'Titisan' Jenderal Hoegeng, Para Polisi Ini Pilih Mulung-Jualan Ketimbang Korupsi
Merdeka.com - Polri harus bangga memiliki anggota di bawah ini. Mereka memilih untuk berjualan dan mulung untuk mendapatkan uang tambahan buat mencukupi kebutuhan hidup keluarga dari pada menerima sogok dan korupsi.
Polisi-polisi jujur ini mengingatan pada sosok mantan Kapolri Jenderal Hoegeng yang dikenal sebagai polisi jujur, tak pernah menerima suap atau korupsi dan memiliki idealisme. Karenanya, tak berlebihan jika para polisi jujur ini disebut 'titisan Jenderal Hoegeng'.
Penasaran siapa saja anggota Polri tersebut? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (16/10/2020), simak ulasan informasinya berikut ini.
Jadi Tukang Nasi Goreng
Aiptu Sutrisno, salah seorang anggota polisi ini rela bekerja keras mencari penghasilan tambahan dari menjual nasi goreng. Pekerjaan sambilan ini bahkan sudah dilakoninya selama 7 tahun. Hal ini dilakukannya untuk mengumpulkan dana tambahan biaya pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perkuliahan. Kini, sang putri sulung telah berhasil lulus dan menjadi dokter di Semarang. Meski begitu, kerja sambilan menjadi tukang nasi goreng masih dilakoninya.
Channel YouTube TRANS7 OFFICIAL ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari channel YouTube TRANS7 OFFICIAL, sudah 28 tahun dirinya menjadi polisi, sejak Bintara Dua hingga diangkat Aiptu. Selama ini Sutrisno bertugas di Polrestabes Semarang. Setiap harinya dia melayani masyarakat untuk mengambil sidik jari sebagai syarat pembuatan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Sutrisno mengaku bahwa pendapatannya menjadi polisi tidak cukup untuk biaya kuliah anak. Hal inilah yang menggerak Aiptu Sutrisno membuka bisnis kuliner nasi goreng.
"Gaji saya nggak mungkin cukup untuk membiayai anak saya kuliah. Karena di kedokteran, terus terang biayanya mahal," kata Sutrisno seperti dikutip dari channel YouTube TRANS7 OFFICIAL.
Jadi Pemulung
Berbeda dengan Aiptu Sutrisno, Bripka Seladi memilih bekerja sambilan menjadi pemulung plastik serta barang bekas. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan uang tambahan yang halal. Tentu saja, pekerjaan tersebut dilakukannya di luar jadwal piket beliau menjadi seorang polisi. Anggota Satuan Lalu Lintas Polresta Malang ini dengan cekatan memilah barang yang sekiranya masih bisa dijual dari tumpukan-tumpukan sampah."Ini rezeki, kenapa harus dibuang-buang. Sampingan saja, satu jam atau dua jam waktu luang saya manfaatkan untuk kegiatan ini. Yang terpenting juga jangan sampai melupakan tugas utama nya sebagai polisi," kata Seladi di Kecamatan Klojen, Kota Malang.
©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
Selama bekerja, Bripka Seladi dibantu oleh dua orang dan salah satunya yakni putra kedua beliau. Meski baru saja selesai kuliah D2 di Universitas Malang jurusan Teknik Informatika, Rizaldy anak Bripka Seladi tidak malu sedikit pun. Bahkan keduanya tak kalah cekatan seolah mereka tengah berlomba mendapatkan sampah terbanyak. Rumah yang dijadikan tempat pengumpulan sampah pun merupakan rumah seorang teman yang dipinjam."Sejak 2008, rumah ini dipinjami teman. Kalau dulu langsung dijual ke pengepul karena tidak ada tempat, sekarang dikumpulkan baru kemudian dijual," katanya.
Ngojek
Polisi jujur berikutnya ada seorang anggota Polri bernama Brigadir Rochmat Tri Marwoto. Sejak tahun 2007 saat masa gaji kurang dari Rp1 juta, Brigadir ini telah merawat puluhan anak tidak mampu. Jumlah anak tidak mampu itu pun kian bertambah hingga 80 anak di tahun 2019. Brigadir Rochmat dan istrinya mengaku menyayangi mereka seperti anak kandung. Mereka bahkan tinggal dalam satu atap bersama dari balita hingga remaja.
Channel YouTube SCTV ©2020 Merdeka.com
Tentu hal itu tak mudah untuk dilakukan. Demi mencukupi kebutuhan makan serta sekolah, Brigadir Rochmat rela memliki pekerjaan sambilan sebagai petani dan ngojek. Meski begitu, dia tetap bisa membagi waktu kerjanya di kantor Brimob Madiun Polda Jatim."Saya punya janji, punya mimpi sama istri itu ketika nanti kita bisa makan, dua piring ibaratnya demikian, kita nyekolahin anak-anak yang kurang mampu," ujar Rochmat dalam wawancara dengan SCTV.
Jualan Cilok
Di Yogyakarta juga terdapat polisi jujur seperti anggota sebelumnya. Salah seorang anggota polisi di Polda DIY bernama Toni Purwanto rela nyambi sebagai penjual cilok demi menyambung hidup. Dikatakan, Toni sudah berjualan cilok sejak Maret 2017 dan keputusannya ini diambil usai dimutasi dari Polda Metro Jaya ke Polda DIY."Saya suka cilok. Hobi makan cilok. Dulu pulang dinas hampir selalu mampir beli cilok. Jadi saya sempat berpikir bisa tidak saja bikin sendiri dan menjualnya. Akhirnya setelah pindah ke Polda DIY saya putuskan untuk berjualan Cilok," ujar Tony saat berjualan di depan kantor BRI KCP Maguwoharjo, Jalan Raya Tajem Km 2, Senin (9/7).
©2018 Merdeka.com
Keputusannya ini juga mendapat dukungan dari pihak keluarga. Toni pun akhirnya berjualan cilok dari sore hari agar tak mengganggu pekerjaan utamanya sebagai anggota polisi. Meski tak ada larangan dari institusinya, namun pria berpangkat Bripka ini sempat dinasehati komandannya di markas. Komandan membolehkan anggotanya memiliki kesibukan lain asal jangan sampai tugas dan pengabdian sebagai polisi dikesampingkan. Tugas dan pengabdian sebagai polisi adalah yang utama."Saya mulai jualan sore hari sampai malam atau sampai dagangan habis. Jadi tidak mengganggu ketugasan saya di Polda. Tugas pokok saya sebagai polisi. Jualan cilok sebagai sampingan. Alhamdulillah pimpinan mendukung. Dulu sempat saya bawakan cilok ke kantor, rekan-rekan ikut mencicipi mereka suka dan banyak yang pesan," tutur bapak dua anak ini.
Tambal ban
Anggota satuan Sabhara Polsek Ujung Pandang, Aiptu Mustamin juga memilih menjadi seorang anggota polisi yang jujur ketimbang korupsi. Aiptu Mustamin memiliki usaha sambilan yakni tambah ban. Usaha itu digelutinya bukan hanya untuk menambah penghasilan harian keluarga, namun juga untuk orang-orang sekitar. Sebab, yang menggantikannya sebagai tukang tambal ban di pagi hari adalah tukang-tukang becak kenalannya yang mangkal di sana."Kalau pagi saya dinas. Nanti saat benar-benar lepas dinas dan tidak ada lagi perintah komandan, baru saya ke tempat usaha tambal ban. Jadi yang berjaga di situ saat pagi hari adalah tukang-tukang becak. Dia melayani kalau ada yang singgah mau tambah angin ban kendaraannya atau tambal ban," kata Aiptu Mustamin, Kamis (26/5)
©2016 merdeka.com/mappesona
Tukang becak ini tentu saja terlebih dahulu diajari. Sehingga jika penumpang lagi sepi, mereka bisa nyambi di usaha tambal ban. Apalagi usaha Aiptu Mustaminsudah didukung oleh satu mesin compressor yang dibelinya sejak tahun 1997 lalu. Warga Asrama Polisi (Aspol) Tallo Lama di Jalan Sultan Abdullah Raya ini mengaku, dirinya belajar cara mengerjakan menambal ban dari seorang kenalan. Setelah beberapa lama digeluti, usaha tambal ban ini pun bukan lagi sekadar untuk cari uang tetapi menyalurkan hobi. Makanya, kelak jika masa pensiun tiba, Mustamin mengaku tetap akan menambal ban."Sebentar lagi saya pensiun, dari pada tinggal di rumah saja yah lebih baik isi waktu dengan kegiatan menambal ban, membantu orang lain," tuturnya santai.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jejak Jenderal Hoegeng di Sumut, Datang Langsung Tolak Suap hingga Berhasil Usut Jaringan Perjudian
Jenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan Kepala Puskesmas Bojong Tersangka Korupsi, Potong & Lakukan Pungutan dari Anggaran
Sebanyak 48 orang saksi diperiksa sebelum penetapan tersangka
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok Pensiunan Jenderal Polisi Bergelar Profesor Berkali-kali Dipercaya Jokowi, Terbaru Dipilih untuk Duduki Posisi Penting
Pada tahun 2016 lalu, Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Baca SelengkapnyaKontes Fenomenal Polisi Berkumis, Mulai yang Tipis Hingga Tebal Beraksi Depan Jenderal Polisi
Sejumlah anggota berlenggak-lenggok di hadapan jenderal polisi.
Baca SelengkapnyaPrestasi Jenderal Polri ini Tak Kaleng-kaleng, Lulus S3 Jadi Doktor Beri Pesan Isinya Wajib Diikuti Semua Polisi
Berikut isi pesan dari Jenderal Polri lulusan S3 yang wajib diikuti semua polisi.
Baca SelengkapnyaSosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Dua Klaim Kriminalitas di Jakarta Turun Jelang Pencoblosan: Mereka Mau Nyoblos Dulu Kali
Seperti diketahui besok merupakan hari pemungutan suara secara serentak di seluruh Indonesia
Baca Selengkapnya