Merdeka.com - Sebagian orang di dunia, bahkan di Indonesia ada yang beruntung memiliki rumah lebih dari satu. Bagi Anda yang telah memiliki lebih dari satu rumah, mungkin saatnya Anda melirik bisnis sewa properti. Bisnis ini memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan.

Selain menjadikan rumah tak lagi kosong, bisnis ini mampu menghasilkan income yang sangat menggiurkan. Apalagi, angka kebutuhan akan rumah tinggal setiap harinya terus mengalami peningkatan di Indonesia.

Namun, sebelum mulai menyewakan properti seperti rumah, apartemen, ruko- rupanya ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan secara matang. Dikutip dari rumah.com, inilah poin penting yang perlu dipelajari saat memulai bisnis properti.

Pilih penyewa

Jurus pertama yang harus dilakukan adalah memilih penyewa yang siap menghuni rumah Anda dalam jangka waktu lama. Hal ini dimaksudkan untuk menstabilkan omset dan menjaga keamanan finansial.

Lamanya waktu sewa bisa ditentukan sesuai keinginan, namun yang ideal adalah satu hingga dua tahun. Berbeda jika Anda menyewakan properti untuk mencari keuntungan, maka sebaiknya tetapkan waktu sewa per bulan.

Sesuaikan dengan harga pasar

Sebelum menyewakan properti, jangan lupa memantau harga pasar agar biaya sewa yang ditentukan tidak meleset. Akan tetapi dengan fasilitas lebih, Anda juga bisa menaikkan harga sewa agar tak merugi.

Anda disarankan untuk mencermati kondisi properti dan faktor lokasi sebagai penentu harga sewa. Sehingga, bila lokasi properti Anda berada di area strategis terlebih merupakan kawasan ekspatriat, Anda bisa menaikkan harga sewa yang lebih tinggi lagi.

Namun jika Anda berani menawarkan fasilitas menarik lainnya kepada penyewa, seperti laundry, kolam renang, atau layanan pembersih rumah, sudah tentu harga sewa yang dipatok bisa lebih tinggi dibandingkan pesaing Anda.

Hitung biaya

Jurus selanjutnya untuk meraup untung dari bisnis sewa rumah adalah menghitung secara rinci terkait properti yang akan Anda sewakan. Kerap kali hal ini luput dari perencanaan oleh sebagian pemilik properti.

Secara umum, hal ini memang wajar karena biasanya biaya perawatan properti ditanggung oleh si penyewa. Misalnya biaya memperbaiki atap yang bocor, mesin air bermasalah, warna cat memudar, paralon mampet, hingga nat lantai yang mengelupas.

Akan tetapi ternyata ada sebagian kondisi di mana urusan ini menjadi tanggung jawab pemilik properti. Biasanya hal ini terkait dengan suatu instalasi yang tidak berfungsi secara optimal, dan bukan merupakan kesalahan penyewa. Oleh sebab itu, alokasikan dana sekitar 30-40 persen dari harga sewa tiap bulannya untuk cadangan biaya tak terduga. Tentunya hal ini juga berfungsi untuk memaksimalkan keuntungan Anda saat berbisnis properti.

Perjanjian sewa

Saat Anda telah menemukan penyewa yang tepat, langkah selanjutnya adalah membuat surat perjanjian sewa. Langkah ini dirasa sangat penting, guna menghindari kesalahpahaman antara pemilik dan penyewa, serta mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

Dalam surat ini, Anda harus menyertakan sederet poin penting seperti lamanya waktu sewa, harga sewa, perbaikan dan pemeliharaan, pembayaran listrik dan tagihan, hingga peraturan soal hewan peliharaan.

Surat perjanjian sewa ini sebaiknya dibuat secara tertulis, agar segalanya jelas dan akurat. Hindari beberapa kesalahan seperti tidak menyantumkan sanksi yang berlaku, pengutipan nama yang tak sesuai dengan identitas, serta masa berlaku surat.

Uang deposit

Jurus terakhir adalah menyepakati uang deposit, yang biasanya sudah dilunasi saat menyerahkan kunci kepada penyewa. Uang deposit ini dirasa cukup penting, agar nantinya Anda bisa menutupi biaya kerusakan properti yang terjadi tanpa perlu menagihnya ke penyewa.

Namun demikian, uang deposit ini harus dikembalikan kepada penyewa di masa berakhir perjanjian, jika memang penyewa telah mematuhi semua kewajiban dan tidak ada kerusakan pada properti Anda.