Ini Sosok Panglima Terakhir Majapahit, Desa ini Tempat Pasukannya Latihan Perang
Merdeka.com - Cerita sejarah kerajaan Majapahit memang selalu menarik untuk dibahas. Sebagai salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara, Majapahit memiliki sederet peninggalan sejarah yang tersebar di beberapa daerah di Jawa Timur.
Salah satunya ialah lokasi di mana dulunya para pasukan perang dari panglima terakhir Majapahit pernah melaksanakan latihan.
Desa Terung di Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan diyakini sebagai lokasi latihan perang pasukan terakhir Majapahit yang dipimpin Adipati Terung di akhir abad XV saat melawan Kesultanan Demak. Simak ulasan selengkapnya:
Lokasi Latihan Pasukan Perang Terakhir Majapahit
Melansir dari laman kominfo.magetan, disebutkan jika di Desa Terung kabupaten Magetan terdapat sebuah tempat yang dulunya diyakini sebagai lokasi latihan para pasukan perang Majapahit.
Foto: Youtube/Andaka TV ©2023 Merdeka.com
Budayawan Totok Widhiarto mengatakan, Terung sebagai lokasi tempat latihan perang terjadi pada pada tahun 1400 saka atau pada tahun 1478 Masehi. Pada saat itu, Majapahit dipimpin oleh Adipati Terung sebagai panglima terakhir kerajaan Majapahit sebelum runtuh.
"Itu terjadi pada tahun 1400 tahun saka atau 1478 kalau Masehi terjadi huru hara. Kemudian Adipati Terung dipanggil untuk menjadi panglima perang dengan Demak Bintoro. Pada saat itu panglima perang Majapahit adalah Adipati Terung sementara panglima perang Demak adalah Sunan Ngudung," kata Totok dikutip dari laman kominfo.magetan (7/2/2023).
Ada Petilasan
Di lokasi itu, ada Punden Desa Terung yang disebut sebagai petilasan tempat perabuan dari jasad Adipati Terung.
Sementara di bagian Timurnya, terdapat lahan sekitar 8 hektare yang diperkirakan merupakan lokasi dari pemukiman dan juga lokasi latihan pasukan perang. Hal ini diyakini melihat lokasi dari daerah tersebut yang rata. Warga sekitar menyebut lokasi tersebut sebagai Kebon Komplang. Ini dikarenakan selama ini tidak ada warga yang bermukim di kawasan tersebut, padahal lokasinya sangat strategis dan landai.
Sosok Panglima Terakhir Majapahit
Ilustrasi Adipati Terung- Foto: Youtube/Andaka TV ©2023 Merdeka.com
Adipati Pecat Tondo Terung alias Raden Kusen, dikenal sebagai panglima perang terakhir kerajaan Majapahit dan seorang Adipati yang memimpin Kadipaten Terung. Ia merupakan saudara beda ayah dari Raden Patah yang merupakan pendiri Kesultanan Demak. Adipati Terung merupakan anak dari Arya Dillah atau Arya Damar seorang Adipati di kerajaan Palembang. Adipati Terung sendiri seharusnya diminta untuk menggantikan ayahnya menjadi Adipati di Kadipaten Palembang. Hanya saja, ia dan saudaranya Raden Patah memilih meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi berpetualang ke Pulau Jawa.
Perang Lawan Saudaranya
Sesampainya di Tanah Jawa, Adipati Terung disebut sempat singgah di Cirebon untuk menuntut ilmu dengan Sunan Gunung Jati. Sementara Raden Patah melanjutkan perjalanan untuk bertemu dan berguru dengan Sunan Ampel.
Raden Kusen alias Adipati Terung mengabdi kepada Raja Majapahit kala itu yakni Prabu Brawijaya. Raden Kusen kemudian diberi tanah di Kadipaten Terung. Sementara Raden Patah membuka Perkampungan baru di Demak Bintoro atas perintah Sunan Ampel.
Setelah itu, terjadi pengkudetaan yang dilakukan oleh Girindrawarddhana kepada Brawijaya. Girindrawarddhana mengangkat dirinya sebagai Raja Majapahit dengan gelar Brawijaya VI. Semua Kadipaten pun harus tunduk di bawah kepemimpinan Brawijaya VI. Namun ini tidak dilakukan Raden Patah.
Majapahit Runtuh
Ilustrasi Raden Patah - Foto: Youtube/Andaka TV ©2023 Merdeka.com
Setelah melepaskan diri, Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak. Ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyerang Ibukota Majapahit.Brawijaya VI menyiapkan pasukan yang dipimpin oleh Adipati Terung yang merupakan saudara dari Raden Patah. Sempat kalah di peperangan pertama, Kesultanan Demak akhirnya berhasil menaklukan Kerajaan Majapahit bertanda berakhirnya era Kerajaan Majapahit di perang kedua. Disebut sempat melarikan diri ke daerah Blambangan, Adipati Terung akhirnya memutuskan menemui saudaranya di Kesultanan Demak untuk menyerahkan diri. Raden Patah menerima penyerahan diri saudaranya itu dan memberikan kembali tanahnya di Terung.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendaki Tersesat di Gunung Pangrango Berburu Barang Mustika
Belasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang Moro Kogoya dari Suku Dani Bentak Prajurit Kopassus Ini Untuk Angkat Kayu 'Laki-laki Harus Bisa Ngangkat'
Momen Panglima Perang Suku Dani bentak prajurit Kopassus lantaran tak bisa angkat kayu. Begini selengkapnya.
Baca SelengkapnyaSejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penuh Keseruan, Momen Dosen Latih Mahasiswanya Berpidato dengan Kaleng Biskuit Ini Curi Perhatian
Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaSosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaPotret Kota Paling Maju di Lamongan Sejak Ratusan Tahun Silam, Banyak Bangunan Megah Kini Terbengkalai
Kota Babat punya peranan penting dalam perkembangan sejarah Kabupaten Lamongan.
Baca SelengkapnyaMengenal Pesantren Langitan Tuban, Didirikan Murid Pangeran Diponegoro, Awalnya Tempat Belajar Agama bagi Keluarga dan Tetangga
Sang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaBak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Keindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca Selengkapnya