporan dari McKinsey tahun 2018 dan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 265 juta penduduk Indonesia, 178 juta merupakan pengguna telepon seluler, 171 juta penduduk merupakan pengguna internet dan 130 juta merupakan pengguna media sosial aktif.

"Revolusi digital yang saat ini sedang terjadi telah menyadarkan kita bahwa saat ini kita telah berada pada tahap permulaan dari revolusi industri 4.0, yaitu revolusi yang mentransformasi proses bisnis dengan lebih memanfaatkan teknologi informasi, otomasi, termasuk artificial intelligence, internet of things, dan digital economy," sambungnya.

Dia melanjutkan, revolusi digital tersebut kemudian secara signifikan telah mengubah cara pandang dalam melakukan aktivitas ekonomi di berbagai belahan dunia seperti penggunaan e-commerce yang masif dan telah melahirkan model model bisnis baru di antaranya berupa layanan peer-to-peer lending dan sharing economy,

Melihat kenyataan tersebut, Industri BPR - BPRS terus melakukan inovasi dan adaptif terhadap perkembangan teknologi yang ada. Walaupun keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Industri BPR BPRS yang tidak akan pernah tersaingi yaitu fokus melayani UMKM, pendekatan personal, pelayanan mudah dan cepat, BPR sebagai community Bank dan keberadaannya menyebar merata di seluruh Indonesia. Untuk itu, pilihan Industri BPR - BPRS dalam merespons revolusi digital adalah melakukan strategic partnership dan kolaborasi.

Salah satu upaya BPR - BPRS menghadapi revolusi teknologi yaitu melalui Tema Rapat Kerja Nasional Perbarindo 2019 yaitu 'Penguatan Sinergi BPR-BPRS untuk Memperluas Akses Layanan Perbankan Menuju Kemandirian Ekonomi'. Dalam acara Seminar Nasional nanti, akan dihadiri oleh narasumber dari berbagai Industri yang dalam waktu dekat ini, tidak tertutup kemungkinan akan bersinergi dan berkolaborasi dengan Industri BPR BPRS, yaitu antara lain KEIN RI, Koinwork, OVO, Investree, Bukalapak dan GETI (Authorized Global Channer Partner Alibaba.com).

Kolaborasi Perkuat Daya Saing

Industri BPR - BPRS yakin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak strategismerupakan kunci untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing Industri BPR BPRS dalam menghadapi tantangan perekonomian global, disrupsi teknologi dan menjaga momentum pertumbuhan Industri BPR BPRS untuk memperluas akses layanan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri secara ekonomi.

Untuk itu, dalam momentum Rakernas ini, Perbarindo akan melakukan penandatangan MoU dengan PT Geti (ATT Group Alibaba.com, Authorized Global Channer Patner). Adapun bentuk kerjasamanya adalah Program Mentoring Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam upaya Akselerasi Pemasaran E-Commerce Dari Pasar Lokal Menuju Pasar Global.

"Selain itu, dalam momentum Rakernas kali ini akan adalah di launchingnya Aplikasi GCG dan MR BPR yang dinamakan BPRudent Platform. BPRPrudent adalah Aplikasi yang dapat membantu BPR BPRS mengimplementasikan tata kelola Perusahaan dan manajemen risiko sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada," jelasnya.

Sebelumnya Perbarindo sudah meluncurkan Sistem Informasi Perbarindo, Rumah Lelang Perbarindo dan Jaringan Bersama (sharing bandwith). Dalam waktu dekat, Perbarindo juga akan merampung aplikasi penunjang operasional BPR BPRS yaitu Loan Organising System (LOS), Skoring Kredit, Human Capital Management (HCM) dan aplikasi lainnya. Semuanya dilakukan untuk menyediakan rumah besar yang menyediakan kebutuhan apapun untuk kemudahan dan menunjang bisnis anggota Perbarindo.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan

Data BPS: Impor Beras 2023 Terbesar dalam 5 Tahun Terakhir, Didominasi Jenis Beras Patahan

Sebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Harga Beras Naik 20 Persen, Kualitas Medium Dijual Rp14.162 per Kg

Data BPS: Harga Beras Naik 20 Persen, Kualitas Medium Dijual Rp14.162 per Kg

Kenaikan harga beras terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng

Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng

Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu

Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu

Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.

Baca Selengkapnya