Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perlawanan Gatot Nurmantyo Usai Petinggi KAMI Diciduk Polisi

Perlawanan Gatot Nurmantyo Usai Petinggi KAMI Diciduk Polisi Zulkifli Hasan dan Gatot Nurmantyo. ©Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-Undang berbuntut panjang. Para buruh hingga mahasiswa bereaksi dengan melakukan demonstrasi di pelbagai daerah termasuk Jakarta.

Demonstrasi di pelbagai daerah ini berujung ricuh hingga membuat sejumlah orang ditangkap polisi. Di antaranya petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Petinggi KAMI dinilai telah memprovokasi warga dan menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait UU Cipta Kerja, sehingga memicu permusuhan dan kebencian terhadap sesama. Mereka pun ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan kepolisian.

Penangkapan petinggi hingga anggota KAMI itu membuat Presidium KAMI Gatot Nurmantyo berang. Mantan panglima TNI ini menyebut kasus menyeret rekannya ganjil.

Gatot melakukan perlawanan. Berikut ulasannya:

Gatot Tuding Penangkapan Politis

Presidium KAMI Gatot Nurmantyo tak menyangka rekannya bisa diciduk polisi terkait UU Cipta Kerja. Dia menilai ada beberapa kejanggalan atas penangkapan tersebut.

Gatot juga menduga penangkapan itu sarat tujuan politis.

Penangkapan petinggi KAMI, khususnya Syahganda Nainggolan, dinilai tidak lazim dan menyalahi prosedur dari laporan polisi dan keluarnya Sprindik. Ditambah penggunaan UU ITE dalam kasus ini.

"Penangkapan mereka, khususnya Dr Syahganda Nainggolan, jika dilihat dari dimensi waktu dasar Laporan Polisi dan keluarnya Sprindik pada hari yang sama jelas aneh atau tidak lazim dan menyalahi prosedur. Lebih lagi jika dikaitkan dengan KUHAP Pasal 17 tentang perlu adanya minimal dua barang bukti, dan UU ITE Pasal 45 terkait frasa 'dapat menimbulkan' maka penangkapan para Tokoh KAMI patut diyakini mengandung tujuan politis," ujar Gatot Nurmantyo dalam siaran pers, Rabu (14/10).

Duga HP Diretas

Petinggi KAMI ditangkap polisi atas dugaan menyebarkan pesan mengandung provokasi terkait UU Cipta Kerja. Akibatnya, massa tergerak untuk melakukan demo penolakan.

Presidium KAMI Gatot Nurmantyo mengklaim bahwa ada indikasi telepon genggam milik tokoh KAMI diretas dan disadap oleh pihak tertentu.Kata dia hal ini kerap terjadi oleh aktivis yang kritis terhadap negara. Diduga barang bukti percakapan bersifat artifisial dan absurd.

"KAMI menegaskan bahwa ada indikasi kuat handphone beberapa Tokoh KAMI dalam hari-hari terakhir ini diretas/dikendalikan oleh pihak tertentu sehingga besar kemungkinan disadap atau 'digandakan' (dikloning)," katanya.

Gatot menolak jika tindakan anarkis dalam aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja dikaitkan dengan KAMI. Dia menegaskan, KAMI belum secara kelembagaan ikut serta dalam aksi meski mendukung aksi mogok nasional dan unjuk rasa sebagai pemenuhan hak konstitusional.

Bukan Pejuang Karbitan

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menyerahkan proses hukum tiga petinggi KAMI kepada kepolisian. Dia menyebut, tidak perlu mengasihani para petinggi KAMI yang ditangkap karena mereka bukan pejuang karbitan.

"Saya sampaikan tidak usah diributkan kita serahkan saja proses hukum kepada kepolisian saya yakin mereka profesional. Tidak perlu dikasihani bang Ganda, bang Jumhur, bang Anton Permana karena mereka pejuang-pejuang KAMI yang bukan karbitan," katanya dalam YouTube Refly Harun seperti dilihat pada Jumat (16/10).

BIN Bisa Cari Dalang Aksi

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sempat dituding dalang dari aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Presidium KAMI Gatot Nurmantyo membantah keras tuduhan itu. Dia menilai, BIN dan Polri bisa dengan mudah mendeteksi hal tersebut.

Menurutnya, BIN maupun Polri bisa mencari siapa yang menjadi provokator. Apalagi yang membuat sampai aksi berujung anarkis dan terjadi pembakaran fasilitas umum.

"KAMI dituduh di balik demo ini, kemudian bahkan ada lagi, KAMI mendesain provokator jadi radikal dan lain-lain. Sebenarnya hari ini tidak perlu repot-repot, ada BIN ada Polri yang sudah teruji. Kan tinggal cari saja. Sangat mudah sekali," kata Gatot dalam YouTube Refly Harun dilihat pada Jumat (16/10).

Polisi Punya Bukti

Penangkapan terhadap petinggi KAMI tak dilakukan sembarangan. Polisi mengantongi sejumlah bukti aksi provokasi yang dilakukan KAMI. Polisi mengatakan anggota KAMI menyebarkan pesan-pesan bernada provokasi melalui grup-grup WhatsApp (WA).

"Percakapan di media sosial salah satu bukti yang kami pegang. Ini penghasutan tentang apa? Ya tadi penghasutan tentang pelaksanaan demo Omnibus Law yang berakibat anarkis. Nanti tentunya akan disampaikan lebih rinci oleh tim siber," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Selasa (13/10).

(mdk/dea)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian

Bukannya Melindungi Masyarakat, Dua Polisi di Garut Malah Jadi Otak Penculikan dan Pencurian

Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga

Baca Selengkapnya
Polisi Usut Pemotor Bawa Anjing Dalam Karung di Jakarta Utara

Polisi Usut Pemotor Bawa Anjing Dalam Karung di Jakarta Utara

Polisi memastikan akan menindak jika benar terbukti adanya pelanggaran.

Baca Selengkapnya
Kisah Brigjen Polisi Dicopot Jabatan karena Tolak Perintah Kapolri, Kariernya Malah Melesat Hingga Jadi Wakapolri

Kisah Brigjen Polisi Dicopot Jabatan karena Tolak Perintah Kapolri, Kariernya Malah Melesat Hingga Jadi Wakapolri

Cerita eks Wakapolri ungkap pernah dicopot dari jabatannya karena bantah perintah atasan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.

Baca Selengkapnya
3 Polisi Jakarta Utara Dipecat Tanpa Hormat!

3 Polisi Jakarta Utara Dipecat Tanpa Hormat!

Ketiganya ada yang terjerat narkoba dan bolos dinas

Baca Selengkapnya
Polisi Gadungan yang Ngaku Berpangkat AKP Ini Tipu Wanita hingga Rp 165 Juta, Begini Nasibnya Kini

Polisi Gadungan yang Ngaku Berpangkat AKP Ini Tipu Wanita hingga Rp 165 Juta, Begini Nasibnya Kini

Polisi gadungan melakukan penipuan hingga ratusan juta. Kini diamankan pihak. kepolisian.

Baca Selengkapnya
Anggota Polisi Umbar Senyum Dapat 'Istri Baru', Bukan Wanita Begini Wujudnya

Anggota Polisi Umbar Senyum Dapat 'Istri Baru', Bukan Wanita Begini Wujudnya

Sekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.

Baca Selengkapnya
Polisi Siagakan 129.923 Personel dan 1.748 Pos Pengamanan untuk Nataru

Polisi Siagakan 129.923 Personel dan 1.748 Pos Pengamanan untuk Nataru

Terkait rekayasa lalu lintas, terdapat tiga skema yang disiapkan.

Baca Selengkapnya
Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'

Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'

Purnomo Polisi Baik di tengah kesibukannya melakukan aksi sosial sedang meluangkan waktu untuk liburan bersama keluarga di sebuah air terjun yang sejuk dan asri

Baca Selengkapnya