Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan kembali memberikan penilaiannya pada PT Jasa Marga. Menurutnya, BUMN bidang jasa ini tidak optimal dalam melayani masyarakat, terutama terkait e-toll card dan e-toll pass yang dipasarkannya tidak sesuai target.

Menurutnya, model transaksi di jalan tol sangat kuno dan terbelakang dibandingkan negara lain. "Penggunaan kartu elektronik yang lama malu-maluin saja, negeri primitif," ujarnya usai Rapat Pimpinan di Kantor Perusahaan Gas Negara, Jakarta, Kamis (11/9).

Dia mendesak PT Jasa Marga dapat memperbaiki sistem kartu elektronik tersebut. Dalam waktu dekat pihaknya telah menunggu layanan transaksi tersebut. "Dijanjikan dalam waktu dua minggu, lagi satu tol dicoba cara baru, di Halim untuk pertama. Nanti akan saya minta kerjasama dengan perbankan BUMN semuanya, saya usulkan integrasi biar tidak malu-maluin," ungkapnya.

Lantas apa saja kekesalan pada BUMN yang mengelola jalan tol ini, berikut ulasannya.

Buka pintu tol

Di awal-awal menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara, pada 20 Maret 2002, sekitar Jam 06.10 WIB, Menteri BUMN Dahlan Iskan, mengungkapkan kekesalannya di pintu tol saat hendak berangkat untuk rapat rutin Selasa jam 07.00 di kantor Garuda.

Saat masuk tol dalam kota, antre kendaraan sudah mulai panjang tapi hanya satu loket manual dan satu otomatis yang buka. Dahlan sempat masuk loket dan membuang kursi loket yang biasa digunakan petugas.

Perintahkan tambah pintu otomatis

Menteri BUMN Dahlan Iskan, sempat mengamuk pada Jasa Marga. Hal tersebut dilakukan Dahlan saat melihat antrean 30 kendaraan di gerbang Tol Slipi.

Dari empat gerbang tol manual, hanya ada satu yang beroperasi. Dahlan pun meminta Jasa Marga memikirkan solusi supaya hal itu tidak terulang. Kritik Dahlan tersebut dijawab PT Jasa Marga dengan memasang alat e-toll pass di 38 gardu e-toll. Alat tersebut membuat masyarakat tidak perlu membuka kaca kendaraan untuk bertransaksi. Pengendara hanya memperlambat laju kendaraan?

"e-toll pass sudah tersebar di ruas tol Cawang-Tomang-Cengkareng, Jakarta-Cikampek, dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta," kata Direktur Utama Adityawarman usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Rabu (9/5).

Minim penjualan e-toll card

Menteri BUMN Dahlan Iskan masih kecewa terhadap produk e-Toll card diterbitkan Bank Mandiri. Alasannya, e-Toll card ini belum ampuh memperlancar antrean di gerbang tol.

"Terus terang saya tidak puas. Tapi saya harus toleran memberikan waktu kepada mereka karena waktu saya jadi Menteri. Itu sudah terlanjur ditenderkan," ungkap Dahlan di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Menurut data Jasa Marga, hingga Juni 2012 e-Toll card yang telah terjual mencapai 919.000 kartu. Namun, Dahlan berharap supaya bisa dikembangkan dan digencarkan lagi. Dahlan pun, pada tahun yang sama sampai jualan e-toll pada pengguna jalan tol untuk sosialisasi kartu elektronik tersebut.

Penerangan tol tidak pakai solar cell

Menteri BUMN Dahlan Iskan memerintahkan Jasa Marga untuk mengganti lampu penerangan jalan, dengan bahan bakar yang hemat energi. PT Jasa Marga mengganti penerangan jalan tol dari Bandara Soekarno Hatta hingga Cawang menggunakan solar cell (panel surya).

Jasa Marga nampaknya keberatan dengan usul itu. Mereka mengklaim harus merogoh kocek Rp 35 miliar untuk memasang 1.506 lampu yang menggunakan tenaga solar cell, dan sekitar 600 lagi yang menggunakan hidrolik.

"Pak Dahlan menganjurkan ujung bandara sampai cawang memasang solar cell, Sesuatu yang luar biasa, di belahan dunia berlomba lomba menggunakan sinar matahari yang luar biasa, ini yang terpikir dan terbukti," kata Direktur Jasa Marga Adityawarman di Jakarta, Senin (4/6).