Pesan & Firasat Terakhir Korban Sriwijaya Air Sebelum Pesawat Jatuh
Merdeka.com - Kabar duka kembali menyelimuti dunia penerbangan tanah air. Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK CLC, jenis Boeing 737-500 dengan rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB.
Tak ada yang dapat menebak takdir. Semua terjadi atas kehendak Tuhan. Namun, sebelum menjadi korban, para penumpang yang menjadi korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini seakan memberi firasat dan pesan terakhir kepada sanak keluarganya.
Berikut beberapa di antaranya.
Pilot Kapten Afwan Berangkat Buru-Buru & Minta Maaf
Kapten Afwan merupakan pilot Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Ia merupakan senior dan seorang penerbang TNI AU periode 1987 hingga 1998. Saat masih aktif di militer, ia bertugas di Skadron IV tahun 1987 dan Skadron Udara 31.
Keluarga menceritakan aktivitas Kapten Afwan sebelum terbang hari itu. Beda dari biasanya, ia nampak tergesa-gesa sampai seragamnya tak sempat disetrika.
Instagram/@ariekuntung ©2021 Merdeka.com
"Semalam istrinya cerita bahwa ini adalah kali pertama dalam 15 tahun, suaminya pergi tergesa gesa dan tanpa disetrika bajunya," kata keponakan Kapten Afwan, Muhammad Akbar saat dihubungi dari Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/1).
Meski begitu, Kapten Afwan sempat menyampaikan permintaan maaf. Bahkan saat sampai di bandara, ia melakukan video call kepada anaknya.
"Ini hal yang tak lazim dilakukan oleh beliau. Biasanya setiap kali 'landing', Kapten Afwan selalu telepon istrinya tapi sampai waktu 'landing' ternyata tidak ada kabarnya hingga sekarang," jelas Akbar.
Tentu pihak keluarga masih berharap akan adanya keajaiban Tuhan dan mendapat kabar baik.
"Kami berharap ada kabar baik. Kami keluarga masih berharap adanya kabar baik," ujar keponakan Afwan, Ferza Mahardika.
Co-Pilot Fadly Satrianto Sempat Telepon Ibunda akan Bawa Nam Air
Co-Pilot Fadly Satrianto sempat menghubungi keluarga sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang dari Jakarta ke Pontianak. Namun kala itu ia tidak sedang bertugas.
Sumarzen Marzuki, ayah kandung Fadly mengatakan bahwa sang putra selalu menelepon ibunya, Ninik Andriyani, setiap kali akan terbang.
"Kemarin saat telepon, ibunya tanya, mau terbang bawa pesawat atau tidak. Dijawab tidak," kata sang ayah, saat dikonfirmasi di rumahnya, Jalan Tanjung Pinang Surabaya, dilansir Antara, Minggu (10/1).
Ekstra Crew di SJ 182 Copilot Fadly Satrianto. ©2021 Merdeka.com
Putra bungsu dari tiga bersaudara itu bekerja di maskapai penerbangan Nam Air, yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air.
"Dia rencananya membawa pesawat Nam Air sebagai Co-Pilot dari Pontianak. Saat berangkat dari Jakarta menuju Pontianak itu dia mengabari ibunya via telepon," terang Sumarzen.
Kemarin malam Sumarzen juga telah ditelepon oleh pihak Maskapai Nam Air atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Pihak Nam Air menyampaikan permohonan maaf atas musibah ini. Di dalam pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan itu juga memuat kru Nam Air lengkap, mulai dari pilot hingga pramugari yang rencananya akan terbang bersama anak saya. Tujuannya ke mana saya tidak tahu," tuturnya.
Pria berusia 28 tahun itu dikisahkan oleh Sumarzen, telah menjalani sekolah penerbangan usai mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya.
"Menjadi pilot adalah cita-citanya sejak kecil," ujar Sumarzen.
Fadly Satrianto Minta 3 Generasi Keluarga Foto Bareng
Keluarga Fadly Satrianto, kru ekstra pesawat Sriwijaya Air SJ182, diselimuti duka mendalam. Sang kakak, Juan Setadi menceritakan kenangan bersama Fadly di akhir Desember 2020. Kala itu sang adik meminta tiga generasi keluarga untuk berfoto bersama.
"Pada akhir bulan Desember beliau mengajak tiga generasi keluarga yang isinya cowok semua untuk berfoto bersama. Kami baru sadar ini mungkin firasat dari beliau," ungkapnya, Minggu (10/1).
Fadly dikenal sebagai sosok yang periang dan sangat dekat dengan kedua orangtua.
"Adik saya yang nomor tiga ini periang. Beliau paling rame dibanding kami semua dan paling dekat dengan ibu," imbuhnya.
Sebelum bekerja di Nam Air, Fadly pernah menjadi kru kantor di maskapai Boeing. Ia mendapatkan kesempatan pendidikan selama 1 tahun sebagai co-pilot.
Guru SMKN 3 Pontianak Bilang Cuaca Buruk dan Minta Didoakan
Syarif Rapik Yusop Al Idrus suami dari Panca Widya Nursanti, yang merupakan guru SMK Negeri 3 Pontianak. Menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182, mendatangi posko Crisis Center Bandara Internasional Supadio Pontianak.
"Kami keluarga telah memastikan memang istri saya itu ikut dalam penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 type B737-500 rute Jakarta-Pontianak. Untuk itu hari ini saya datang ke posko selain untuk mengetahui informasi lebih lanjut juga untuk melakukan pemeriksaan data Antem Mortem dan pengambilan sample DNA yang dilakukan oleh petugas DVI Biddokes Polda Kalbar," kata Rapik di Pontianak, dilansir Antara, Minggu (10/1).
Keluarga Korban Kecelakaan Sriwijaya Air Datangi Posko Ante Mortem ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Kedatangan Rapik guna mencari info lebih lanjut, terkait evakuasi pencarian keberadaan pesawat Sriwijaya Air tersebut.
"Kedatangan saya untuk mendapat informasi lebih jelas tentang bagaimana hasil pencarian tim gabungan Basarnas. Dan nanti untuk pemeriksaan DNA karena yang ikut istri maka anak saya yang akan melakukan pemeriksaan DNA tersebut," papar Rapik.
Ia mengaku sempat menghubungi sang istri yang hendak naik pesawat nahas tersebut. Sampai mengabarkan bahwa cuaca buruk dan meminta doa pada Rapik.
"Saat itu istri saya bilang saat itu cuaca sedang buruk dan memohon kepada saya untuk berdoa banyak-banyak bershalawat. Istri saya ini pulang kampung ke Tegal dan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut," terang Rapik.
Bye-bye Keluarga Semua, Kita Pulang Kampung Dulu Ya
Baru-baru ini melalui unggahan akun Instagram @ratihwindia yang diposting ulang oleh akun @duniapunyacerta menjadi viral. Sebuah video singkat milik salah satu penumpang Sriwijaya Air SJ182 di saat terakhir berada di bandara Soekarno-Hatta.
"Moment mengharukan salah satu penumpang Pesawat Sriwijaya Air yang diabadikan sebelum lepas landas," tulis akun @duniapunyacerita.
Instagram @duniapunyacerita ©2021 Merdeka.com
Momen-momen terakhir bersama keluarga dan korban sempat menuliskan caption yang berisikan pulang kampung.
"Byebye keluarga semue.. Kite pulang kampung dlu ya," tulis dalam video tersebut.
Semuanya terlihat bahagia dan penuh canda tawa. Tak menyangka itu akan menjadi hari terakhirnya bersama keluarga.
"Padahal mau pulang, Dada semuanya," ucapnya dalam video tersebut.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-CLC itu total membawa 6 kru aktif, 6 ekstra kru dan 50 penumpang. Tujuh di antaranya anak-anak dan tiga lainnya bayi.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca SelengkapnyaPesawat Tujuan Jeddah Mendadak Mendarat di Bandara Kualanamu, Begini Penjelasan Lion Air
Pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaMomen Haru Seorang Ayah Naik Pesawat yang Dipiloti Anaknya Sendiri, Ternyata Ada Kisah Mengharukan di Baliknya
Bikin terharu, momen seorang ayah naik pesawat dengan pilot anaknya sendiri. Berikut informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaJangan Asal Pesan Tiket, Ketahui Dulu Letak Kursi Paling Aman di Pesawat
Bagian belakang pesawat tampak lebih aman karena memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKapan Bayi Baru Lahir Mulai Bisa Diajak Pergi Menggunakan Pesawat?
Sebelum bayi bisa bepergian menggunakan pesawat, ada usia minimal yang harus dipahami.
Baca SelengkapnyaCerita Sesaat Setelah Sopir Bus Primajasa Terlibat Kecelakaan, Telepon Keluarga dengan Nada Lirih
Dengan suara bergetar Heri, sopir bus Primajasa yang selamat dari kecelakaan menghubungi keluarganya
Baca SelengkapnyaCek Dulu Aturan Bagasi Yang Diizinkan Etihad Airways Agar Tidak Gagal Terbang Seperti Calon Penumpang Ini
Jika keberangkatan dari Indonesia menuju negara Timur Tengah, maka dikenakan biaya tambahan sebesar USD36 atau setara Rp566.000 per kg.
Baca SelengkapnyaMomen Keseruan Pak Bhabin Perdana Naik Pesawat Polri, Curi Perhatian
Ia membagikan momen kegembiraannya saat naik pesawat Polri.
Baca Selengkapnya