Tangis Pilu Tim Rescue Korban Gempa Turki, Disebut Lebih Buruk dari Pemboman Syria

Kamis, 9 Februari 2023 14:15 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini
Tangis Pilu Tim Rescue Korban Gempa Turki, Disebut Lebih Buruk dari Pemboman Syria Kota Kahramanmaras yang jadi pusat gempa Turki. ©REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2). Gempa yang terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat ini getarannya bahkan terasa sampai Lebanon, Siprus, Yunani dan Israel.

Akibat gempa tersebut, begitu banyak bangunan yang runtuh dan menyebabkan setidaknya ribuan orang diperkirakan tewas di kedua negara. Tim penyelamat dari berbagai negara pun masih terus berusaha mengevakuasi korban dari reruntuhan bangunan.

Tak sedikit dari para tim penyelamat yang menangis pilu melihat kondisi korban gempa dahsyat itu. Bahkan, efek gempa bumi ini disebut-sebut lebih buruk dari pemboman Syria.

Melansir dari Al Jazeera, Kamis (9/2), berikut tangis pilu tim penyelamat korban gempa Turki saat mengevakuasi para korban.

2 dari 5 halaman

Tangis Pilu Tim Penyelamat Korban Gempa

Melansir dari akun YouTube Al Jazeera English, terlihat bagaimana seorang pria dari salah satu tim penyelamat menangis pilu di antara reruntuhan. Ia menangis saat mengevakuasi para korban yang terjebak dalam reruntuhan akibat gempa dahsyat yang menimpa.

tangis pilu tim penyelamat korban gempa turki
YouTube Al Jazeera English ©2023 Merdeka.com

"Seperti yang kamu lihat, bangunan berguncang dan sekarang orang-orang terjebak di bawahnya," ujar salah seorang tim penyelamat dengan menangis pilu.

"Berapa banyak yang terluka?," tanya pria ini.

"Kamu tidak dapat menghitungnya. Aku bersumpah, kamu tidak dapat menghitungnya," jawabnya masih menangis pilu.

3 dari 5 halaman

Jeritan Korban

tangis pilu tim penyelamat korban gempa turki
YouTube Al Jazeera English ©2023 Merdeka.com

Ia juga tak kuasa mendengar teriakan wanita yang menjadi korban gempa. Ia masih terjebak di bawah reruntuhan. Jeritannya mampu membuat pria ini menangis pilu.

"Dengarkan saja teriakan wanita ini, di sini," katanya.

"Jeritannya," lanjutnya masih menangis sesegukan dengan pilu.

4 dari 5 halaman

Lebih Buruk dari Pemboman Syria

Salah seorang wanita Syria yang selamat dari gempa bumi di Provinsi Hatay memberikan kesaksiannya. Ibu dari empat anak ini mengaku merasa akan meninggal dunia saat gempa pertama terjadi. Ia merasa rumah mereka akan menelan keluarganya, terlebih listrik juga turut padam.

Meski begitu, mereka berhasil lari keluar. Tangisan, ratapan, ketakutan, rasa dingin dan hujan menyambut mereka. "Itu lebih buruk dari pengeboman di Suriah, lebih buruk dari jet tempur," ujarnya.

Menurutnya, ketika jet datang untuk melakukan pemboman, kalian bisa mendengarnya. Kalian juga bisa mengetahui jika mereka akan datang dan kalian bisa bersembunyi. Namun, berbeda dengan gempa bumi, di mana kalian tidak tahu kapan akan terjadi.

"Kami keluar dan tinggal di bawah pohon dalam cuaca dingin, karena bumi terus berguncang. Kami kedinginan jadi kami menyalakan api kecil agar tetap hangat. Tidak ada tempat untuk pergi dan kami terlalu takut untuk kembali ke dalam rumah kami yang masih berdiri namun rusak akibat gempa," ungkapnya dikutip dari Al Jazeera.

5 dari 5 halaman

Harga Melonjak Tajam

Dijelaskan, pemerintah kota telah mendirikan beberapa tenda pengungsi untuk para korban berlindung. Akan tetapi diungkapkan tidak ada bantuan yang sampai ke mereka. Bahkan mereka tidak bisa menemukan toko roti untuk membeli dan mengonsumsinya.

"Saya berkeliling ke seluruh kota mencari makanan untuk anak-anak kami dan tidak dapat menemukan apa pun kecuali biskuit dan samoon (sejenis roti) dan itu juga mahal," jelasnya.

Ibu dari 4 anak ini mengatakan jika harga segala sesuatu menjadi melonjak, bahkan hingga 2-3 kali lipat. Bahkan, kini Ia membeli lilin untuk penerangan di malam hari harus merogoh kocek 15 Turki Lira, di mana sebelumnya hanya 4 Turki Lira.

Padahal, di area tersebut masih belum ada aliran listrik, air mengalir, gas dan bahan bakar.

[tan]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini