2017, Ekspor teh Indonesia ke Amerika Serikat anjlok 19 persen
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat penurunan ekspor teh Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Pada 2017 nilai ekspor teh sebesar USD 7,10 juta atau turun 19 persen dibandingkan 2016 yang mencapai USD 8,90 juta.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius A. Budiman mengatakan, untuk menggenjot kembali ekspor teh Indonesia, ITPC LA akan melakukan promosi teh premium Indonesia melalui pameran World Tea Expo pada Juni 2018 di Las Vegas, AS.
Sementara, secara total, ekspor produk makanan minuman ke AS pada 2017 meningkat sebesar 18,3 persen, menjadi USD 1,4 miliar. Khusus untuk produk condiment, nilai ekspor Indonesia ke AS di 2017 tercatat sekitar USD 3 juta, atau naik 22,23 persen.
Untuk produk gula aren, saat ini Indonesia berada di peringkat ke-4 di pasar AS dengan pangsa pasar sebesar 5,51 persen. Ekspor produk tersebut pada 2017 mencapai USD 30 juta atau naik 13,96 persen dibandingkan pada 2016.
Peningkatan ekspor juga terjadi untuk segmen makanan ringan berupa keripik yang mencapai USD 618.000, atau naik 21 persen dibandingkan pada 2016.
Dia mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan turut serta pada Natural Product Expo West (NPEW) 2018 di California.
"Keikutsertaan Indonesia pada NPEW 2018 ini memanfaatkan momentum pertumbuhan segmen pasar makanan dan minuman alami dan organik di AS. ITPC LA merangkul sejumlah pengusaha produk terkait untuk berpartisipasi pada pameran ini," kata Antonius seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/3).
Berbagai produk ditampilkan dalam pameran itu, yaitu varian teh seperti teh hijau, teh hitam, dan teh Oolong dari Lebak, Banten, yang telah medapatkan sertifikasi organik dari badan IMO, Swiss. Selain itu, ada juga keripik berbahan dasar 100 persen ubi jalar dan gula aren yang terbuat dari getah pohon kelapa.
Kemudian, ada juga produk inovatif lainnya yang dipamerkan yaitu 'jerky' atau makanan ringan dengan cita rasa gurih yang terbuat dari daun singkong dan 'torch ginger sambal' yang terinspirasi dari sambal kecombrang asal Bali.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaEkspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi
Sido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaKerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat
Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca Selengkapnya