Prabowo Buka Peluang Jokowi jadi Cawapresnya, Dulu SBY Merasa Dilecehkan
Merdeka.com - Pemilu 2024 tak lama lagi bakal digelar. Rakyat akan memilih presiden dan wakil presiden yang baru, menggantikan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
Partai politik pun mulai bermanuver menjalin komunikasi untuk berkoalisi mengusung capres-cawapres yang akan dijagokannya. Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, sejumlah nama moncer memiliki elektabilitas dan digadang menjadi capres pengganti Jokowi.
Namun belakangan ada hal menarik yang menjadi sorotan publik. Santer wacana Jokowi menjadi cawapres di 2024. Bahkan ada wacana Jokowi dijadikan cawapres dari Prabowo Subianto yang berniat kembali maju menjadi capres di 2024.
Hal itu tentu menjadi sorotan. Apa iya Jokowi yang sudah selama dua periode menduduki kursi orang nomor 1 di tanah air mau 'turun pangkat' menjadi cawapres?
Prabowo Buka Peluang
©Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Wacana itu ditanggapi santai oleh Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan itu. Dia membuka kemungkinan wacana itu bisa saja terjadi.
"Ya sebuah kemungkinan, ada saja," singkat Prabowo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9).
Seperti diketahui, Prabowo pernah dua kali menjadi rival Jokowi di Pilpres, yakni pada 2014 dan 2019. Dua kali bertarung melawan Jokowi, Prabowo pun harus mengaku kalah.
Usai kalah pada Pilpres 2019, Prabowo memutuskan bergabung dengan Jokowi dan menjadi anak buahnya di kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Sementara pada 'ronde' pertama usai Pilpres 2014, Prabowo dan partainya lebih memilih menjadi oposisi.
Jawaban Jokowi
©Instagram/Prabowo
Wacana menjadi cawapres tersebut pernah ditanyakan langsung kepada Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu menjawab tidak terlibat dalam hal-hal menyangkut kontestasi Pemilu 2024 untuk saat ini.
"Sejak awal saya sampaikan bahwa ini yang menyiapkan bukan saya, urusan 3 periode sudah saya jawab. Begitu dijawab muncul lagi yg namanya perpanjangan, juga saya jawab. Ini muncul lagi jadi wapres, itu dari siapa?," kata Jokowi saat di Istana Negara Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Jokowi memastikan, hal itu datangnya bukan dari dirinya. Dia pun enggan berkomentar lebih perihal itu
"Kalau dari saya, saya terangkan. Kalau bukan dari saya, saya tidak mau terangkan," kata Jokowi.
Awal Wacana Jokowi Bisa Jadi Cawapres
©2022 Merdeka.com
Wacana awal Jokowi bisa menjadi cawapres bermula dari pernyataan Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono yang menyebut presiden yang telah terpilih dua periode masa jabatan boleh mencalonkan kembali sebagai calon wakil presiden dalam pemilu. Menurutnya, UUD 1945 tidak secara eksplisit mengatur larangan presiden dua periode tidak boleh maju sebagai calon wakil presiden.
"Soal Presiden yang telah menjabat dua periode lalu mencalonkan diri sebagai cawapres, itu tidak diatur secara eksplisit dalam UUD," ujar Fajar kepada merdeka.com, Senin (12/9/2022).
Dia mengatakan, UUD 1945 Pasal Pasal 7 menjelaskan, Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Di dalam aturan tersebut, dapat dimaknai presiden dua periode masih bisa menjabat lagi sebagai wakil presiden. Secara normatif diperbolehkan, tetapi masalahnya terdapat dalam kacamata secara etika politik.
"Secara normatif mau dimaknai 'boleh' sangat bisa. Secara etika politik dimaknai 'tidak boleh', bisa juga. Tergantung argumentasi masing-masing," ujar Fajar.
MK pun kemudian memberikan klarifikasi terkait pernyataan Fajar Laksono tersebut. Pernyataan tersebut bukan menjadi sikap resmi MK.
"Pernyataan mengenai isu dimaksud bukan merupakan pernyataan resmi dan tidak berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan Mahkamah Konstitusi RI," tulis rilis resmi Mahkamah Kehormatan pada Kamis (15/9/2022).
Dulu SBY Tegas Menolak dan Merasa Dilecehkan
sbyudhoyonoachvs ©2022 Merdeka.com
Wacana Presiden yang segera habis masa jabatannya setelah 2 periode memimpin bisa mencalonkan menjadi wapres bukan kali ini saja terjadi. Dulu SBY juga pernah digoda untuk mencalonkan diri menjadi cawapres jelang dirinya selesai menjabat setelah dua kali menjadi presiden pada 2014.
Saat itu SBY tegas menolaknya. Bahkan SBY merasa dilecehkan dengan adanya wacana tersebut.
"Ada pihak-pihak tertentu yang ingin memperolok-olok saya, melukai hati saya, melecehkan, sudah suruh jadi wakil presiden saja SBY. Memang ada di negeri ini kebahagiaanya memperolok dan melukai hati orang lain," kata SBY dalam wawancara yang diunggah di YouTube SBY, April 2014 silam.
Meski demikian, menantu Letjen Sarwo Edhie Wibowo itu juga mengakui ada pihak yang serius atas wacana dirinya mencalonkan diri menjadi cawapres. Pihak itu dinilainya tak ada niat untuk menghinanya, tapi berpandangan pengalaman yang dimilikinya menjadi presiden 2 periode bisa membantu presiden selanjutnya jika dirinya menjadi wapres.
Namun SBY tegas menolaknya. Tak cuma itu, seandainya konstitusi tak melarangnya untuk maju yang ke tiga kalinya menjadi presiden, dirinya tak akan melakukannya.
"Tidak lah, tentu tidak. Andai kata saya bisa maju untuk ketiga kalinya, tidak dilarang konstitusi dan undang-undang yang berlaku, saya pun mengatakan tidak akan maju lagi. Saya sudah bicara dari hati kehati dengan istri dan anak-anak saya, semua sepakat bahwa 10 tahun bisa memimpin negeri ini sudah merupakan syukur kepada Allah SWT," kata SBY.
Usulan SBY jadi Cawapres Serius
©Rumgapres/Abror Rizki
Menanggapi pernyataan SBY saat itu, Sekjen PPP kala itu, M Romahurmuziy mengatakan, usulan agar SBY menjadi calon wakil presiden bukanlah untuk mengolok-olok. Romahurmuziy juga mengakui dirinya yang pertama kali secara serius mengusulkan pada tanggal 10 April 2014.
"Usulan ini jauh dari dimaksudkan untuk mengolok-olok atau merendahkan SBY yang selama 10 tahun ini telah membuktikan dirinya sebagai pecinta dan praktisi demokrasi dalam makna sejatinya," kata Romi dilansir Antara.
Menurut dia, usulan itu secara scientific dilatari oleh sejumlah survei tak terpublikasi yang merekam bahwa elektabilitas SBY masih yang tertinggi di antara seluruh tokoh bangsa. Bahkan elektabilitas SBY saat itu jauh di atas Jokowi, yakni 50-56 persen untuk SBY dan 33-36 persen buat Jokowi.
Dia menambahkan, usulan tersebut juga muncul mengingat dedikasi, pengalaman, kepiawaian berpolitik, dan popularitas SBY di dunia internasional yang akan sangat lebih dari memadai untuk menjadi seorang wapres yang membidangi sepenuhnya urusan luar negeri. Selain itu, usulan tersebut juga dilatari kemungkinan lahirnya poros keempat di luar PDIP, Gerindra dan Golkar.
Namun demikian, dia menghormati sepenuhnya tanggapan SBY soal wacana tersebut. "Saya juga minta maaf secara pribadi kepada Pak SBY apabila wacana yang saya gulirkan menimbulkan kesan mengolok-olok atau melecehkan jabatan presiden, yang sejak semula hal tersebut sama sekali tidak diniatkan," katanya saat itu.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto mengakui kehebatan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, pemerintahannya akan meneruskan legecy Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPrabowo awalnya mengungkit pepatah mengenai 'kawan sejati adalah kawan di saat susah'.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaPrabowo bakal membuktikan kerjanya kepada para pihak yang tidak memilihnya.
Baca Selengkapnya