Jarang Diketahui, Ini Tempat Raja Majapahit Pertama Bertapa Cari Kesaktian saat Kecil
Merdeka.com - Tak banyak diketahui orang, di wilayah Desa Kedunglumpang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ternyata terdapat sebuah situs peninggalan era kerajaan Majapahit yang ada di tengah hutan.
Situs tersebut merupakan petilasan Joko Suruh alias Raden Wijaya. Di tempat tersebut, dulunya raja Majapahit pertama itu disebut melakukan pertapaan saat masih kecil.
Simak ulasan selengkapnya:
Potret Lokasi Pertapaan Raja Majapahit Pertama
Melansir dari unggahan di kanal Youtube Kuno Brono, membagikan video merekam potret lokasi pertapaan Raden Wijaya yang ada di tengah hutan.
Untuk sampai ke lokasi, perekam video bahkan harus berjalan jauh melewati hutan dan sungai. Sesampainya di lokasi, petilasan itu ditandai dengan dua buah batu nisan.
Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com
Terdapat juga sebuah pohon beringin berukuran besar yang diselimuti dengan kain sarung berwarna hitam putih. Lokasi petilasan itu masih masuk di wilayah Desa Kedunglumpang, Jombang.
Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com
Tempat Bertapa Raja Majapahit Pertama
Menurut juru kunci sekitar, lokasi petilasan tersebut dulunya digunakan oleh raja pertama Majapahit, yakni Raden Wijaya untuk bertapa saat masih muda. "Joko Suruh itu siapa mbah?," tanya perekam video. "(Joko Suruh) Brawijaya ke-1. Ya itu Raden Wijaya. Joko Suruh nama kecilnya. Kecilnya bertapa di sini nama kecilnya Joko Suruh," kata juru kunci. Berdasarkan pernyataan juru kunci tersebut, juga seperti yang terdapat dari sumber sastra dan catatan kuno disebutkan jika nama lain dari Raden Wijaya adalah Joko Suruh.
Tentang Raden Wijaya
Seperti diketahui, jika Raden Wijaya merupakan pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309. Gelarnya ialah Sri Kertarajasa Jayawardana, atau lengkapnya Nararya Sanggramawijaya Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana.
Youtube/Kuno Brono ©2023 Merdeka.com
Menurut Nagarakretagama, Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Ia dimakamkan di Antahpura dan dicandikan di Simping, Blitar, sebagai Harihara, atau perpaduan Wisnu dan Siwa.Raden Dyah Wijaya kemudian digantikan oleh Jayanagara sebagai raja penerusnya.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaDaerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik
Baca SelengkapnyaMenariknya, pusaka serta bangunan itu ditemukannya di dalam sebuah hutan. Sebelumnya pria ini mengaku bahwa mendapatkan isyarat lewat sebuah mimpi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Patung ini ditemukan di kuil tertua di dunia yang ada di Turki.
Baca SelengkapnyaMaluku memiliki banyak sekali potensi, mulai dari pariwisata, kelautan, dan hasil bumi.
Baca SelengkapnyaSetiap bulan suci Ramadan tiba, salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah ngabuburit.
Baca SelengkapnyaKirab ini selalu berlangsung megah yang mengisyaratkan tingginya wibawa raja tanah Jawa.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Newsweek, pada bulan Juni 2022, sebuah penemuan arkeologi yang mengagumkan menghiasi sejarah kuno di kota Chochkitam, wilayah timur laut Guatemala
Baca SelengkapnyaSamin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca Selengkapnya