Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Fakta impor daging beku tak turunkan harga & malah bikin rugi

4 Fakta impor daging beku tak turunkan harga & malah bikin rugi Harga Daging Sapi. ©2012 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Harga daging sapi di sejumlah pasar masih bertahan tinggi di kisaran Rp 120.000 per kilogram. Padahal, Presiden Joko Widodo menginginkan harga daging hanya Rp 80.000 per kilogram saat bulan Ramadan dan jelang Lebaran tahun ini.

Berbagai cara dilakukan pemerintah, termasuk mengimpor daging sapi beku dari beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru dan India. Namun, impor daging beku ternyata belum ampuh menurunkan harga.

Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan bakal mengimpor 10.000 ton daging beku hingga akhir tahun ini. Namun, 5.000 ton akan dikebut untuk didistribusikan menjelang Lebaran tahun ini.

"Kita menambah pasokan, kita lihat yang penting turun dulu. Sekarang alhamdulillah tidak naik. Landai artinya artinya ada efek dikit meski kelihatannya pasokan belum cukup. Nah, kita mau tambah biar tren turun. Kalau sudah turun sudah enak. Target kita kan Rp 80.000," ujar Direktur Komersil Bulog, Fazri Sentosa di Pasar Rawamangun, Jakarta, Jumat (9/6).

Sampai saat ini, kata dia, dari 5.000 ton daging beku yang ditargetkan untuk puasa dan Lebaran, pihaknya sudah mendistribusikan ke konsumen sebanyak 960 ton. Diharapkan, sisanya sebanyak 2.900 ton bisa cepat masuk.

"Kalau daging yang sudah masuk ke bulog 2.100 ton. Cuma masalah kita di logistik," kata dia.

Namun demikian, Kepala Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf mengatakan, upaya untuk membuat harga daging menjadi murah tidak bisa dilakukan sepihak. Perlu koordinasi dan kerja sama antar lembaga untuk saling mendukung menyelesaikan akar permasalahan dari mahalnya harga daging.

"Perlu waktu yang jangka menengah panjang untuk menyelesaikan persoalan ini. Sehingga koordinasi misalnya dari kementerian perdagangan, Kementerian pertanian, termasuk kementerian perindustrian sangat penting karena ini yang akan menyiapkan pekerjaan sebagian orang yang berada di rantai distribusi yang panjang itu," ujar Syarkawi Rauf di kantornya, Jakarta, Selasa (7/6) malam.

Selain koordinasi, ada hal lainnya yang perlu dilakukan pemerintah. Pertama, dengan menyederhanakan rantai distribusi. Rantai distribusi yang panjang membuat pedagang di kalangan menengah dan atas memainkan harga.

"Kedua, pemerintah perlu memberikan insentif terhadap transportasi untuk distribusi sehingga harga di end user tidak terlalu mahal. Kemudian bantu transportasinya, saya kira tinggal ini harus diintensifkan subsidi transportasi kapal ternak bisa jauh lebih efektif. Kemudian, berikan insentif segala bentuk retribusi, baik yang dipungut oleh pemerintah secara resmi maupun misalnya di pasar-pasar itu kan ada pemain-pemain informal juga," jelasnya.

Apa yang dikatakan ketua KPPU ada benarnya. Meski sudah ada daging beku, harga daging di pasar masih saja bertahan tinggi. Bahkan, daging beku cenderung tak laku dan hanya membuat rugi.

Berikut penjelasannya.

Daging beku banyak lemak

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan kualitas daging sapi impor dan daging sapi lokal mempengaruhi tingkat beli masyarakat. Meski harga daging impor hanya sebesar Rp 80.000, namun kualitas daging yang dimiliki belum tentu lebih baik dari daging sapi lokal yang harganya bisa menembus Rp 120.000.

"Kalau yang lihat kualitasnya, daging impor beku kan banyak lemaknya. Jadi yang namanya daging baru malam motong dengan yang lima hari atau sebulan jelas beda," ujar Ngadiran di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (10/6).

Sehingga, meski pemerintah bisa membuat harga daging sapi lebih murah, namun hal tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging yang berkualitas.

"Daging baru datang suruh jual Rp 80.000, masyarakat tidak bodoh lah. Tapi kalau banyak lemak gimana? Memang laku, tapi kalau nanti dimasak alot, pemerintah tidak mikir. Kenikmatannya beda," jelas dia.

Harga daging segar tetap tinggi

Sejumlah pedagang di Kota Bandarlampung menjual daging sapi dengan harga tinggi. Impor daging beku dari Australia dan Selandia Baru yang telah dipasarkan sama sekali tidak mempengaruhi harga.

"Harga daging segar sapi tetap berkisar Rp 120.000- Rp 130.000 per kg atau belum turun, karena banyak warga yang memilih daging segar dibandingkan daging beku meski harganya lebih murah," kata Andre, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Lelang Bandarlampung, seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/6).

Menurut Andre, harga daging sapi hasil penggemukan tetap tinggi karena harga sapi di feedloter atau penggemukan dan rumah potong hewan masih bertahan tinggi.

"Hari ini (Kamis) saya beli sapi seharga Rp 42.700 per kg, padahal sebelumnya Rp 42.500 per kg. Bahkan harga sapi sudah ada yang mencapai Rp 43.000 per kg. Penyebab utama tingginya harga daging sapi bukan di pengecer," pungkas dia.

Kandungan air daging beku tinggi

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebut daging sapi beku yang diimpor pemerintah memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Hal ini berpotensi merugikan konsumen.

"Kandungan air daging beku bisa mencapai 20 persen hingga 30 persen. Bila konsumen membeli satu kilogram daging beku, volume dagingnya hanya tujuh ons hingga delapan ons saja," kata Tulus di Jakarta, Sabtu (11/6).

Tulus menyebut, daging beku akan mengalami penyusutan volume setelah mencair. Hal itu akan merugikan konsumen karena tidak mendapatkan volume sesuai yang mereka beli.

"Jadi harga daging sapi beku sebenarnya tidak murah karena akan mengalami penyusutan volume," ujarnya.

Rugikan pedagang tradisional

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi mengatakan menjual daging sapi beku akan merugikan pedagang tradisional yang tidak memiliki lemari pendingin.

"Pedagang tradisional tidak memiliki lemari pendingin untuk menyimpan daging sapi beku. Bila dijual secara terbuka, daging hanya tahan maksimal tiga jam," kata Tulus seperti ditulis Antara, Sabtu (11/6).

Menurut Tulus, bila dibiarkan di udara terbuka selama tiga jam, daging beku akan mencair dan merusak kualitas daging. Hal itu akan merugikan pedagang karena konsumen tidak mau membeli daging kualitas buruk.

Harga daging sapi segar yang cukup tinggi, hingga mencapai Rp 120.000 per kilogram mendorong masyarakat untuk beralih ke daging beku. Pemerintah telah berupaya menekan harga daging sapi, salah satunya dengan rencana mengimpor dari Australia, Selandia Baru dan India.

Tulus mengatakan, impor daging sapi memang merupakan salah satu solusi paling praktis untuk menurunkan harga dalam jangka pendek. Konsumen memerlukan kepastian harga daging yang lebih terjangkau.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia

Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia

Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.

Baca Selengkapnya
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai

Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai

Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam Potong Melonjak hingga Rp45.000 per Kg

FOTO: Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam Potong Melonjak hingga Rp45.000 per Kg

Melansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.

Baca Selengkapnya
Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran

Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran

Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya
Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian

Ingat, Kuota Impor Daging Sapi Harusnya Mengacu Rekomendasi Kementerian Pertanian

Dalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.

Baca Selengkapnya