13 PTPN akan Digabung Jadi 2 Subholding Sawit dan Perkebunan, Rampung Mei 2023

Rabu, 22 Maret 2023 21:00 Reporter : Idris Rusadi Putra
13 PTPN akan Digabung Jadi 2 Subholding Sawit dan Perkebunan, Rampung Mei 2023 Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani. Istimewa

Merdeka.com - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengumumkan secara resmi rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding. Rencana ini akan dilaksanakan dalam dua bulan ke depan. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari transformasi menyeluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan,

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Sedangkan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV akan bergabung ke dalam PTPN I atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding SupportingCo.

Rencana penggabungan ini adalah sejalan dengan rencana strategis pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

"Penggabungan Sub Holding PalmCo dan SupportingCo diharapkan akan segera terlaksana dalam waktu dua bulan ke depan atau bulan Mei 2023m," ucap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, Muhammad Abdul Ghani saat menyampaikan pengumuman resmi rencana penggabungan pembentukan PalmCo dan SupportingCo di Jakarta, Rabu (22/3).

Sub Holding PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng.

Selain itu, PalmCo berencana akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO/tahun pada tahun 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40. Tak hanya itu, pembangunan pabrik Bio CNG pada 6 Unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai tahun 2024 melalui kerja sama kemitraan dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai dengan tahun 2026.

Sedangkan SupportingCo menurut Abdul Ghani, akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, seperti green business.

2 dari 2 halaman

Dengan penggabungan, Holding Perkebunan Nusantara yang awalnya memiliki 13 anak perusahaan PTPN (PTPN I-XIV) akan menjadi tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan, yaitu SugarCo (telah berdiri 2021) yang akan merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional, sedangkan PalmCo akan meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit. Kemudian SupportingCo yang akan menjadi pengelola aset perkebunan unggul.

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo adalah bagian dari transformasi PTPN, di mana dalam 2 tahun terakhir transformasi PTPN menghasilkan kinerja yang meningkat.

Pada 2021, PTPN Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,64 triliun dan dan EBITDA sebesar Rp14,18 triliun. Kemudian pada 2022, laba bersih mencapai Rp6,02 triliun, atau naik 30 persen secara tahunan (YoY), dan EBITDA sebesar Rp15,83 triliun.

Diharapkan, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu Ha pada tahun 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.

Terkait minyak goreng, PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO. "Melalui pembentukan PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Diperkirakan produksi minyak goreng PTPN akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026," ujar Abdul Ghani.

Baca juga:
PTPN: Dua Minggu Saja Kita Tidak Ekspor Kelapa Sawit, Banyak Negara Teriak-Teriak
Kembangkan Biomethane, PTPN III Gandeng PGN dan Konsorsium Jepang
Perluas Bisnis EBT dan Minyak Goreng, PTPN III Kolaborasi dengan Perusahaan Korea
Jadi Produsen CPO Terbesar Dunia, Indonesia Harus Punya Acuan Harga Sendiri`
Tertinggi Sepanjang Sejarah Perusahaan, Holding PTPN Raup Laba Rp5,5 Triliun di 2022
PTPN III Beberkan Kronologi Bentrokan Petugas Keamanan & Warga Areal HGU Kebun Bangun

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini