Serang Tenda Media di Gaza, Israel Targetkan Jurnalis Hingga Terbakar Hidup-Hidup
Israel kembali menyerang tenda pengungsi dan menargetkan para jurnalis hingga tewas.

Militer Israel kembali melakukan serangan brutal dengan mengebom tenda wartawan di depan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza, Palestina, pada Minggu 6 April 2025 lalu.
Dilansir Al Jazeera, serangan bom Israel itu membakar hidup-hidup wartawan stasiun televisi Palestine Today.
"Media Palestina melaporkan bahwa satu orang lagi tewas dalam serangan Israel terhadap tenda wartawan di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis," tulis keterangan.
Dalam rekaman mengerikan yang beredar di internet, jurnalis tersebut terlihat dilalap api sementara warga berusaha mati-matian untuk memadamkannya. Laporan menyebutkan, jika sosok jurnalis itu adalah Ahmed Mansour.
"(Rudal Israel) membakar rekan kami Ahmed Mansour dan dia masih berada di perawatan intensif, menderita luka bakar parah," kata Wael Abo Omar, seorang jurnalis Palestina di wilayah yang diblokade tersebut, melalui X, seperti dilansir TRT World.

Dua jurnalis lainnya dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, dan beberapa lainnya terluka. Sejak dimulainya genosida di Gaza, Israel telah memblokir akses jurnalis asing sambil terus menargetkan jurnalis Palestina yang meliput pembantaian tersebut.
Penyerangan ini pun menambah jumlah kematian jurnalis yang dibunuh oleh Israel sejak agresi militer dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Militer Israel di media sosial X sempat berdalih melancarkan serangan untuk menangkap wartawan Hassan Abdel Fattah Muhammad Islayh (Eslaih) yang mereka tuduh sebagai anggota Hamas.
Menurut Sindikat Wartawan Palestina, lebih dari 200 jurnalis di Gaza telah dibunuh pasukan Israel sejak Oktober 2023. Dengan angka itu, genosida Israel di Gaza menjadi yang paling mematikan bagi wartawan di dunia yang bertugas di daerah konflik.
Diketahui, jika Israel kembali melancarkan serangan ke wilayah Jalur Gaza setelah sempat berhenti usai kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari 2025. Ribuan warga sipil dilaporkan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka termasuk para perempuan, anak-anak, dan lansia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut jika serangan yang dilancarkan bertujuan untuk menekan Hamas untuk membebaskan 59 sandera. Faktanya, serangan Israel itu menewaskan ratusan warga sipil.