Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Pembelaan buruh ketika disebut malas dan tak produktif

5 Pembelaan buruh ketika disebut malas dan tak produktif Pabrik Sharp di Karawang. ©2014 merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Buruh di Indonesia terus dikritik terkait kualitas dan kinerjanya selama ini. Tidak hanya pengusaha, lembaga dunia pun ikut menyentil kualitas buruh di tanah air. Salah satunya Organisasi Buruh Internasional (ILO).

ILO lebih menyoroti soal produktivitas buruh yang bergerak di sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Di Indonesia, mayoritas bisnis bermodal cekak sangat kurang memperhatikan kualitas produk dan mengurangi barang yang tidak lolos uji. Hubungan majikan dan buruh juga banyak yang kurang harmonis.

Direktur ILO untuk Indonesia Peter van Rooij mengatakan, bila hal ini dibiarkan maka upah buruh di sektor UKM akan konsisten rendah.

"Produktivitas UKM masih rendah, menyebabkan rendahnya upah buruh. Di Indonesia, produktivitasnya hanya berkisar 20 persen dibandingkan perusahaan besar," ujarnya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Soal produktivitas buruh Indonesia, Bank Dunia pernah memaparkan data-datanya. Bank Dunia mengumumkan bahwa produktivitas satu orang buruh di Indonesia cuma ekuivalen USD 3.600 per tahun. Lebih rendah ketimbang produktivitas seorang buruh di Malaysia yang mencapai USD 15.800 per tahun.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga selalu angkat bicara jika menyinggung soal kualitas dan produktivitas buruh di dalam negeri. Apindo selama ini konsisten menolak jika upah buruh naik tinggi dengan pertimbangan karena tak sejalan dengan produktivitas. Apindo menyebut bahwa produktivitas buruh Indonesia lebih rendah ketimbang di Vietnam, Myanmar, dan Bangladesh.

Di antara kritikan-kritikan tersebut, buruh membela diri. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) menampik tudingan ekonom maupun pengusaha yang menyebut produktivitas buruh di Tanah Air rendah. Merdeka.com mencatat pembelaan buruh ketika dikritik keras soal rendahnya kualitas dan produktivitas mereka. Berikut paparannya.

Mesin perusahaan usang

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menegaskan produktivitas buruh di Tanah Air rendah lantaran mesin produksi perusahaan sudah usang. Perusahaan padat karya minim investasi infrastruktur produksi.

"Seperti perusahaan garmen dan makanan minuman pakai mesin 1980-an, Vietnam pakai mesin lebih muda, era 1990-2000. Ibaratnya walaupun buruh kerja 12 jam sekalipun, enggak akan terkejar lawan Vietnam," kata Iqbal selepas Seminar Pengupahan Nasional di Jakarta, Jumat (26/9).

Peran buruh penting bagi ekonomi nasional

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal ?menyimpulkan, laporan McKenzie Global Institute Economic menyebut buruh berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia 2005-2010.

"Buruh menyumbang 64 persen produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi," ungkap Said.

Terlepas dari itu, dia meminta pemerintah gencar memperbanyak pelatihan kerja guna meningkatkan produktivitas buruh. Selain itu, impor barang modal untuk industri padat karya juga perlu mendapatkan pembebasan bea masuk.

"Itu maksudnya bukan otomatisasi. Yang kami minta mengganti mesin lama dengan mesin 1990-an, supaya standar kualifikasi sama, tapi tidak mengurangi jumlah tenaga kerja," ujarnya.

Kualitas buruh Indonesia diakui negara lain

Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan, pujian terhadap kualitas buruh di Indonesia sering dia dengar saat bertandang ke luar negeri. Bahkan sanjungan ini dia dapatkan dari para pengusaha asing. Kalau cuma level Asia Tenggara, pekerja lokal kemampuannya termasuk yang teratas.

"SDM kita itu diakui bagus. Kalau padat karya, orang Jepang sering bilang buruh-buruh perempuan kita telaten dan rajin. Buruh Thailand itu sembarangan lho kerjanya, makanya banyak masalah," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/9).

Tak kalah produktif dari buruh China

Presiden KSPI Said Iqbal menyebut, banyak perusahaan asing yang berinvestasi di dalam negeri dan membangun pabrik di Indonesia, jadi indikator untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut percaya akan kualitas dan produktivitas buruh Indonesia.

"Pabrik Panasonic atau Toshiba itu sudah direncanakan dipindah ke Indonesia, artinya produktivitas buruhnya tidak kalah dari China. Jangan lupa juga, Toyota kan memutuskan memindah sebagian produksi sedan ke Karawang," cetusnya.

Produktivitas tanggung jawab pemerintah

Sekretaris Jenderal ?Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menuturkan, akar produktivitas adalah kualitas infrastruktur dan pendidikan bagi masyarakat yang bekerja sebagai buruh.

OPSI menilai alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan, gagal meningkatkan taraf pendidikan dan produktivitas buruh. Demikian juga pengusaha yang enggan mengalokasikan keuntungan perusahaannya untuk dana pendidikan dan peningkatan produktivitas buruh.

"Masalah produktivitas adalah tanggung jawab pemerintah dan pengusaha yang selama ini membiarkan produktivitas buruh tetap rendah," tuturnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?

Hasil Survei Ungkap Banyak Orang Indonesia Tak Siapkan Rencana Keuangan Masa Depan, Apa Solusinya?

Sebanyak 15 persen responden dengan pendapatan tinggi mengaku bahwa seringkali pengeluarannya melebihi anggaran bulanan.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Kesal Ditagih Uang yang Dicuri, Seorang Pemuda Bunuh Rekan Bisnis

Kesal Ditagih Uang yang Dicuri, Seorang Pemuda Bunuh Rekan Bisnis

Riski kerap mengambil diam-diam uang dari kas kios pulsa hingga totalnya mencapai Rp80 juta.

Baca Selengkapnya
Bulog Lanjutkan Program Bantuan Pangan Beras untuk Penuhi Kebutuhan Penduduk Indonesia

Bulog Lanjutkan Program Bantuan Pangan Beras untuk Penuhi Kebutuhan Penduduk Indonesia

Keberhasilan Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Beras pada tahun 2023 kembali dilanjutkan dengan penyaluran program yang sama untuk tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Dukung Kesetaraan, BCA Salurkan UMKM Entrepreneur Perempuan Rp14,8 Triliun Sepanjang 2023

Dukung Kesetaraan, BCA Salurkan UMKM Entrepreneur Perempuan Rp14,8 Triliun Sepanjang 2023

Persentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.

Baca Selengkapnya
Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Banjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.

Baca Selengkapnya