Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Aspek ekonomi RI turun tajam akibat tertekan gejolak dunia

4 Aspek ekonomi RI turun tajam akibat tertekan gejolak dunia Ilustrasi krisis keuangan. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia tengah dihadapkan pada ketidakpastian global, seperti kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, perang dagang China-AS, dan krisis keuangan Turki. Bahkan di dalam negeri pun Indonesia harus melewati tahun politik.

Hal-hal tersebut tentunya akan memengaruhi berbagai aspek, salah satunya ekonomi. Di balik kabar gembira mengenai kemiskinan RI yang didaulat menjadi yang terendah sejak era krisis moneter, Indonesia harus menerima kenyataan turunnya berbagai aspek ekonomi.

Berikut 4 aspek ekonomi Indonesia yang turun tajam akibat gejolak dunia.

Realisasi investasi asing terendah sejak 2013

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal II-2018 mencapai Rp 176,3 triliun, angka ini turun 4,9 persen dibandingkan kuartal I-2018 sebesar Rp 185,3 triliun.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menilai, penurunan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di kuartal II-2018 hingga 12,9 persen, merupakan yang pertama terjadi dalam 5 tahun terakhir.

"Ini pertama kali sejak 2013. Ini data kami sejak 2013. Dari 2013 itu enggak pernah kejadian," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (14/8).

Dia mengungkapkan, sejak 2017, pertumbuhan investasi asing memang terus mengalami perlambatan. Hingga akhirnya pada kuartal II ini realisasi investasi ini mengalami penurunan.

Impor Juli 2018 tertinggi sejak 2008

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Juli 2018 sebesar USD 18,27 miliar, naik 62,17 persen apabila dibandingkan dengan kondisi impor pada Juni 2018. Impor ini merupakan terbesar sejak Januari 2008.

"Impor Juli 2018 terbesar sejak Januari 2008," ujar Kepala Sub Direktorat Impor BPS, Rina Dwi Sulastri, Jakarta di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (15/8).

Menurut data BPS, impor nonmigas selama Juli 2018 mencapai USD 15,66 miliar atau naik 71,54 persen dibanding Juni. Sementara impor migas pada Juli sebesar USD 2,61 miliar.

Naiknya impor migas selama Juli 2018 disebabkan oleh meningkatnya impor melalui beberapa negara. Di antaranya Tiongkok sekitar 93,44 persen, Jepang 75,79 persen dan Amerika Serikat 67 persen.

Nilai tukar Rupiah terburuk sepanjang sejarah

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah beberapa hari ini. Bahkan, nilai tukar sempat menyentuh level Rp 14.644 per USD.

Pengamat ekonomi, Faisal Basri menyebut bahwa kondisi nilai tukar saat ini merupakan terburuk sepanjang sejarah.

"Nilai tukar Rupiah terburuk sepanjang sejarah ini sekarang. Terburuk sepanjang sejarah," kata Faisal dalam sebuah acara diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (15/8).

Faisal membandingkan kondisi saat ini dengan beberapa tahun ke belakang. Tahun ini, rata-rata nilai tukar Rupiah tidak lebih baik bahkan dari tahun 1998. "Rata-rata setahun tahun 1998 itu rata - rata Rupiah cuma 10.000. Sekarang 13.889. Terburuk sepanjang sejarah rata-rata setahunnya," ujarnya.

Dia menegaskan, Rupiah memang pernah jauh lebih buruk dari sekarang. Namun kondisi tersebut hanya berlangsung dalam hitungan hari tidak berlarut-larut seperti sekarang ini. "Pernah kita 17.000, Rp 16.000, tapi cuma dua hari. Jadi pemerintah cepat bertindak."

Defisit perdagangan terbesar sejak Juli 2013

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Juli 2018 mengalami defisit sebesar USD 2,03 miliar. Angka ini merupakan defisit terbesar sejak Juli 2013.

"Neraca perdagangan kita pada Juli 2018 mengalami defisit USD 2,03 miliar. Jadi tahun ini, Januari defisit, Februari defisit, Maret surplus, April defisit, Mei defisit, Juni surplus dan Juli kembali defisit," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Rabu (15/8).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit ini terjadi karena anomali dari masa libur panjang puasa dan Lebaran Juni 2018 ke Juli 2018. Untuk itu, seharusnya faktor libur panjang puasa dan Lebaran dipisahkan untuk melihat perbandingan secara total.

"Statistik yang Juli ini agak anomali karena kemarin kan ada libur panjang. Jadi ada kegiatan impor, terutama itu banyak yang dilakukan sebelum Lebaran dan libur panjang dan kemudian dikompensasi pada bulan Juli. Jadi mungkin itu salah satu deviasi statistik yang perlu dibersihkan dulu untuk melihat trennya secara total," ujarnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (15/8).

Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan, apapun persoalan statistiknya pemerintah akan tetap fokus melakukan perbaikan dari sisi neraca pembayaran baik defisit neraca perdagangan maupun defisit transaksi berjalan.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gerindra Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh
Gerindra Ungkap Isi Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh

Keduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh

Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Ekonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Ekonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi

Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.

Baca Selengkapnya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.

Baca Selengkapnya