Taufik Hidayat Ungkap Bobrok Kemenpora: Tikusnya Banyak, Lawannya Dajjal
Merdeka.com - Mantan pebulutangkis Nasional Taufik Hidayat, secara terang-terangan membongkar praktik korupsi yang terjadi di Kementerian Pendidikan dan Olahraga tempat dimana ia pernah menjabat sebagai staf khusus.
Praktik korupsi itu dibongkar menyusul terseretnya nama Taufik dalam kasus dugaan korupsi dana hibah KONI di Kemenpora. Dalam kasus tersebut Taufik sudah beberapa kali menjalani pemeriksaan.
Berikut buka-bukaan Taufik soal bobroknya Kemenpora dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Deddy Corbuzier. Berikut informasi selengkapnya:
Taufik Hidayat Diperiksa KPK
Taufik Hidayat sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017. Ia sempat diperiksa oleh KPK terkait kasus korupsi mantan menteri olahraga, Imam Nahrawi.
Saat hadir sebagai saksi, Taufik mengaku pernah menjadi kurir penerima uang untuk Imam Nahrawi yang didakwa menerima suap sebesar Rp11,5 miliar dan gratifikasi Rp8,648 miliar dari sejumlah pejabat Kemenpora dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Taufik Hidayat Tidak Tahu Uang yang Diberikan ke Imam Nahrawi
Youtube/Deddy Corbuzier ©2020 Merdeka.com
Dalam video podcast-nya bersama Deddy Corbuzier, Taufik mengaku tidak mengetahui dan tidak menaruh rasa curiga saat ia diminta untuk mengantarkan uang kepada Imam Nahrawi. "Kirain kan orang cuma nitip buat bantuan kali ya mungkin sesuatu buat ucapan terima kasih kali ya, kan gue enggak tahu," kata Taufik.
Taufik Ungkap Banyak Tikus
Lebih lanjut lagi, Taufik dengan terang-terangan memberikan pernyataan pedas terkait instansi Pemerintah (Kemenpora), dan menyebut banyak tikus-tikus kantor disana. "Asli gue kapok si, gue yang tadinya cuma pengin belajar ternyata waduh enggak sejalan nih.Kalau sekarang kasarnya gue berpikir siapapun disitu menterinya akan sama saja, itu harus setengah gedung dibongkar tikusnya banyak. Banyak banget," kata Taufik.
Katakan di Dalam Gedung Parah
Youtube/Deddy Corbuzier ©2020 Merdeka.com
Taufik pun membeberkan jika banyak oknum yang biasa memanfaatkan keadaan. "Gue yang sampai sekarang berpikir aja, padahal yang di dalam situ (Kemenpora) lebih parah.Sekarang gini misal gue minta tolong sama orang yang jaga 'tolong beliin lontong dong' pasti kembaliannya kan gue kasih kan sekarang kan salah hukumnya," kata Taufik.
Awal Ingin Bantuin Para Atlet
Dalam video tersebut, Taufik mengaku jika tujuan awalnya ia masuk ke Pemerintahan ingin membantu para atlet agar lebih mudah saat mengurus soal pendana-an. Namun, sejak namanya terseret dalam kasus korupsi Imam Nahrawi, Taufik mengaku kapok. "Gue tahu gue pengin benerin dan bantu atlet karena dulu gue jadi atlet tau betapa sulitnya. Gue beneran akhirnya berpikir yang udahlah gue sekarang mikirin sendiri aja kerja sendiri mikirin olahraga sampai kiamat juga enggak bakalan maju," ungkap Taufik.
Deddy Corbuzier: Lawannya Dajjal ya
Youtube/Deddy Corbuzier ©2020 Merdeka.com
Di tengah perbincangannya, Deddy Corbuzier mengatakan sebuah pernyataan yang bernada sindiran dan disambut tawa oleh Taufik Hidayat. "You are the best man di bulu tangkis yang otaklu cuma menang menang menang karena lawan lu kan orang bukan dajjal," kata Deddy. "Gue masuk situ lawannya dajjal ya," jawab Taufik sambil tertawa.
Modus Korupsi
Dalam kesempatan tersebut, Taufik juga memberikan contoh ketika beberapa oknum berusaha memanfaatkan keadaan untuk melancarkan aksinya mendapat keuntungan. "Sekarang kaya gini deh ada atlet 500 kita di pelatnasin di hotel, biasanya per atlet jatahnya Rp500 ribu.Kalau kita masukin orang banyak ke hotel kan suka dapat diskon kan, Rp100 ribu dikali 1000 per hari selama hitungan bulan," ungkap Taufik."Gila itu uang kalau dilimpahkan untuk fasilitas atlet, men," jawab Deddy kaget.
Tidak Ada Bukti
Youtube/Deddy Corbuzier ©2020 Merdeka.com
Meski begitu, Taufik mengaku jika hal-hal yang ia saksikan secara langsung tidak bisa diperkarakan lebih lanjut dikarenakan tidak adanya bukti yang kuat. "Tapi kan enggak tahu kan, yang gue rasain yang gue pernah lihat seperti itu. Cuman emang enggak ada bukti apa yang mau dibuktiin. Dengan omongan doang? siapa yang percaya," ungkap Taufik.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tersandung Korupsi, Eks Wali Kota Bima Segera Disidang
"Pelimpahan berkas perkara dan surat dakwaan ke Pengadilan Tipikor segera dilaksanakan Tim Jaksa dalam waktu 14 hari kerja," tutur Kabag KPK Ali.
Baca SelengkapnyaKejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah
Ketut menyebut, penetapan lima tersangka itu dilakukan pada Jumat, 16 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaOTT KPK di Labuhanbatu Terkait Korupsi Pengadaan Barang & Jasa, Bupati Erik Adtrada Ritonga Ikut Terjaring
Nawawi belum memberikan keterangan lebih lanjut soal sektor pengadaan barang dan jasa yang menyeret bupati Labuhan Batu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Empat Terdakwa Dugaan Korupsi Pemanfaatan Aset Pemprov NTT di Labuan Bajo Divonis Bebas, Ini Alasan Hakim
Empat terdakwa kasus dugaan korupsi pemanfaatan aset milik pemerintah provinsi NTT di Labuan Bajo divonis bebas.
Baca SelengkapnyaHakim Bacakan Vonis Eks Pejabat Pajak Rafael Alun Trisambodo Besok
Majelis hakim dijadwalkan membacakan vonis terhadap Rafael Alun Trisambodo dalam perkara gratifikasi dan TPPU di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
Baca SelengkapnyaUsut Dugaan Korupsi Dana Hibah Rp60 Miliar, Kejari Periksa Ketua KONI dan Mantan Kadispora Makassar
Setidaknya anggaran sekira Rp60 miliar diselidiki Kejari Makassar tahun anggaran 2022 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaKejagung Tetapkan Tersangka Baru Kasus Korupsi Komoditi Timah, Ditahan di Rutan Pondok Bambu
Sudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,
Baca SelengkapnyaTruk-Truk Bergambar Hendi Terlihat di Jateng, LKPP Sebut Kegiatan Bakti Sosial
Sejumlah petugas berkaos putih dengan memakai topi senada pun terlihat mengawal dropping kantong-kantong kain tersebut.
Baca SelengkapnyaTim Hukum AMIN Minta DKPP Pecat Seluruh Komisioner Bawaslu, Ini Sederet Alasannya
Bawaslu dianggap tidak transparan dan tidak profesional dalam menjalankan tugas
Baca Selengkapnya