Ternyata Masyarakat di 2 Daerah ini Belum Pernah Merasakan LPG 3 Kg, Masih Andalkan Minyak Tanah
Papua dan Maluku tidak mengalami dampak dari kelangkaan elpiji 3 kilogram.

Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku menegaskan bahwa tidak ada penjualan tabung gas melon 3 kilogram di wilayah tersebut. Oleh karena itu, perubahan kebijakan penjualan LPG 3 kilogram yang dikeluarkan pemerintah tidak akan memengaruhi kemampuan masyarakat di Tanah Papua dan Maluku untuk membeli elpiji.
"Sesuai kebijakan pemerintah di Papua Maluku, program konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kilogram belum dilaksanakan," ungkap Area Manager Communication, Relation, & CSR Papua Maluku, Ispiani Abbas, pada Selasa malam (4/2/2025).
Abbas juga menyampaikan bahwa masyarakat masih mengandalkan minyak tanah bersubsidi dan LPG non-subsidi seperti Bright Gas.
"Penjualan elpiji berjalan dengan baik. Ketersediaannya lebih dari 90 hari ke depan, sehingga tak ada masalah," tambahnya.
Pertamina mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang terkait kebijakan pembelian tabung gas melon.
"Masyarakat di Papua dan Maluku dapat terus menggunakan Bright Gas seperti biasa dan kami tetap memantau untuk memastikan ketersediaan Bright Gas tetap terjaga," jelas Abbas.
Meskipun konversi gas di Papua Maluku belum dilaksanakan, Pertamina telah memiliki Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang berlokasi di Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Papua. SPBE ini akan melayani wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura, Sarmi, Keerom, dan berpotensi juga untuk dikirim ke 8 kabupaten di pegunungan.
Kehadiran SPBE di Papua diharapkan dapat membantu penyesuaian harga elpiji. Saat ini, harga elpiji untuk ukuran 5,5 kilogram mencapai Rp120-an ribu, sedangkan harga elpiji 12 kilogram adalah Rp260-an ribu.