Pengakuan Gatot Nurmantyo Diajak Mengkudeta AHY, Langsung Teringat Jasa SBY
Pengakuan Gatot Nurmatyo Diajak Kudeta AHY. Instagram @nurmantyo_gatot ©2021 Merdeka.com
Merdeka.com - Kudeta Partai Demokrat masih terus memanas. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlihat murka saat menggelar jumpa pers di kediamannya Cikeas, Bogor, Jumat (5/3), malam. SBY menyikapi peristiwa Kongres Luar Biasa (KLB) yang dibuat para mantan kader Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam KLB itu, KSP Moeldoko didaulat sebagai ketua umum.
Rupanya, Gatot Nurmantyo juga sempat diajak mengkudeta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Ajakan tersebut dilakukan sebelum dilakukan KLB Sumut yang menetapkan Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat. Saat diajak, Gatot mengaku langsung teringat kenangan di Istana.
Melansir dari akun Instagram nurmantyo_gatot, Minggu (7/3), simak ulasan informasinya berikut ini: Baca penjelasan Gatot Nurmantyo
Diajak Kudeta AHY
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku sempat diajak dalam kudeta AHY. Bahkan, dia juga mengungkapkan salah satu visi yang didengarnya pada orang-orang kudeta tersebut.
Instagram @nurmantyo_gatot ©2021 Merdeka.com
"Banyak yang bertanya kepada saya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi...'. Ya saya bilang 'Siapa sih yang enggak mau. Partai dengan 8% kalau enggak salah kan, besar, kan dia mengangkat Presiden, segala macam kaya gitu'. Ada juga yang datang sama saya," kata Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.
"Respon Bapak? Respon Bapak gimana?," tanya Arief.
"Datang, 'Wuh menarik juga' saya bilang. Gimana prosesnya? Begini pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun. Setelah turun, baru pemilihan, 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," jelas Gatot Nurmantyo.
Langsung Teringat SBY
Instagram @nurmantyo_gatot ©2021 Merdeka.com
"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini loh 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah. Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu. Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan. 'Laksanakan tugas dengan profesional. Cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu. Itu saja Selamat'. Beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lainnya lagi," ungkapnya.
"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkelkan rakyat?," sambungnya.
SBY Ungkap Kekesalan
©2021 Merdeka.com/istimewa
SBY juga menyinggung langkah Moeldoko memalukan prajurit TNI di mana seharusnya berjiwa kesatria. Dia pun malu dan menyesal telah memberikan kesempatan Moeldoko menjadi Panglima TNI.
"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya dan mohon ampun kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," kata SBY.
Pidato Politik Pertama Moeldoko
©2021 Merdeka.com
"Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara-saudara untuk memilih saya, tapi semua lahir dari sebuah keyakinan. Pak Marzuki Alie punya pengalaman di partai politik yang luar biasa, saya punya pengalaman di Militer dan pemerintahan, para pendiri parpol Demokrat, para senior memiliki filosofi dan kebijakan yang sangat tinggi, para DPP, DPC, dan organisasi sayap memiliki semangat yang menggelegar, luar biasa, jadi kalau semua kekuatan ini disatukan maka akan menggemparkan Indonesia," kata Moeldoko.
AHY Melawan
©Liputan6.com/Faizal Fanani
AHY menegaskan, didaulatnya Moeldoko menjadi ketua umum Demokrat merupakan bentuk pelecehan. Hal itu dilakukan hanya demi ambisi pribadi.
"Tentu melecehkan administrasi, aturan dan segala prinsip yang diyakini dan digunakan oleh Demokrat selama ini, demi ambisi pribadi, demi kepuasan politik semata. Demi agenda yang kita tidak tahu sampai sejauh mana itu akan dilakukan. KLB ini bisa dikatakan dagelan. Saya tidak bisa terima dengan akal sehat, tapi sudah terjadi dan kami yakinkan itu semaunya. Akan kami hadapi dan kami lawan. Karena kami punya hak dan kewajiban menjaga kedaulatan Partai Demokrat. Jangan cederai akal sehat, jangan injak etika moral dalam politik yang berkeberadaban," tegas AHY.
[tan]
Baca Selanjutnya: Diajak Kudeta AHY...
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami