Terapkan Tradisi Sesaji Keraton Surakarta, Memohon Covid-19 Segera Selesai
Merdeka.com - Wabah virus corona Covid-19 masih mengkhawatirkan di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, kasus yang terkonfirmasi selalu mengalami penambahan korban terinfeksi. Berbagai cara penerapan protokol kesehatan telah digalakkan di setiap kota.
Selain itu, tak jarang yang memadukan dengan tradisi dan budaya sebagai salah satu upaya penanggulangan. Seperti yang dilakukan oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Digelar upacara sesaji Mahesa Lawung di hutan Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Senin (14/12) kemarin.
Sebab masih dalam pandemi Covid-19, acara tersebut hanya dihadiri oleh sejumlah kerabat dan abdi dalem. Terselip doa tambahan, memohon supaya wabah segera selesai.
Simak selengkapnya berikut ini.
Tradisi Sesaji Keraton Surakarta
Tradisi tahunan yang dihelat oleh Keraton Surakarta kali ini terasa berbeda. Lantaran kondisi pandemi yang masih dikhawatirkan. Serta menambah menyematkan doa sebagai upaya menyelesaikan wabah virus corona.
Rombongan berangkat dari Gondorasan, kompleks keraton dipimpin Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng). Seluruh anggota membawa perlengkapan atau 'uba rampe' yang digunakan untuk proses sesaji di hutan utara Kota Solo. Termasuk kepala kerbau hitam untuk ditanam di sana.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat gelar upacara sesaji Mahesa Lawung ©2020 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Gusti Moeng mengungkapkan, kegiatan tersebut sebenarnya akan dibuka dengan doa wilujengan nagari di Pagelaran. Namun karena kondisi pandemi, batal dilakukan.
Sehingga acara sesaji langsung diberangkatkan ke alas Krendowahono, dengan menempuh waktu sekitar 45 menit.
"Polresta tidak mengizinkan untuk acara wilujengan di pagelaran. Kita langsung saja dari Gondorasan langsung menuju ke alas Krendowahono. Pesertanya sangat dibatasi," jelasnya.
Kendati para sentana dan abdi dalem jumlahnya dibatasi, Gusti Moeng tidak mempermasalahkan. Selama doa bersama yang dipanjatkan bisa disampaikan dengan baik dan benar. Salah satunya, menyematkan permohonan supaya pandemi Covid-19 di Tanah Air lekas selesai.
"Yang penting kita bisa menjalankan prosesi adat Mahesa Lawung-nya. Doa kami yang penting Covid-19 segera sirna, dan kita segera bisa beraktivitas. Semoga apa yang menjadi upaya kita bersama secara lahiriah dan batiniah dikabulkan oleh Allah untuk kebaikan kita bersama," papar Gusti Moeng.
Upacara sesaji yang disebut Mahesa Lawung ini dilaksanakan setiap tahun, pada hari ke–40 setelah acara Grebeg Maulud. Sebagai puncak acara, ditandai dengan mengubur potongan kepala dan kaki kerbau, lengkap beserta jeroan di Hutan Krendowahono.
Hutan tersebut sudah dipilih sejak dulu sebagai tempat upacara. Karena dipercaya menjadi lokasi bersemayamnya Batari Kalayuwati, sang pelindung gaib Keraton Surakarta dari sisi utara.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dapat Dukungan dari Pesilat, Ganjar Tekankan Pentingnya Membangung Seni dan Kebudayaan
Ganjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca SelengkapnyaMengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung
Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.
Baca SelengkapnyaMengenal Tarian Rentak Kudo, Kesenian Tradisional Kolosal Khas Suku Kerinci
Salah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaMeriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaMengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaMengenal Tradisi Ngarot Ala Desa Karedok Sumedang, Pameran Hasil Pertanian yang Sarat Makna
Acara Ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Baca SelengkapnyaMengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaMengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung
Upacara Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung ini telah masuk daftar Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).
Baca Selengkapnya