Strategi Eropa Membuka Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Sejak wabah virus Covid-19 menyerang seluruh dunia, kegiatan belajar-mengajar di sekolah mulai dialihkan melalui virtual. Hal ini demi mencegah penularan yang mulai meningkat kala itu.
Sejak Oktober, beberapa sekolah memulai uji coba pembukaan sekolah di tengah pandemi. Meski tetap menegaskan praktik 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Sehingga jumlah siswa masuk dibatasi sesuai rolling jadwal.
Sedangkan pendidikan di seluruh Eropa sudah dibuka kembali sejak libur musim panas berakhir. Pemerintah berkeras siswa bisa kembali ke kelas setelah berbulan-bulan belajar daring.
Berbagai negara mengambil strategi yang berbeda, untuk meminimalkan penularanCovid-19 di area sekolah, seperti yang dirangkum merdeka dari laman Reuters berikut ini.
Inggris
Sekolah dasar di Inggris dibuka kembali pada 1 Juni, diawali dengan beberapa angkatan. Siswa sekolah menengah berusia 15 hingga 18 tahun kembali di tanggal 15 Juni. Semua siswa akan memulai tahun ajaran baru. Sementara sekolah di Skotlandia dibuka kembali pada 11 Agustus.
Survei terkini menyatakan, sebagian besar sekolah di Inggris menunjukkan 96 persen dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok harus menjaga jarak dari kelompok yang lain, demi meminimalkan risiko penularan COVID-19.
Survei oleh National Association for Head Teachers, strategi lain yang diterapkan oleh Inggris ialah mengubah waktu istirahat, secara bergantian antar kelompok.
Aturan penggunaan masker dan peralatan pelindung lainnya berbeda. Siswa sekolah menengah hanya perlu memakai masker saat di kerumunan, jika daerah mereka masih mengalami karantina wilayah.
Prancis
Reuters ©2020 Merdeka.com
Selanjutnya sekolah di Prancis mulai dibuka kembali pada 1 September. Seluruh pelajar yang berusia di atas 11 tahun, wajib memakai masker wajah setiap saat, termasuk dalam ruangan.
Selain itu, membatasi pencampuran kelompok, menyemprotkan desinfektan di ruang kelas, serta memberi sirkulasi udara yang baik melalui ventilasi.
Di taman kanak-kanak Prancis, anak-anak tidak perlu menjaga jarak. Sedangkan di Sekolah dasar, siswa dikelompokkan dari 8 hingga 15 siswa per kelas. Kemudian bergantian antara setengah hari di kelas dan belajar di rumah. Sedangkan sekolah menengah, seluruh siswa berangkat setidaknya beberapa hari dalam seminggu.
Jerman
Reuters ©2020 Merdeka.com
Sejak awal Agustus, siswa di Jerman telah kembali ke sekolah secara normal. Sebagian besar negara bagian, anak-anak dan guru harus memakai masker di dalam ruangan. North Rhine Westphalia menetapkan aturan memakai masker, setelah mendapat kritik dari orang tua dan dokter.
Setiap angkatan, harus terpisah di bagian sekolah yang berbeda selama istirahat. Lalu, pintu dan jendela dibiarkan terbuka sebanyak mungkin.
Sebagian besar guru telah kembali mengajar ke sekolah, meskipun ada beberapa yang tidak, demi perlindungan. Beberapa pelajaran daring berlanjut dalam keadaan khusus.
Rusia
Reuters ©2020 Merdeka.com
Sekolah di Rusia dibuka kembali pada 1 September. Waktu belajar dan jam istirahat akan diubah, untuk mencegah kepadatan berlebih di area umum. Anak-anak disarankan untuk memakai masker tetapi tidak wajib.
Kemudian pemeriksaan suhu tubuh, jika ada siswa dengan gejala mirip flu diisolasi di rumah. Di Rusia, pendidikan online tidak akan ditawarkan sebagai alternatif sebagai media belajar.
Spanyol
Sekolah dasar dan menengah di Spanyol sudah memulai tahun akademik di seluruh wilayah sejak bulan September. Siswa diwajibkan untuk hadir, begitu juga anjuran memakai masker wajah di kelas untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas.
Seluruh siswa harus mencuci tangan setidaknya lima kali sehari. Hal lain yang dipertegas ialah menjaga jarak sosial.
Swedia
Sekolah Swedia tetap buka selama pandemi dan menyambut siswa kembali pada pertengahan Agustus setelah liburan musim panas. Setiap sekolah bertanggung jawab untuk mengikuti pedoman tentang jarak sosial dan kebersihan. Meski siswanya tidak diwajibkan mengenakan masker saat di sekolah.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaStrategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Strategi Polisi Antisipasi Peredaran Ekstasi Jelang Tahun Baru
Peredaran pil ekstasi diperkirakan akan meningkat jelang malam pergantian tahun.
Baca SelengkapnyaStrategi Kapolres Rohil Demi Pemilu Damai, Sosialisasi ke Ratusan Pelajar
Andrian juga menyampaikan pentingnya keikutsertaan pemilih pemula di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaModus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca Selengkapnya