Ada kemungkinan 1 dolar AS lampaui Rp 13.000
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Secara rata-rata, saat ini Rupiah berada di kisaran Rp 12.700-12.800 per dolar AS.
Tidak menutup kemungkinan, Rupiah bakal terus melemah seiring makin kuatnya nilai tukar dolar AS. Gubernur Bank Indonesia menuturkan, saat ini ekonomi dunia tengah mengalami risk on risk off. Kondisi ini langsung berpengaruh pada nilai tukar mata uang. Dolar menguat, rupiah terpuruk.
"Kita harus siap ke depan akan ada depresiasi (pelemahan) karena USD terjadi penguatan dan di dunia AS merupakan ekonomi yang betul-betul sedang perbaikan dibandingkan negara lain," ujar Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (27/2).
Disinggung soal kebijakan Bank Indonesia jika melewati level psikologis rupiah di kisaran Rp 13.000 per USD, Agus Marto hanya mengatakan bahwa pihaknya harus menggunakan data akurat sebelum memutuskan kebijakan moneter.
"Kita tidak mengambil kebijakan atas dasar data yang masih mentah, basis data dalam mengambil keputusan," imbuhnya.
Menteri Keuangan era Presiden SBY ini menegaskan, pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada Rupiah, tapi juga mata uang negara lain. Namun, pelemahan Rupiah disebut-sebut masih lebih baik dibanding mata uang Korea atau Jepang yang jauh terpuruk.
"Kalau kita mempertahankan kondisi yang sekarang, kita jadi terapresiasi terhadap mata uang yang lain dan itu akan jelek sekali bagi ekonomi Indonesia bagaimana tren yang sudah bagus di tahun 2014 akhir ini bisa terjaga," ucapnya.
Menurutnya, kondisi saat ini bisa dibilang sedikit membaik setelah ada kesepakatan pemberian bailout untuk Yunani. Bank Indonesia menegaskan kondisi perekonomian Indonesia tetap terjaga meskipun Rupiah melemah.
"Secara umum eko indonesia baik. Yang membuat kondisi rupiah melemah adalah sekarang ini mendekati akhir bulan, ada pembelian-pembelian domestik yang cukup besar kebutuhan untuk valuta asing," katanya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya