Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sophia Latjuba: Ujian Nasional Hanya Dibuat Karena Kemalasan Pemerintah

Sophia Latjuba: Ujian Nasional Hanya Dibuat Karena Kemalasan Pemerintah sophia latjuba. ©2018 kapanlagi.com

Merdeka.com - Kebijakan penghapusan Ujian Nasional menjadi polemik di antara masyarakat dan elit atas. Ada yang mendukung kebijakan tersebut dan ada pula yang menentangnya. Penentangan ini menilik pada seberapa banyak korban yang berjatuhan dan kesesuaian praktik Ujian Nasional selama ini.

Bagi sebagian besar pelajar, Ujian Nasional merupakan momok paling menakutkan. Keputusan kelulusan mereka bergantung pada sejumlah lembaran kertas tersebut. Tak ayal, banyak sekali masyarakat yang menolak adanya Ujian Nasional sebagai tingkat kelulusan seorang pelajar.

Begitu juga dengan artis Indonesia, Sophia Latjuba. Rupanya, artis cantik ini sudah melibatkan diri dalam polemik Ujian Nasional sejak lama. Bagaimana respon Sophia Latjuba mengenai kebijakan Ujian Nasional? Langsung sama simak informasinya berikut ini dikutip dari acara Mata Najwa Trans7:

Keterlibatan Sophia Sudah Sejak Lama

polemik ujian nasional

YouTube @Najwa Shihab 2019 Merdeka.com

Sophia Latjuba rupanya sudah melibatkan diri dalam dunia pendidikan Indonesia sejak lama. Ibu dari Eva Celia ini tak gentar menembus polemik Ujian Nasional yang menjadi perdebatan masyarakat. Bukan hari ini saja, polemik Ujian Nasional sudah ada sejak terbentuknya kebijakan tersebut.

Sejak dipraktikkan, Ujian Nasional bukannya membantu memajukan intelektual pelajar justru membuat mereka menjadi korban. Hingga kini, sudah banyak korban berjatuhan akibat keganasan kebijakan pemerintah dalam meluluskan pelajar Indonesia.

"Ada anak yang International Science Champions yang tidak lulus (Ujian Nasional)," papar Sophia Latjuba.

Pendidikan Untuk Membentuk Pribadi Manusia

Menurut Sophia, pendidikan itu merupakan sebuah proses pembentukan pribadi manusia. Terlihat dari ada berbagai macam unsur yang dipelajari sewaktu sekolah. Mulai dari intelektualitas, sosial, moral, fisik hingga spiritual."Kalau kita ngomong soal pendidikan, pendidikan ini kan adalah sebuah proses pembentukan pribadi manusia," ungkap Sophia Latjuba menjelaskan.

Ujian Nasional Hanya Sebuah Pilihan Ganda

Dengan adanya berbagai unsur itu, pendidikan sama saja seperti sebuah proses holistik atau integral. Di mana unsur-unsur itu nantinya akan membentuk tingkah laku seseorang secara menyeluruh.Sedangkan, Ujian Nasional yang menjadi penentu kelulusan seseorang hanya sebuah pilihan ganda. Terlebih Ujian Nasional hanya dibuat oleh sekelompok orang yang dirasa mampu menilai anak-anak di seluruh Indonesia."Ujian Nasional ya hanya Ujian Nasional, satu pilihan ganda yang dibuat oleh satu orang atau sekelompok orang yang menilai anak-anak dari Sabang sampai Merauke," jelas Sophia Latjuba dalam video di YouTube Najwa Shihab.

Pembuatan Ujian Nasional Itu Hak Guru Kelas

Soal Ujian Nasional disinyalir hanya dibuat oleh sekelompok orang saja. Di mana mereka menilai anak-anak di seluruh Indonesia dengan latarbelakang dan guru yang berbeda-beda. Hingga kini, masyarakat pun juga masih belum mengetahui dengan jelas siapa orang yang membuat soal ujian penentu kelulusan itu.Banyak kemungkinan-kemungkinan yang bermunculan sebelum pemerintah mengungkapkannya. Ada kemungkinan jika hanya orang-orang tertentu saja dan tidak melibatkan seluruh guru di Indonesia. Ada pula kemungkinan jika soal Ujian Nasional dibuat oleh seseorang yang tidak berprofesi menjadi guru. Selama belum ada kejelasan, pemikiran-pemikiran itu akan terus bermunculan di dalam benak masyarakat terutama pelajar."Jadi menurut saya assessment itu it's a classroom job, it's a teacher's job," kata Sophia Latjuba.

Ujian Nasional Hanya Kemalasan Pemerintah

"Orang-orang yang membuat Ujian Nasional ini bukan guru juga mungkin," kata Sophia Latjuba.Jika memang benar bukan seorang guru lah yang membuat Ujian Nasional, maka itu keputusan yang salah. Bukan tanpa alasan, mereka tidak mengetahui bagaimana cara mengatasi anak di dalam kelas dan bagaimana stresnya itu."Jadi ya menurut saya, Ujian Nasional itu ya hanya dibuat karena kemalasan pemerintah saja," kata Sophia Latjuba.

Ujian Nasional Telah Merusak Tradisi Belajar

polemik ujian nasional

YouTube @Najwa Shihab 2019 Merdeka.com

Menurut Plt. Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Totok Suprayitno, masyarakat tidak bisa melihat jika Ujian Nasional menjadi sebuah kebijakan yang berdiri sendiri. Ujian Nasional digalakkan untuk menjadi sebuah rangkaian dari proses perbaikan pola belajar anak-anak. "UN selama ini praktik selama ini telah merusak bagaimana belajar di sekolah menjadi tradisi tidak pada tempatnya," terang Totok Suprayitno.Dilihat dari pendapat para pelajar dan masyarakat, Ujian Nasional justru merusak tradisi belajar anak-anak. Berdasarkan pada perkataan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, pendidikan itu bertujuan untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh. Namun pratiknya, prinsip tersebut telah dilanggar oleh kebijakan Ujian Nasional.

Praktik Ujian Nasional Justru Mereduksi Guru

Proses pembejalaran seharusnya mendorong anak-anak untuk bisa menganalisa suatu masalah dengan lebih jauh. Namun praktiknya sekarang, dengan adanya Ujian Nasional para pelajar seolah-olah di doktrin untuk menghafalkan materi. "Pikiran itu menumbuhkembangkan daya nalar," kata Plt. Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Totok Suprayitno.

Sedangkan, Ujian Nasional justru membuat para pelajar menggunakan prinsip menghafal.Terlebih para guru sekarang juga kerap kali memberikan soal-soal kepada anak didiknya agar bisa menjawab Ujian Nasional dengan baik.

Sementara itu, sebagian besar soal juga mengarah pada sistem Ujian Nasional seperti pilihan ganda dan menghafal."Praktik UN yang selama ini telah mereduksi proses pendidikan," ungkapnya.

Kebijakan Merdeka Belajar

Menurut Plt. Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Totok Suprayitno, ada rangkaian kebijakan lainnya yang disebut sebagai Merdeka Belajar. Dalam rangkaian itu nantinya akan dibagi menjadi tiga alur. Pertama, perhatikan siklus belajar (learning cycle), di sini guru harus bisa merencanakan kurikulum dengan baik.Kedua yaitu melaksanakan sistem kurikulum yang telah direncanakan sebelumnya. Setelahnya, para guru bisa cek kembali kurikulum tersebut bisa berjalan dengan baik ataupun tidak. Pengecekan itu juga bisa dilakukan dengan mengamati, memberikan ulangan harian hingga ke tingkat nasional.

(mdk/tan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya
Hari Pers Nasional, Ganjar: Ujian Jurnalis Tidak Ringan, Apalagi Memberitakan Isu Politik

Hari Pers Nasional, Ganjar: Ujian Jurnalis Tidak Ringan, Apalagi Memberitakan Isu Politik

Ganjar mengingatkan, kebebasan pers dijamin oleh negara

Baca Selengkapnya
Soal Permintaan Pemakzulan Jokowi, Puan Maharani: Kita Jalankan Konstitusi Sesuai Aturan

Soal Permintaan Pemakzulan Jokowi, Puan Maharani: Kita Jalankan Konstitusi Sesuai Aturan

"Kita jalankan konstitusi itu dengan aturan yang ada. Silahkan saja aspirasi disampaikan," kata Puan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

NasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik

Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Pemuda Muhammadiyah dan Kokam Janji Menjaga Pemerintahan Jokowi hingga Akhir

Pemuda Muhammadiyah dan Kokam Janji Menjaga Pemerintahan Jokowi hingga Akhir

Hal ini dilakukan untuk memastikan stabilitas dalam transisi kepemimpinan nasional.

Baca Selengkapnya
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Atikoh Ajak Warga Coblos Ganjar-Mahfud Tanggal 14 Februari: Satu Suara Tentukan Demokrasi Indonesia ke Depan

Atikoh Ajak Warga Coblos Ganjar-Mahfud Tanggal 14 Februari: Satu Suara Tentukan Demokrasi Indonesia ke Depan

Atikoh mengingatkan satu suara masyarakat akan sangat berarti untuk masa depan bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya
Surya Paloh: Gagasan Pemikiran Negara Ini Republik Bukan Kerajaan

Surya Paloh: Gagasan Pemikiran Negara Ini Republik Bukan Kerajaan

Gagasan itu dikatakan Surya Paloh perlu dihormati.

Baca Selengkapnya