Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Indikasi masyarakat mulai tinggalkan uang tunai

4 Indikasi masyarakat mulai tinggalkan uang tunai ilustrasi Kartu Kredit. Ilustrasi shutterstock.com

Merdeka.com - Masyarakat kelas menengah dinilai telah meninggalkan kebiasaan penggunaan uang tunai dan mulai menggunakan kartu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Itu merupakan hasil survei yang dilakukan oleh pusat kajian konsumsi masyarakat kelas menengah atau Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) di enam kota.

"Sebagian masyarakat kelas menengah telah meninggalkan transaksi di kantor cabang dan lebih sering menggunakan kartu sebagai alat pembayaran," ujar Direktur CMCS Yuswohady.

Dari 1.532 orang yang survei, 33,5 persen menyatakan telah meninggalkan transaksi tunai. Mereka mulai intensif bertransaksi elektronik seperti menggunakan kartu kredit, kartu debit, internet banking, mobile banking, dan sebagainya.

"Dengan tren ini, kelas menengah Indonesia siap menyongsong era branchless banking," jelasnya.

Industri perbankan sendiri menilai kehadiran uang tunai justru merugikan perekonomian nasional. Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji mengatakan, transaksi menggunakan uang tunai bersifat mahal. Salah satunya pada aspek penghitungan.

"Uang tunai itu musuhnya bank karena susah ngitungnya. Maka kita terus kurangi peran dari uang tunai," ujarnya dalam penandatanganan kerja sama pemanfaatan EDC Link di Gandaria City, Jakarta.

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik makin digemari masyarakat. Ini terlihat dari catatan bank sentral di mana frekuensi penggunaan APMK meningkat pesat.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas memaparkan, sepanjang 2013, penggunaan kartu ATM/Debit mencapai Rp 10 triliun per hari dari Rp 8 triliun per hari pada 2012.

"Kartu kredit Rp 600 miliar per hari dari Rp 553 miliar per hari," kata Ronald di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.

Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Yura Djalins mengungkapkan, bank sentral menghabiskan anggaran setidaknya Rp 3 triliun per tahun dalam memproduksi uang tunai.

"Rp 3 triliun itu untuk biaya mencetak, menyimpan, dan memusnahkan uang," jelasnya.

Untuk berangkat menuju negara maju memang Indonesia perlu mentransformasi gaya transaksi. Indonesia sepertinya siap menuju ke sana. Apa saja indikasinya? Berikut merdeka.com mencoba merangkumnya.

Beli barang pakai kartu kredit mulai diminati

Survei yang dilakukan oleh pusat kajian konsumsi masyarakat kelas menengah atau Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) di enam kota menunjukkan, masyarakat kelas menengah Indonesia mulai akrab dengan gaya hidup tanpa uang tunai (cashless lifestyle). Sekitar 24 persen responden mengaku berbelanja dengan kartu debit, internet banking 23 persen dan kartu kredit 13 persen."Banyak yang menilai cara mencicil pembayaran barang melalui kartu kredit baik dilakukan. Temuan ini menarik ditengah budaya masyarakat Indonesia cenderung menghindari utang," ujar Direktur CMCS Yuswohady.

Bayar angkutan umum pakai e-money

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan sistem pembayaran electronic ticketing berbasis E-Money atau uang Electronic Multi Issuer untuk bus TransJakarta. Sistem pembayaran ini mengikuti sistem yang sudah terlebih dahulu diterapkan di Trans Jogjakarta dan Trans Batik Solo di Solo, Jawa Tengah."Tujuan penerapan sistem ini bagi penumpang lebih cepat dan praktis dalam bertransaksi, bagi manajemen TransJakarta lebih aman, transparan dan akuntabel dan bagi Pemerintah adalah untuk lebih cepatnya terbentuk Cashless Society," ujar Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Muhammad Akbar.Akbar menjelaskan sistem e-ticketing ini sudah siap diterapkan di koridor 1 rute Blok M-Kota. Sedangkan, koridor yang lain akan segera menyusul dalam tiga sampai empat bulan ke depan. Pantauan merdeka.com, tampak di panggung utama terdapat spanduk yang bertuliskan tagline "Hari Gini Pakai Uang Tunai? Pakai kartu prabayar e Ticket Transjakarta!"Sementara itu, bank yang sudah bekerja sama seperti Bank BNI, Mandiri, BRI, BCA, dan Bank DKI.Vendor yang mengerjakan sistem e-ticketing ini adalah PT. Gamatechno Indonesia salah satu perusahaan milik Universitas Gadjah Mada, ini merupakan vendor yang sama untuk sistem di Jogja dan Solo. Dengan demikian, sistem ini sepenuhnya dikembangkan dan Hak intelektualnya dimiliki oleh perusahaan asli Indonesia.

Transaksi uang elektronik capai Rp 8,7 M per hari

Bank Indonesia (BI) mencatat penggunaan uang elektronik saat ini mencapai Rp 8,7 miliar per hari dengan volume transaksi 420.000 per hari. Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Rosmaya Hadi, mengatakan pencapaian ini artinya menunjukkan minat penggunaan uang cash di masyarakat mulai berkurang.Cara ini diharapkan dapat menjangkau semua masyarakat luas. "Saat ini sudah ada 17 penerbit uang elektronik, 8 dari bank umum, 1 BPD, dan 8 LSB," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/4).Menurutnya, penggunaan uang elektronik tersebut sudah diatur melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 16/8/PBI/2014 tentang uang elektronik. Di mana, peraturan ini sudah ada sejak 2009, dalam PBI No. 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan Atas PBI No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik.Selain itu, aturan baru ini juga berupaya mendorong peningkatan penggunaan uang elektronik. "Serta penegasan kewenangan BI dalam pembatasan izin industri uang elektronik," tutup dia.

Telpon genggam jadi lebih penting dibanding dompet

Sepuluh tahun lalu tak ada yang mengira, saat ini 90 persen transaksi harian sudah menggunakan uang elektronik. Penggunaan uang elektronik berguna untuk menekan tingkat konsumsi masyarakat."Telepon genggam sudah menggantikan fungsi dompet," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas di balai pertemuan Yayasan Nurul Islam RT 15, RW03, Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.Di tempat itu, dia meresmikan uji coba penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersyarat kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH) menggunakan Uang Elektronik Melalui Agen Layanan Keuangan Digital (LKD).Dia mengungkapkan, penyaluran bantuan sosial untuk peserta PKH biasanya melalui kantor pos. Dengan kemajuan teknologi, saat ini bantuan sosial untuk keluarga sangat miskin (KSM) memiliki anak balita, anak usia sekolah, dan ibu hamil tersebut bisa ditarik dengan menggunakan telepon seluler terdaftar melalui perantara agen LKD."Biasanya disalurkan tunai, saat ini dialihkan menjadi nontunai."

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Ungkap Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi dan Penegakan Hukum Baik

Survei Indikator Ungkap Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi dan Penegakan Hukum Baik

Survei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga

Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.

Baca Selengkapnya
Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Tak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini

Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya