5 Komoditi Ini Bakal Diimpor Pemerintah, Redam Dampak Virus Corona
Merdeka.com - Sektor pangan menjadi salah satu sektor yang terdampak virus corona. Meluasnya virus ini telah membuat masyarakat panik dan memutuskan untuk membeli barang-barang, termasuk bahan pangan, dalam jumlah yang tidak wajar.
Meningkatnya jumlah permintaan tersebut justru membuat harga pangan menjadi meningkat. Seperti harga bawang putih yang meningkat sejak awal tahun hingga mencapai Rp100.000 per kilogram (kg).
Untuk meredam situasi ini, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor bahan pangan. Berikut 4 komoditi yang akan diimpor oleh pemerintah untuk menstabilkan harga pangan.
Bawang Putih
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk komoditas bawang putih sebanyak 34.825 ton kepada para importir yang sudah mengajukan permohonan impor hingga Maret 2020 ini.
Sementara itu, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China. RIPH bawang putih ini telah diterbitkan sejak 7 Februari 2020.
"RIPH baru keluar tanggal 7 Februari. Begini, mereka mendapat RIPH belum tentu langsung mengajukan SPI," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana di Kantor Kemenko Perekonomian dikutip Antara di Jakarta, Jumat (6/3).
Indrasari menyatakan bahwa pihaknya baru akan menerbitkan SPI setelah ada pengajuan dari importir bawang putih yang sudah mendapatkan RIPH.
Dia mengatakan belum ada SPI bawang putih yang akan kembali diterbitkan dalam waktu dekat karena memperhitungkan kebutuhan dalam negeri dan pengajuan dari importir.
Bawang Bombai
Tak hanya bawang putih, Kemendag juga akan membuka keran impor untuk Bawang Bombai sekitar 14.000 ton, untuk menekan harga bawang bombai di pasaran yang hampir mencapai Rp200.000 per kg. Surat Perizinan Impor (SPI) Bawang Bombai akan diterbitkan pekan depan.
"Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), lalu dan akan diproses (SPI) minggu depan sekitar 14.000 ton untuk bawang bombai," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).
Sebelumnya, pemerintah juga sudah pernah mengimpor Bawang Bombai sekitar 2.350 ton yang sudah masuk ke dalam negeri. Jumlah tersebut diimpor ketika adanya keluhan kenaikan harga.
"Perlu disampaikan juga berkaitan dengan Bawang Bombai konsumsi telah dikeluarkan sebesar 2.350 ton dan itu akan bertambah lagi," jelasnya.
Adapun Bawang Bombai sekitar 14.000 ton akan masuk ke dalam negeri secara bertahap sampai April. Menurutnya, importasi ini diutamakan untuk kebutuhan konsumsi.
"Melihat kondisi sekarang itu untuk bombai konsumsi," tandasnya.
Gula
Selain itu, Kemendag juga akan melakukan penambahan impor gula sebesar 550.000 ton guna menjaga ketersediaan stok di saat wabah virus corona menyebar di Indonesia. Nantinya, separuh dari penambahan impor tersebut akan tiba di Tanah Air pada akhir Maret ini.
"Gula kita akan tambahkan 550.000 ton dan sudah akan masuk sebagian akhir bulan sekitar 216.000 ton," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).
Agus menjelaskan, saat ini stok impor gula tersebut berada di tangan distributor sebanyak 159.000 ton. Kemudian penambahan impor akan dilakukan kembali secara bertahap di April 2020 sekitar 250.000 ton.
"Sehingga sampai akhir Agustus stok gula target kita 670 ribu ton, tapi disesuaikan kondisi panen daripada gula tersebut," sambung dia.
Untuk komoditas lainnya yang secara harga kini melambung tinggi semisal bawang bombai, pemerintah juga tengah memprosesnya. Adapun izin untuk bawang bombay ini telah masuk ke dalam Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
Beras dan Kedelai
Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Pambudi mengatakan, pemerintah bakal mengeluarkan izin impor bagi beberapa komoditas seperti beras dan kedelai.
"Beras tentu, kemudian kebutuhan yang memang saat ini masih diimpor, kedelai dan lain-lain. Itu terkait dengan kewenangan Bulog," kata Edi di Jakarta, Rabu (11/3).
Namun begitu, dia belum bisa menyebutkan berapa besaran kebutuhan impor komoditas-komoditas tersebut. Dia mempersilakan Perum Bulog untuk menghitungnya.
"Wah kalau detailnya Bulog yang paham. Yang jelas gini, kita tidak coba untuk membatasi berapa. Yang penting kalau kebutuhannya segitu akan dipermudah segitu," ujar dia.
Menurut Edi, perizinan impor ini akan dikeluarkan guna menjaga kebutuhan stok pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri pada April dan Mei 2020. "Jadi kita selama ini sudah belajar dari kurva inflasi, siklus inflasi, biasanya barang yang dibutuhkan jelang hari besar keagamaan itu apa. Nah itu yang pasokannya akan tetap dijaga," tutur Edi.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaSektor pertanian negara itu pun mengalami penurunan produksi, karena kurangnya modal, peralatan, pupuk hingga insektisida yang dibutuhkan oleh para petani.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnya