Mengungkap Penyebab Orang Positif Virus Corona tapi Tanpa Gejala
Merdeka.com - Pandemi virus Corona Covid-19 masih menghantui masyarakat Indonesia. Kali ini, penyebaran melalui orang tanpa gejala yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19.
Jangan dianggap sepele, sebab pasien tanpa gejala ini bisa sangat berbahaya. Untuk meminimalisir, ada baiknya mengetahui penyebab pasien positif Covid-19 namun tidak memiliki gejala apapun.
Melansir dari South China Morning Post, Selasa (14/7/2020), simak ulasan informasinya berikut ini.
Temuan Penelitian China
Dalam temuan penelitian China, lebih sedikit protein lonjakan virus maka memungkinkan ikatan yang lebih baik dengan sel manusia. Virus corona mungkin memang menghasilkan partikel 'dummy' yang rusak. Hal ini akan menimbulkan sejumlah orang tanpa gejala positif terhadap patogen tersebut.
©2020 Merdeka.com
"Para peneliti dari China mengatakan partikel tidak diketahui yang dilepaskan oleh patogen mampu menyebabkan seseorang dinyatakan positif," seperti yang tertulis dalam scmp.com/coronavirus.
Penyebaran Diam
Paling tidak sekitar 20 persen dari kasus virus corona, pasien tidak menunjukkan gejala. Para peneliti khawatir jika hal tersebut justru menjadi penyebaran diam virus corona Covid-19 di seluruh dunia."Satu kasus, seorang pasien di Kota Chongqing, China Barat Daya, dinyatakan positif selama dirawat di rumah sakit selama 45 hari tanpa ada tanda-tanda penyakit," tulisnya.
Lepaskan Partikel Baru
Sejumlah peneliti yang dipimpin oleh Profesor Li Lanjuan dari the State Key Laboratory for Diagnosis and Treatment of infectious Diseases di Universitas Zhejiang menemukan, sel yang sudah terinfeksi oleh virus mampu melepaskan partikel yang tidak diketahui dalam jumlah besar. Partikel-partikel ini nantinya memiliki gen virus corona yang tidak lengkap serta tidak terbungkus dalam membran pelindung.
NIAID ©2020 Merdeka.com
Bahkan, beberapa dari mereka tampak lebih kecil dari virus normal lainnya. Selain itu, banyak juga yang memiliki bentuk tidak beraturan. Dikatakan, ini merupakan pertama kalinya para peneliti melihat partikel sedemikian dekat dengan sel yang terinfeksi virus corona. Dan partikel tersebut masih tidak begitu jelas.
Partikel Pengganggu yang Rusak
Profesor Li Lanjuan menduga itu merupakan DIP atau partikel pengganggu yang sudah rusak. DIP sendiri adalah salinan yang tidak akurat dan dibuat oleh virus saat bereplikasi. Perlu untuk diketahui, virus corona menyimpan gen dalam asam ribonukleat beruntai tunggal. Di mana lebih relatif longgar dan rentan terhadap kesalahan replikasi, misalnya hilangnya gen terkait protein."Ada penghapusan kecil dalam genom dan jumlah besar partikel," ujar Profesor Li dan timnya di Universitas Tsinghua Beijing pada salah satu koran lokal."Partikel-partikel ini mampu menjelaskan terkait infeksi tanpa gejala pada tingkat molekuler," sambungnya.
WHO Tarik Pernyataannya
Beberapa peneliti menduga orang tanpa gejala mampu menjadi penyebab awal lonjakan kasus di sejumlah negara. Akan tetapi, dugaan tersebut masih belum ada bukti sejauh ini pada kasus virus Covid-19.
©2020 Merdeka.com/shutterstock
Cemas dan khawatir terkait hal itu mendorong WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia menarik pernyataan pada bulan April lalu. Di mana pernyataan tersebut berbunyi pasien tanpa gejala tidak mungkin mampu menyebarkan virus.
Masih Belum Jelas Akibatnya
Akan tetapi, seorang ahli epidemiologi the Chinese Academy of Sciences di Beijing mengatakan, penelitian itu memungkinkan menimbulkan lebih banyak pertanyaan dibanding jawaban. Ini karena partikel yang rusak atau cacat kemungkinan bisa menumpang pada virus penuh. Nantinya partikel cacat tersebut mampu membantu dengan infeksi usai masuk ke sel inang."Sejumlah kecil virus penuh terdeteksi dengan partikel. Namun, apakah mereka mampu menyebabkan sejumlah gejala masih belum jelas," kata Profesor Li dan tim dalam surat kabar.
Protein Lonjakan
Para ilmuwan juga telah menemukan bukti stain virus yang dominan telah beredar di Amerika Serikat dan Eropa lebih menular dibanding di China. Hal ini lantaran memiliki lebih banyak protein lonjakan.Profesor Li yang mengusulkan penutupan Kota Wuhan pun juga mengatakan, rata-rata masing-masing virus corona di amplopnya ada 26 protein lonjakan yang mengikat pada sel manusia. Itu sekitar sepersepuluh dari jumlah virus influenza. Akan tetapi, kira-kira serupa dengan HIV di mana patogen sangat menular.
Jumlah Partikel Bervariasi dalam Virus
Menurutnya, mempunyai lebih sedikit protein lonjakan tidak lantas membuat virus corona tidak terlalu menular. Sama seperti HIV, itu justru sebaliknya. Sementara itu, dikatakan jumlah pasti dalam virus bervariasi. Semakin sedikit paku, maka semakin efisien virus mampu mengikat pada sel.
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Tak hanya itu, lebih banyak ruang bergerak justru membuat paku bisa 'berputar di sekitar tangkai mereka, bahkan hampir bebas di luar amplop'. Dan juga lebih mudah mengikat protein reseptor pada sel inang dengan kecocokan yang baik. Selain itu, hal yang tidak terlihat pada virus corona lain yakni mampu lebih rentan terhadap antivirus penawar serta ditargetkan oleh pengembang vaksin atau obat.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaCara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaFakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus
Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Macam-Macam Virus dan Pengaruhnya pada Tubuh, Perlu Diwaspadai
Terdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaApa Penyebab Orang Terjangkit HIV?
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaBagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaViral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian
Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo
Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami
Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca Selengkapnya