Mengapa Setelah Miliki Mobil dan Menikah Malah Jarang Mengaji, Begini Penjelasan Buya Yahya
Ketika seseorang diberikan rezeki lebih, seperti kendaraan atau pasangan, semangat beribadah dan mengaji mestinya semakin bertambah.
Fenomena penurunan semangat beribadah setelah seseorang memperoleh nikmat dunia, seperti kendaraan dan pasangan, menarik perhatian KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya.
Dalam ceramahnya, ia mempertanyakan alasan di balik semakin jarangnya seseorang yang dulunya aktif mengaji, setelah menikah dan memiliki mobil. Buya Yahya, seperti yang dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, mengungkapkan rasa herannya terhadap perubahan sikap ini.
-
Siapa mualaf sebelum nikah? Sebelum menikahi sang istri, Jennifer Coppen pada oktober 2023 lalu, Dali Wassink pun memutuskan untuk pindah agama islam atau mualaf.
-
Kenapa Andika Perkasa jadi mualaf? Andika Perkasa, yang sebelumnya menganut agama Katolik seperti ayahnya, akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk Islam saat menjabat sebagai Sersan Mayor Satu Taruna, seiring dengan agama yang dianut oleh istrinya.
-
Kenapa orang membaca doa naik kereta? Ketika membaca doa sebelum bepergian, kita mencari perlindungan dari segala kemungkinan bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi.
-
Kenapa Annisa Bahar jual mobilnya? Aku pakai uang pribadi dan jual dua mobil mewah aku. Sekarang udah gak ada mobil mewah aku, jalan sekarang pakai mobil biasa aja, karena sudah aku jual,' katanya.
-
Kenapa Kiai Sya'roni Ahmadi diberi mobil oleh muridnya? Pemuda yang mengaku petinggi militer berpangkat kolonel itu bertanya aktivitas Kiai Sya'roni mengajar di madrasah Qudsiyyah.
-
Kenapa orang berdoa saat naik mobil? Membaca doa naik motor dan mobil saat Lebaran memiliki makna yang dalam bagi umat Muslim. Doa ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya perlindungan dan keselamatan saat melakukan perjalanan mudik, terutama pada momen yang padat seperti Lebaran.
Ia berpendapat bahwa seharusnya, ketika seseorang diberikan rezeki yang lebih, seperti kendaraan atau pasangan, semangat untuk beribadah dan mengaji seharusnya meningkat.
"Dulu, ketika masih lajang, bisa ngaji di barisan paling depan. Namun setelah menikah dan memiliki motor, mulai mundur ke belakang. Ketika memiliki mobil, kehadiran di pengajian malah semakin jarang. Ini tentu saja tidak masuk akal," kata Buya Yahya dalam ceramahnya.
Ia menambahkan bahwa saat seseorang belum memiliki kendaraan dan harus berjalan kaki, antusiasme untuk hadir di majelis pengajian justru sangat tinggi. Namun, anehnya, setelah mendapatkan kemudahan seperti motor atau mobil, kehadiran di majelis tersebut malah menurun.
Sudah Menikah, Tetapi Jarang membaca Al-Qur'an
Buya Yahya mengamati fenomena ini sebagai indikasi bahwa dunia telah mempengaruhi hati seseorang. Ia menjelaskan bahwa dunia sering kali dapat merusak individu dan menjadi faktor utama yang menghalangi seseorang dari ibadah, termasuk pengajian.
"Mengapa setelah menikah menjadi jarang mengaji? Apakah disebabkan oleh istri? Seharusnya, setelah menikah, semangat untuk ngaji justru semakin meningkat. Karena apa? Karena kini ada hiburan halal di rumah, yaitu istri yang seharusnya memberikan dukungan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa memiliki istri seharusnya menjadi dorongan tambahan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Buya Yahya, pasangan yang halal seharusnya memotivasi seseorang untuk lebih giat beribadah, bukan sebaliknya.
"Dulu, saat masih lajang, hidupnya tidak terarah, bingung, dan tidak fokus. Setelah menikah, seharusnya menjadi lebih istiqamah dan lebih aktif dalam beribadah karena sudah ada pendamping," terangnya.
Namun, kenyataannya, banyak yang justru menjadikan pasangan sebagai alasan untuk menjauh dari ibadah. Buya Yahya menekankan bahwa godaan dunia, termasuk kehadiran pasangan, sering kali menjadi penghalang bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ia berpendapat bahwa ketika seseorang mendapatkan rezeki lebih dari Allah, seperti mobil atau pasangan, itu seharusnya dijadikan kesempatan untuk lebih banyak beribadah.
Banyaknya Rezeki Seharusnya Mendorong Kita Untuk Lebih Giat Beribadah
Ia juga menegaskan bahwa seharusnya semakin banyak rezeki yang diterima, semakin banyak pula ibadah yang dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
"Secara logis, jika Allah memberikan rezeki, maka ibadah pun seharusnya meningkat. Namun, kenyataannya banyak yang malah menjauh," katanya.
Buya Yahya juga menyoroti perbedaan sikap antara orang kaya dan yang kurang mampu. Ia berpendapat bahwa orang yang kurang mampu sering kali lebih giat beribadah, seperti melaksanakan sholat lima waktu di mushola dekat rumah, sementara orang kaya sering kali bingung dan jarang pergi ke masjid.
"Orang yang kurang mampu rajin sholat di musala yang ada di samping rumah. Namun, orang kaya sering kali merasa bingung. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena dunia telah merasuk ke dalam hati mereka," jelasnya.
Ia mengingatkan agar umat Muslim tidak terjebak dalam kenikmatan dunia yang dapat menjauhkan mereka dari Allah. Menurut Buya Yahya, kenikmatan dunia seperti mobil dan pasangan seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebaliknya.
Di akhir ceramahnya, Buya Yahya mengajak jamaah untuk selalu melakukan introspeksi diri dan meningkatkan semangat beribadah, baik dalam keadaan lajang maupun setelah menikah dan memiliki harta. Nasihat Buya Yahya ini menjadi pengingat bagi banyak orang agar tidak terperdaya oleh godaan dunia, yang sering kali menjauhkan seseorang dari ibadah dan mengaji. *Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul*
Tonton Video yang Direkomendasikan Ini:
Berikut adalah cara sederhana untuk mengenali uang palsu yang banyak beredar menjelang Lebaran.