Merdeka.com - Tak pernah terbayangkan sebelumnya, satu tahun pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia dalam hidup kini harus dilewati dengan penuh air mata kesedihan. Memang tak mudah bagi seorang pria yang menceritakan kisah pilunya kehilangan istri sekaligus sang buah hati lantaran Covid-19 di akun Twitter @agismangat.

Melalui kicauannya tersebut, pria tersebut menceritakan kronologi lengkap sejak dirinya merasakan gejala hingga sang istri yang harus berpulang meninggalkannya seorang diri. Simak ulasannya berikut ini.

Istri Hamil Kembali Usai Keguguran

Pada awal kicauannya, pria dengan username agi tersebut menceritakan kebahagiaannya lantaran sang istri tercinta yang kembali mengandung usai mengalami keguguran pada bulan Oktober lalu.

Twitter/@agismangat ©2020 Merdeka.com

"Kami tinggal di salah satu kota industri di Jawa Timur, hanya berdua di rumah. saya kerja di industri, istri di rumah. Bulan Januari 2020 kami bersyukur sekali istri hamil kembali setelah bulan Oktober keguguran anak pertama kami," paparnya.

Hamil 7 Bulan

Berawal dari dirinya yang merasakan demam, sang istri pun kemudian juga merasakan beberapa gejala Covid-19. Saat itu, mendiang istri diketahui tengah mengandung buah hati mereka yang berusia 7 bulan.

"11 Juli 2020 istri sedang hamil 7 bulan putri kami agak demam, namun hanya minum obat dari dokter kandungannya," jelasnya.

Opname Bersama

Meski belum dinyatakan sebagai pasien positif Covid-19, namun keduanya diketahui telah mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur dengan diagnosa tifus dan gastritis. Kala itu, sang istri yang kemudian melakukan rapid test diketahui menunjukkan hasil yang non reaktif.

Twitter/@agismangat ©2020 Merdeka.com

"13 Juli 2020 istri semakin demam. Akhirnya opname juga. Jadi kami meskipun 2 kamar, minta dijadikan satu kamar agar berdekatan. Istri dirapid test non reaktif," paparnya.

Kondisi Istri Melemah

Semakin hari, pria tersebut menceritakan bahwa kondisi sang istri semakin memburuk. Meski dirinya telah dinyatakan sembuh, namun sang istri justru menunjukkan kondisi yang sebaliknya.

"20 Juli 2020 istri semakin melemah, saya sudah boleh pulang. Langsung menuju rumah sakit menemani istri. Tiap istri batuk, perut harus ditekan agar tidak sakit. Istri mulai stres dan drop," sambungnya.

Semakin Menurun

Usai berpindah ke sebuah rumah sakit yang memiliki peralatan lebih memadai, kondisi sang istri juga tak semakin membaik. Bahkan, gejala sesak napas justru semakin menjadi-jadi.

Twitter/@agismangat ©2020 Merdeka.com

"25 Juli 2020 istri semakin melemah(...) Dia mulai sering merasakan nyeri di dada. Saat oksigen mulai habis, saturasi bisa sampai 75," katanya.

"Napasnya sudah sangat amat susah, ibarat orang tenggelam, sudah diambil napas tapi tidak ada yang masuk. Dia sudah kesusahan napas 4 hari. Aku sangat bangga dengan perjuangannya. Mungkin kalau aku yang di posisi dia, sudah menyerah sejak awal," sambungnya.

Istri dan Bayi Berpulang

Selang beberapa hari kemudian, saat pria tersebut sedang tak menemani sang istri di rumah sakit, ia justru mendapatkan kabar yang mengejutkan. Ia dihubungi oleh pihak rumah sakit lantaran kondisi sang istri tengah kritis.

Twitter/@agismangat ©2020 Merdeka.com

"21.40 saya dihubungi istri sedang kritis, saya langsung ke sana sekitar 21.42. saya lihat dia sedang diberi tindakan. Lalu saya lihat juga lewat CCTV, anak saya dicek detak jantungnya. Ternyata, jam 21.46 mereka sudah pulang ke surga meninggalkan aku sendirian," ceritanya.

Tepat Satu Tahun Pernikahan

27 Juli menjadi saksi bisu kesedihan sekaligus kebahagiaannya. Momen yang seharusnya menjadi kenangan bahagia tersebut berubah menjadi duka mendalam. Ia harus rela mengantarkan sang istri dan bayi yang ada di dalam kandungannya ke tempat peristirahatan terakhir untuk menghadap Sang Khalik.

"27 Juli 2020 hari yang seharusnya sebagai hari bahagia kami, karena seharusnya hari kontrol putri kami usia 8 bulan, lalu belanja kebutuhan-kebutuhan bayi, lalu dinner 1st anniversary kami. Ternyata harus saya lewati sendirian dengan memulangkan ke peristirahatan terakhir mereka," kenangnya.

Beri Pesan

Di akhir cerita pilunya, pria tersebut tak luput memberikan pesan yang mendalam. Selalu menaati protokol kesehatan merupakan salah satu wujud dari menyayangi diri sendiri dan juga orang-orang tercinta.

"Tetap terapkan protokol kesehatan dengan ketat bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang di sekitar kita. Terlebih orang yang kita sayangi. Stay safe and healthy dalam beraktivitas, semua. God bless," pungkasnya.