Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta ekonomi Malaysia lebih parah dibanding Indonesia

5 Fakta ekonomi Malaysia lebih parah dibanding Indonesia Malaysia. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kini melambat dan nilai tukar Rupiah terus anjlok hingga menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Pengusaha dalam negeri banyak yang kesulitan, terutama yang mengandalkan bahan baku impor.

Pemerintah berulang kali menyebut, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena kuatnya hantaman faktor eksternal. Terutama karena melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Pelemahan nilai tukar Rupiah juga disebut karena dampak ekonomi global seperti kebijakan China mendevaluasi Yuan beberapa waktu lalu.

Dampak melambatnya ekonomi global ternyata tidak hanya dirasakan Indonesia. Hampir semua negara Asia merasa kesulitan dan nilai tukar masing-masing negara anjlok. Bahkan nilai tukar Ringgit Malaysia disebut paling parah di kawasan Asia.

Kondisi Malaysia kini sedang tidak kondusif, baik dari sisi ekonomi, politik maupun sosial. Nilai tukar Ringgit Malaysia anjlok cukup parah diterpa ketidakpastian global. Di saat bersamaan, muncul lagi isu Perdana Menteri Malaysia menerima uang dari salah satu perusahaan negara Malaysia.

Meski demikian, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Tun Najib Razak menyebut bahwa kondisi Malaysia masih sangat baik hingga saat ini. Malaysia diklaim masih bisa tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurutnya, pertumbuhan Malaysia masih di jalur yang benar dan solid.

Tak mau asal bicara, Najib menyebut ada beberapa indikator yang mendukung fakta kalau ekonomi Malaysia masih dalam kondisi baik. Pertama adalah, ekonomi Malaysia diharapkan masih bisa tumbuh hingga 5 persen sepanjang tahun ini.

"Ini tidak sama seperti 1998 saat krisis ekonomi melanda Asia. Saat itu ekonomi kita negatif 7 persen," katanya seperti dilansir dari Bernama di Jakarta, Senin (31/8).

Selanjutnya, indikator kedua menurut Najib adalah fundamental ekonomi Malaysia yang sangat kuat karena telah belajar dari dampak krisis 1998 silam.

"Contohnya bahwa defisit fiskal pemerintah berkurang dari negatif 6,7 persen menjadi 3,2 persen tahun ini. Perbankan dan sistem keuangan kita memiliki kapitalisasi yang kuat dan likuiditas yang baik," sambungnya. Tingkat kredit macet atau NPL (non performing loan) dan inflasi Malaysia disebut masih rendah dan bisa dikelola.

Kemudian, indikator ketiga menurut Najib adalah berhasilnya kebijakan nasional melalui National Transformacy Policy yang berdampak pada menurunnya angka kemiskinan di Malaysia dari 49,3 persen pada 1970 menjadi hanya 0,6 persen pada 2014 silam.

"Produk domestik bruto (PDB) meningkat 47,7 persen 2009-2014. Sedangkan 1,8 juta lapangan pekerjaan telah diciptakan melalui program transformasi program ekonomi," tambahnya.

Namun demikian, kondisi Malaysia lebih parah dibanding Indonesia dari beberapa faktor terutama nilai tukar. Merdeka.com mencoba merangkum beberapa fakta soal pergerakan ekonomi Malaysia, berikut uraiannya seperti dilansir dari berbagai sumber:

Nilai tukar Ringgit Malaysia anjlok paling parah

Dilansir dari Straits Times, penurunan nilai tukar mata uang Asia dipimpin oleh Malaysia. JPMorgan Asia Dollar Index melacak pergerakan 10 mata uang sepanjang Agustus 2015, termasuk Yen yang melemah 2,6 persen terhadap USD. Ini merupakan penurunan bulanan terbesar sejak 2012 silam.

Ringgit Malaysia paling anjlok parah mencapai 8,7 persen terhadap USD sepanjang Agustus, dan ini merupakan kinerja terburuk sejak 1998 silam. Skandal politik yang melanda Malaysia melemahkan kepercayaan investor, selain itu rendahnya harga komoditas juga menghantam Malaysia.

Lebih baik dari Ringgit Malaysia, nilai tukar Rupiah hanya turun 3,7 persen terhadap USD dan merupakan terburuk dalam 11 bulan terakhir. Sedangkan Yuan hanya anjlok 2,7 persen terhadap USD.

"Mata uang Asia sekarang harus berurusan dengan ketidakpastian global. Selain itu ada juga risiko aksi jual investor di pasar modal dan pelarian modal asing yang menambah banyak tekanan," kata Koon How Heng dari Credit Suisse Private Bank and Wealth Management Singapura seperti dilansir dari Straits Times di Jakarta, Senin (31/8).

Singapura khawatir dengan Malaysia

Singapura sebagai negara tetangga menyatakan kekhawatirannya atas kondisi Malaysia. Jatuhnya nilai tukar ringgit diakui akan mempengaruhi Singapura.

"Kami adalah investor terbesar di Iskandar Malaysia (koridor pembangunan di bagian selatan Johor). Sangat banyak masalah serius bagi kami," ucap Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam seperti dilansir dari media Malaysia Today di Jakarta, Jumat (28/8).

Nilai tukar Ringgit melintasi level psikologis sebesar RM 3,00 per dolar Singapura pekan ini. Kemarin, nilai tukar berada RM 3,01 per dolar Singapura dan awal bulan diperdagangkan RM 2,75 per dolar Singapura.

Rendahnya nilai tukar Ringgit tentu menjadi kabar baik bagi pembeli Singapura. Namun, Shanmagun mengatakan ekonomi Malaysia berada dalam masa sulit dan memperingatkan Singapura bahwa kondisi ini tidak menguntungkan.

"Ketika ekonomi tetangga Anda mengalami kesulitan dan tetangga Anda itu adalah mitra dagang terbesar Anda, itu sama sekali tidak menguntungkan," katanya.

Shanmagun mengatakan Malaysia juga menghadapi masalah sistem pendidikan yang semakin terpolarisasi. Banyak sekolah nasional di Malaysia yang menjadi lebih Melayu dan Islam sehingga membuat jarak antara Melayu dan China terlalu dini.

Menurutnya, kondisi ini diperparah dengan meningkatnya penggunaan Agama Islam di politik Malaysia yang mengambil untung dari orang Melayu.

Perusahaan otomotif Malaysia lakukan PHK massal

Pelemahan nilai tukar Ringgit juga berimbas langsung pada perusahaan otomotif negeri jiran. Perusahaan otomotif lokal Naza Automotive Manufacturing Sdn Bhd (NAM) terpaksa memecat 255 orang karyawannya atau hampir separuh dari jumlah keseluruhan pekerjanya. Langkah ini sebagai respons anjloknya penjualan hingga 40 persen.

Kepala bagian komunikasi Naza Corporation Holdings Sdn Bhd (NCorp) Nor Azlina Ishak menuturkan, pekerja yang diberhentikan merupakan karyawan di Kawasan Perindustrian Gurun, Kedah. Mereka bertanggungjawab dalam produksi dan perakitan kendaraan merek Peugeot dan Kia.

"Kami terkejut karena penjualan kendaraan turun mendadak antara 30 hingga 40 persen akibat ketidakpastian ekonomi, pelemahan ringgit dan pelaksanaan pajak barang dan jasa (GST) pada 1 April lalu. Perusahaan-perusahaan lain juga menghadapi masalah serupa," katanya seperti dilansir Antara dari dikutip media-media setempat di Kuala Lumpur, Jumat (28/8).

Sejak awal tahun pihaknya sudah mengambil langkah untuk mengurangi biaya operasi harian.

"Bagaimanapun, sebagai bekas majikan kami prihatin dan karena itu kami menawarkan pampasan setimpal bagi setiap staf," katanya.

Perbanyak ekspor ke Singapura

Seolah tak mau pusing dengan nilai tukar Ringgit yang terus melemah, pemerintah Malaysia memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan ekspor, terutama ke Singapura.

Menteri Pertanian dan Asas Tani Malaysia, Datuk Seri Ahmad Shabery Cheek mengatakan ekspor produk berbasis pertanian dan buah-buahan ke Singapura ditargetkan mencapai RM 300 juta. Angka ini mencapai sekitar 20 persen dari target total ekspor ke Singapura yakni RM 4 juta.

"Pasti angka angka ini akan naik karena faktor valuta asing," katanya seperti dilansir dari media Bernama di Jakarta, Senin (31/8).

Ahmad Shabery mengatakan, melemahnya nilai tukar Ringgit Malaysia memberi untung ke Singapura karena mereka bisa menikmati buah-buahan Malaysia dengan harga yang murah. Dia juga mengatakan pelemahan nilai tukar menguntungkan petani Malaysia dan juga eksportir.

Menggenjot ekspor buah dan produk pertanian, Malaysia berencana membuat agrobazaar di Singapura. Langkah ini dinilai sangat baik untuk memperkenalkan buah khas Malaysia secara global.

Malaysia dan Thailand punya cara lawan dolar Amerika

Malaysia dan Thailand mempunyai cara untuk mengurangi tekanan USD pada mata uang mereka. Bank sentral Malaysia dan Thailand sepakat untuk penggunaan lebih besar pada mata uang mereka dalam perdagangan kedua negara.

Dilansir dari reuters, ini merupakan upaya terbaru dari negara berkembang untuk mengurangi eksposure pasar global yang bergejolak.

Gubernur Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand telah menandatangani nota kesepahaman untuk mendorong penggunaan Ringgit Malaysia dan Baht Thailand untuk sektor perdagangan termasuk swasta.

Aturan ini dinilai akan mengurangi risiko negara terkena gejolak mata uang global dan penyelesaian transaksi juga dinilai lebih rendah biaya. "Aturan ini akan memperkuat perdagangan antara Malaysia dan Thailand serta membina hubungan lebih dekat untuk kemajuan," ucap Gubernur Bank Negara Malaysia, Zeti Akhtar Azis.

Kesepakatan antar dua negara ini dibuat karena banyak negara berkembang sedang menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi, melemahnya pasar saham serta penurunan nilai tukar.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia

Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Ungkap Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi dan Penegakan Hukum Baik

Survei Indikator Ungkap Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi dan Penegakan Hukum Baik

Survei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.

Baca Selengkapnya