Menanam Padi Tidak Sembarangan, Begini Penjelasan Abah Ugi Pimpinan Adat Ciptagelar
Merdeka.com - Ketahanan pangan menjadi salah satu aspek strategis yang harus selalu dipersiapkan di manapun berada. Termasuk halnya di sebuah kampung adat di Sukabumi yang masih menerapkan kearifan lokalnya dalam menjaga ketahanan pangan di desa tersebut.
Kampung Adat Ciptagelar memiliki ciri khas dalam bidang pertanian yang mana mereka hanya sekali melakukan tanam padi di waktu tertentu.
Selain itu, warga juga memiliki cara sendiri untuk menyimpan hasil tanamnya di lumbung yang juga menjadi ikon dari kampung tersebut.
Beragam keunikan yang berkaitan dengan pertanian di kampung ini menarik untuk ditelusuri. Simak informasi selengkapnya.
Tradisi Leluhur Tanam Padi Setahun Sekali
Kampung adat Ciptagelar berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terletak di pedalaman Gunung Halimun-Salak, suasana asri nan sejuk sudah pasti tergambar dari lanskap kampung ini.
Tak hanya suasananya, kampung ini juga masih melestarikan tradisi leluhur yang berkaitan dengan bidang pertanian. Masyarakat di kampung Ciptagelar rupanya sangat memperhatikan sistem ketahanan pangan serta tata cara menanam padi yang tidak sembarangan.
Melansir dari kanal Youtube Bang HS TV Jumat (27/1), salah seorang tokoh masyarakat bernama Abah Ugi sempat mengungkap beberapa kearifan yang masih dilestarikan oleh masyarakat.
Salah satu kearifan tersebut adalah masyarakat hanya sekali dalam setahun menanam padi. Selain itu, mereka juga melakukan dua pola menanam padi yaitu di ladang kering dan basah.
"Satu yang harus kita jaga dari zaman dahulu sampai sekarang, misal salah satu contohnya mungkin menanam padi cuma satu tahun cuma satu kali. Kedua yaitu kita ada dua pola penanaman itu ada di ladang kering, sama di sawah di ladang basah," tutur pemuka adat.
Membaca Bintang Sebelum Menanam Padi
Masyarakat kampung adat juga masih melakukan penanaman padi dengan cara tradisional. Mereka tidak sembarangan menanam padi, namun harus mengikuti waktu tertentu yang ditentukan dari keberadaan dua bintang.
"Kita masih menggunakan salah satu warisan dari leluhur kita ada dua bintang yang bisa menentukan kapan kita menanam padi. Dua bintang itu bintang kidang dan bintang kerti," lanjut Abah Ugi.
Youtube BANG HS TV ©2023 Merdeka.com
Masyarakat dapat melihat kedua bintang secara langsung di langit terbuka. Awalnya keberadaan bintang kerti akan menandakan masyarakat harus mengakas dan mempersiapkan perkakas untuk dibawa ke sawah.
Apabila bintang kidang sudah berada di atas maka tandanya masyarakat akan mulai menanam padi. Sebelum menanam, masyarakat akan melakukan beragam ritual.
Selain itu bibit padi yang dipakai juga masih berasal dari turun temurun dengan total 66 varietas padi. Namun saat ini ada 168 varietas padi karena hasil persilangan.
Menyimpan Padi di Lumbung
Youtube BANG HS TV ©2023 Merdeka.com
Masyarakat kampung adat Ciptagelar tidak diperbolehkan memperjualbelikan beras. Mereka sangat menjunjung tinggi ketahanan pangan sehingga bahan makanan tersebut akan disimpan untuk digunakan sendiri.
Abah Ugi menuturkan bahwa persediaan bahan pangan di kampung mampu bertahan hingga 10 tahun bahkan lebih. Bahan pangan yang ada disimpan di sebuah lumbung yang banyak ditemukan di kampung ini.
Lumbung tersebut biasa disebut dengan 'Leuit'. Salah satu Leuit bernama 'Si Jimat' menjadi ikon dari kampung tersebut yang ukurannya lebih besar dari yang lain.
Masyarakat kampung setempat pada umumnya memiliki leuit dengan jumlah yang beragam. Namun ada sebuah leuit yang dikhususkan untuk kebersamaan yang biasa dipakai masyarakat untuk acara adat.
Prinsip Gotong Royong
Keberadaan Leuit Si Jimat ternyata bukan hanya sebatas ikon namun juga kebermanfaatannya untuk masyarakat yang membutuhkan. Kesan gotong royong sangat kental diterapkan di Kampung Adat Ciptagelar.
Lebih lanjut Abah Ugi menjelaskan bahwa masyarakat yang kesulitan atau kekurangan bahan pangan bisa mengambil beras sejumlah yang ia butuhkan.
Namun siapapun yang mengambil bahan tersebut harus mengembalikan sejumlah yang ia ambil meski tak ada tenggat waktu.
(mdk/thw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
8 Cara Mengatasi Demam Panggung yang Efektif, Lakukan Hal Berikut Ini
Mengatasi demam panggung memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan penerapan strategi untuk mengelolanya.
Baca SelengkapnyaIntip Strategi Polri Cegah Macet dan Antrean Panjang di Jalan Tol saat Mudik Lebaran
Intip Strategi Polri Cegah Macet dan Antrean Panjang di Jalan Tol saat Mudik Lebaran
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Beberkan Sederet Strategi Pertahanan 3 Matra buat IKN
Hal itu telah dibahas dalam Rapim TNI-Polri yang dihadiri Panglima TNI dan Kapolri Sigit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Strategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor
Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenimbang Wacana Pembentukan Pansus Tambang, Perlukah?
Pembentukan pansus tersebut dinilai sangat penting untuk mengungkap sengkarut izin tambang
Baca SelengkapnyaBawaslu Pastikan Jerat Pidana Paslon Ucapkan Hinaan, TKN: Sama Sekali Tak Singgung Pak Prabowo
Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca SelengkapnyaTahapan Pelaksanaan Pemilu di Indonesia, Menarik Dipelajari
Pelaksanaan pemilu memiliki langkah-langkah yang terstruktur dan diatur secara ketat.
Baca Selengkapnya7 Cara Menghilangkan Panas di Tangan karena Cabai, Lakukan Hal Ini
Rasa panas di tangan usai memegang cabai adalah hal yang umum terjadi. Tak perlu panik, hilangkan dengan cara ini.
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Pangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca Selengkapnya