ADB Prediksi Ekonomi Kawasan Asia Tumbuh Minus di 2020, Pertama Sejak Tahun 1960
Merdeka.com - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) negara kawasan Asia tahun ini akan tumbuh minus 0,7 persen. Ini sekaligus menjadi pertumbuhan ekonomi negatif pertama sejak awal tahun 1960-an.
Dalam laporan yang dirilis, sekitar tiga per empat dari perekonomian di kawasan Asia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan negatif pada 2020. Terkecuali Asia Timur yang diperkirakan akan tumbuh 1,3 persen tahun ini dan 7,0 persen pada 2021.
"Sebagian besar perekonomian di kawasan Asia dan Pasifik akan sulit mengalami pertumbuhan sampai dengan akhir tahun 2020," kata Kepala Ekonom ADB, Yasuyuki Sawasa dalam laporannya, Rabu (16/9).
Dia mengatakan, ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 masih tetap besar karena gelombang pertama yang berkepanjangan atau wabah yang berulang dapat memicu diambilnya langkah penanggulangan lebih ketat.
Langkah-langkah yang konsisten dan terkoordinasi untuk mengatasi pandemi, dengan prioritas kebijakan yang difokuskan pada melindungi kehidupan dan mata pencaharian orang-orang yang paling rentan. Serta memastikan bahwa orang dapat kembali bekerja dan memulai kembali kegiatan usahanya dengan aman, akan sangat penting untuk memastikan bahwa pemulihan kawasan ini inklusif dan berkelanjutan
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga masih menjadi risiko negatif terbesar terhadap proyeksi pertumbuhan kawasan Asia untuk tahun ini dan tahun depan. Untuk mengurangi risiko, berbagai pemerintah di kawasan ini telah memberikan respons kebijakan yang sangat luas, termasuk paket dukungan kebijakan terutama dukungan pendapatan yang nilainya mencapai USD 3,6 triliun, setara dengan sekitar 15 persen PDB kawasan Asia.
Risiko Negatif Lainnya
Risiko negatif lainnya timbul dari ketegangan geopolitik, termasuk peningkatan konflik perdagangan dan teknologi antara Amerika Serikat dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), serta kerentanan keuangan yang dapat diperparah oleh pandemi berkepanjangan.
RRT adalah salah satu dari sebagian kecil perekonomian di kawasan ini yang berhasil melawan tren kemerosotan. Perekonomian RRT diperkirakan akan tumbuh 1,8 persen pada tahun ini dan 7,7 persen pada 2021, karena berhasil mengambil langkah-langkah kesehatan masyarakat yang memberi pijakan bagi pertumbuhan.
PDB India, yang belanja konsumen dan dunia usahanya terhenti akibat karatina wilayah, mengalami kontraksi hingga 23,9 persen pada kuartal pertama tahun fiskal 2020, yang merupakan rekor kontraksi terbesar, dan diperkirakan akan menyusut 9 persen untuk keseluruhan tahun fiskal 2020, sebelum pulih kembali menjadi 8 persen pada tahun fiskal 2021.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Anjlok, Jepang Resmi Masuk Resesi
Padahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnya