Merdeka.com - Video merekam kesaksian Jenderal Besar TNI AH Nasution perihal peristiwa pemberontakan PKI Madiun pada September 1948, dibagikan oleh kanal Youtube MbN Files. Dalam keterangannya, Nasution mengungkap bagaimana pemberontakan itu terjadi.
Nasution juga menceritakan momen saat Presiden Soekarno meminta dirinya untuk menyusun strategi dalam menumpas para komunis. Akibat dari peristiwa itu, ribuan orang pun dikabarkan meninggal dunia. Simak ulasan selengkapnya:
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 terjadi di Madiun, Jawa Timur. Pada bulan September di tahun tersebut, huru-hara besar pecah di kota tersebut. Ini adalah buntut dari pertikaian politik antara Pemerintah RI dengan koalisi Front Demokrasi Rakyat (FDR)
PKI pun sempat menguasai Madiun selama 13 hari. Aksi tersebut dipimpin oleh Munawar Muso alias Musso. Musso kemudian mencetuskan gagasan kerja sama internasional, khususnya dengan Uni Soviet untuk menghadapi Belanda.
Pada 18 September 1948 kemudian diproklamasikan negara Soviet (Republik Soviet Indonesia) di Madiun. Dan hal itupun tidak bisa ditolerir lagi oleh Soekarno maupun Hatta dan mereka pun segera menyatakan perang untuk menekannya. [khu]
Baca juga:
Kini Menjadi Museum, Ini Potret Kamar Ade Irma Suryani Korban G30SPKI
Jarang ada yang Tahu, Jakarta-Bekasi Lewat Jalur Laut Lebih Cepat
Pemotor Ini Panik Banyak Polisi Sampai Baca Doa Selamat, Ending-nya Bikin Senyum
Advertisement
Dalam video yang dibagikan, Nasution pun menceritakan bahwa ia langsung dipanggil untuk menghadap Soekarno usai golongan kiri memproklamasikan negara Soviet. Ia kemudian, ditanya oleh Presiden langkah apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan NKRI.
"Ketika saya datang ke Presiden, dia bertanya kepada saya: 'Nas, apa yang harus kita lakukan?' Sultan HB IX sebagai menteri pertahanan juga duduk di sampingnya. (saya bilang) 'Beri saya waktu, saya akan menyusun rencana'," cerita Nasution dikutip dari Youtube MbN Files (30/9/2022)
Youtube/MbN Files ©2022 Merdeka.com
Setelah meminta waktu untuk berpikir dan menyusun rencana, Nasution kemudian kembali menemui Soekarno dan memberitahu strategi yang sudah ia susun.
"Saya duduk sendirian di sebuah ruangan di istana dan rencana tersusun. Pertama, segera lucuti senjata dan tangkap semua orang di wilayah komunis. Dan kedua segera siapkan pasukan untuk operasi ke Kediri. Dan itu ditetapkan sebagai perintah presiden," ungkapnya.
Baca juga:
Kini Menjadi Museum, Ini Potret Kamar Ade Irma Suryani Korban G30SPKI
Jarang ada yang Tahu, Jakarta-Bekasi Lewat Jalur Laut Lebih Cepat
Pemotor Ini Panik Banyak Polisi Sampai Baca Doa Selamat, Ending-nya Bikin Senyum
Youtube/MbN Files ©2022 Merdeka.com
Kemudian, Soekarno pun langsung mengumpulkan semua anggota kabinet yang masih ada di luar kota. Sekertaris Presiden kemudian langsung membacakan rencana hasil pemikiran Nasution di hadapan seluruh anggota kabinet. Tak butuh waktu lama, Soekarno pun langsung menandatangani strategi itu sebagai perintah Presiden.
"Kemudian sekertaris mulai membaca rencana tersebut kemudian presiden bertanya kepada semua kabinet. Hanya menteri luar negeri yang berbicara dia adalah Haji Agus Salim, katanya 'Jika negara memang membutuhkan itu, serahkan saja pada tentara'. Itu sangat sederhana dan tidak ada lagi yang berbicara. Kemudian presiden menandatanganinya," kenang Nasution.
Advertisement
Nasution menyebut, setelah menandatangani perintah tersebut Soekarno pun langsung menyerahkannya pada Panglima Besar Jenderal Sudirman.
"Kemudian dia (Soekarno) menyerahkan pada pak Dirman (Jenderal Sudirman)," kata Nasution.
Setelah itu, disebutkan jika Sudirman kemudian memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para santri.
Baca juga:
Kini Menjadi Museum, Ini Potret Kamar Ade Irma Suryani Korban G30SPKI
Jarang ada yang Tahu, Jakarta-Bekasi Lewat Jalur Laut Lebih Cepat
Pemotor Ini Panik Banyak Polisi Sampai Baca Doa Selamat, Ending-nya Bikin Senyum
Peristiwa kelam di Madiun pada September 1948 itupun mengakibatkan ribuan orang tewas. Termasuk Musso yang ditembak mati di sekitar daerah Ponorogo. Hal tersebut seperti juga disampaikan oleh Nasution dalam video.
"Saat itu belum ada data statistik (untuk tahu korban jiwa) Tapi (perkiraan) mungkin ribuan," kata Nasution.
Setelah pertempuran itu, Madiun akhirnya kembali bisa diduduki lagi oleh RI. Beberapa petinggi PKI disebut melarikan diri ke Tionghoa dan Vietnam seperti D.N Aidit dan Lukman. Namun, kemudian mantan perdana menteri Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Baca juga:
Kini Menjadi Museum, Ini Potret Kamar Ade Irma Suryani Korban G30SPKI
Jarang ada yang Tahu, Jakarta-Bekasi Lewat Jalur Laut Lebih Cepat
Pemotor Ini Panik Banyak Polisi Sampai Baca Doa Selamat, Ending-nya Bikin Senyum
Advertisement
Cara Membayar Pajak Kendaraan dengan Mudah, Kini Tak Perlu Repot
Sekitar 12 Jam yang laluTangisan Ibu di Tebet Rumahnya Terancam Ambruk, Penyebabnya Tetangga Uruk Tanah 2,5m
Sekitar 12 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak Babinsa TNI AD, Reaksi Prajurit Ini Bikin Merinding
Sekitar 12 Jam yang laluKetemu Jenderal Polisi, Pak Bhabin Ngaku Sama-sama Pernah Jadi Ajudan Wapres
Sekitar 13 Jam yang laluShopee Error Hari Ini, Ketahui Penyebab hingga Cara Atasi Akun Logout
Sekitar 13 Jam yang laluUsaha Bangkrut & Utang Miliaran, Pria ini 'Diselamatkan' Burung Finch
Sekitar 13 Jam yang laluKisah Petinggi Majapahit langsung KO Adu Kesaktian sama Ulama Islam, lalu Syahadat
Sekitar 13 Jam yang laluPembayaran Tukin untuk Pegawai dan Guru Kemenag, Ketahui Ketentuan dan Besarannya
Sekitar 13 Jam yang laluMomen Jenderal Mantan Ajudan Wapres Semangati Anggota Sakit, Beri Pelukan Hangat
Sekitar 13 Jam yang laluDaftar Daerah Terdampak Gempa Turki 6 Februari 2023, Ribuan Warga jadi Korban
Sekitar 14 Jam yang laluIni Sosok Panglima Terakhir Majapahit, Desa ini Tempat Pasukannya Latihan Perang
Sekitar 14 Jam yang laluBhabinkamtibmas ini Terang-terangan jadi 'Tukang Kopi', Warga Langsung Bisa Curhat
Sekitar 14 Jam yang laluPolisi Telusuri Imunisasi yang Dipakai Anak Gagal Ginjal Akut di Jakarta
Sekitar 9 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak Babinsa TNI AD, Reaksi Prajurit Ini Bikin Merinding
Sekitar 12 Jam yang laluKetemu Jenderal Polisi, Pak Bhabin Ngaku Sama-sama Pernah Jadi Ajudan Wapres
Sekitar 13 Jam yang laluMomen Jenderal Mantan Ajudan Wapres Semangati Anggota Sakit, Beri Pelukan Hangat
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 18 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 4 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 4 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 12 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami