Kisah Hidup Sri Utami, Anak Buruh Tani yang Kini Jadi Penerbang Helikopter TNI AL
Merdeka.com - Tak selamanya impian bisa diwujudkan dengan begitu mudah. Banyak tantangan dan kegagalan yang harus dilalui oleh setiap individu. Seperti yang dirasakan oleh Sri Utami.
Anak buruh tani ini tidak menyangka bisa menjadi seorang TNI Angkatan Laut. Bahkan, dirinya kini telah menjadi penerbang helikopter TNI AL.
Penasaran dengan kisah hidup Sri Utami, penerbang helikopter TNI AL? Melansir dari akun YouTube metrotvnews, Kamis (11/6/2020), berikut ulasan informasinya.
Kaget Ada Penerbangan di TNI AL
Bagi orang awam, mereka pasti akan kaget jika mengetahui ada seorang penerbang di Angkatan Laut. Masih banyak orang juga berpikiran jika Angkatan Laut akan selalu berhubungan dengan kelautan. Rupanya, hal ini juga sempat ada di benak Sri Utami saat mengetahui ada penerbangan di Angkatan Laut.
"Saya sendiri juga bingung awalnya. Pas waktu ke panggil, 'loh kok ada ya penerbangan di laut?' seperti itu," kata Sri Utami menjelaskan kepada Andy.
Ayah Bekerja Sebagai Buruh Tani
Melihat seorang wanita menjadi penerbang, Andy (Kick Andy) penasaran apakah orangtua Sri Utami memiliki pekerjaan yang sama. Siapa sangka, pekerjaan orangtua Sri Utami jauh kaitannya dengan penerbangan ataupun TNI.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Dari Angkatan Laut sendiri jauh. Almarhum ayah sendiri buruh tani," ungkap Sri Utami. "Ibu, ibu rumah tangga," tambahnya.
Hidup Tidak Dibuat Susah
Meskipun ayah seorang buruh tani, namun Sri Utami merasa hidupnya tidak terlalu susah. Hal ini karena sejak kecil, dirinya sudah di doktrin mengenai prinsip hidup oleh orangtuanya."Dibilang susah, tidak juga. Karena dari kecil sudah doktrin dari ayah 'cukup tidak cukup, semuanya dari kita sendiri'. Intinya adalah bersyukur," papar penerbang helikopter TNI AL.
Bekerja Jadi Buruh Pabrik
Sri Utami ternyata sempat bekerja sebelum akhirnya masuk ke Angkatan Laut. Bukan bekerja di kantoran, Sri Utami hanya bekerja sebagai buruh pabrik.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Waktu itu saya bekerja sebagai buruh pabrik, lulus SMA. Kurang lebih hanya empat," ungkap Sri Utami.
Awal Mula Masuk TNI
Sri Utami awalnya tidak ada kepikiran dan bayangan masuk ke TNI. Namun, sahabat dekatnya dengan tegas menyuruh Sri Utami untuk menemaninya mendaftar di Angkatan Laut."Dia punya keinginan yang kuat untuk masuk TNI Angkatan Laut waktu itu. Dan saya di calling, besok harus datang di tempat daftar. Saya sampaikan, 'Oh, enggak ada, kayaknya saya enggak mampu, enggak ada basic ke sana'. 'Saya tunggu kalau enggak datang besok, kita enggak teman an lagi' seperti itu," jelasnya.
Gagal di Pendaftaran Pertama
Tak selalu berjalan mulus, Sri Utami juga merasakan kegagalan saat mendaftar pertama kalinya. Apalagi saat itu, Sri Utami gagal di tahap akhir-akhir.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Untuk yang pertama tidak (lulus)," ungkapnya.
Penasaran dan Daftar Kembali
Karena sebelumnya gagal di tahap akhir-akhir, Sri Utami menjadi penasaran. Dengan kegigihan dan rasa penasaran itu, Sri Utami lantas mendaftar kembali ke TNI Angkatan Laut. Sayang, sang sahabat yang sebelumnya ikut gagal tidak berniat melanjutkan kembali."Karena waktu itu tes nya gagal di akhir-akhir, jadi rasa penasaran itu ada. Karena usia di persyaratan masih memenuhi, jadi saya melaksanakan tes yang kedua," sambungnya.
Awal Cerita Jadi Penerbang
Dalam kesempatan itu, Sri Utami juga menjelaskan awal mula dirinya bisa menjadi seorang penerbang. Siapa sangka hal itu bermula dari kabar duka di mana sang ayah meninggal dunia.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Pada awal mula dulu kami dari Sumber Bintara. Tahun 2011 tepatnya, penempatan pertama di Manado. Saat satu tahun setengah berdinas di Manado, ada kabar duka waktu itu, ayah meninggal tahun 2012," cerita Sri Utami."Dan saya pulang ke Banyuwangi, kebetulan Komandan Lanal Bayuwangi berkunjung ke rumah. Disampaikanlah dari situ, ada seorang senior Kowal yang sudah sangat senior dan dari dulu ingin mendapatkan adik. Jadi disampaikan, 'gimana kalau adik ditarik ke Banyuwangi saja' seperti itu," sambungnya.
Lulus Tes Seleksi Penerbang
Belum sampai di situ. Setelah satu tahun berada di Banyuwangi baru lah Sri Utami berkesempatan mengikuti seleksi menjadi seorang penerbang. Siapa sangka, wanita yang diterima hanya ada dua orang dan salah satunya adalah dia."Setelah satu tahun di Banyuwangi, kami kembali mendapat kepercayaan dari seorang pimpinan Angkatan Laut untuk mengikuti seleksi menjadi penerbang. Setelah dari 36 yang mengikuti tes, yang diterima 15, dua (wanitanya). Saya salah satunya," paparnya.
Syarat Untuk Bisa Jadi Penerbang
Sri Utami juga mengungkapkan syarat-syarat yang harus dilakukan untuk bisa menjadi seorang penerbang. Menurutnya, semua syarat yang diberikan sangat penting dan utama.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Melalui psiko, fisik, kemudian attitude terbang di tes juga. Bahasa Inggris, kesehatan khusus penerbang dan psiko khusus penerbang juga di tes-kan," ungkapnya.
Memegang Empat Rating Helikopter
Tak banyak yang tahu, pada awalnya para peserta belajar bukan dengan helikopter. Baru saat memasuki penjurusan, mereka belajar menerbangkan helikopter. Menariknya, Sri Utami bisa memegang semua rating helikopter yang dimiliki TNI Angkatan Laut."Kami kebetulan ada empat rating. Mulai dari heli latih Kolibri, BO105, Bell 412 sama Panther yang terbaru milik Angkatan Laut. (Memegang) empat-empatnya," kata penerbang helikopter TNI AL, Sri Utami.
Tugas Penerbang TNI AL
Lebih lanjut, Sri Utami menjelaskan tugas-tugas seorang penerbang di TNI Angkatan Laut. Siapa sangka, penerbang seperti dirinya kerap kali membantu latihan pasukan-pasukan.
YouTube @metrotvnews ©2020 Merdeka.com
"Kebanyakan karena helikopter bisa mendarat di mana saja, mendukung pasukan-pasukan latihan, seperti marinir, kopaska, kopasus," jelasnya."Droping pasukan, melalui fast rub, free-fall atau terjun dan stebo, jadi pasukan menggantung di heli dengan kita terbang kecepatan rendah," sambungnya menjelaskan tugas penerbang TNI AL.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya telah dievakuasi dengan helikopter ke Timika
Baca SelengkapnyaHelikopter tersebut dipersiapkan agar dapat menjangkau beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaBawaslu mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kapolres, tidak ada surat pemberitahuan dari Anies maupun panitia setempat untuk melakukan pendaratan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sama-sama perwira TNI AU, sang suami diketahui berpangkat kapten. Sementara sang istri mengabdi di satuan dengan pangkat Letnan Satu atau Lettu.
Baca SelengkapnyaAtang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.
Baca SelengkapnyaPetugas Basarnas mengkonfirmasi kalau titik dugaan helikopter hilang tersebut berada di kawasan hutan.
Baca SelengkapnyaKunto Arief dikenal sebagai pemimpin prajurit yang bijak dan menyejahterakan anggotanya di medan perang.
Baca SelengkapnyaAksi pesawat dan Helikopter TNI-Polri menghiasi langit Jakarta sekaligus memeriahkan Upacara HUT ke-78 RI pada Kamis (17/8) lalu.
Baca Selengkapnya