Ingat Letjen Joppye TNI Papua? Dianggap Mati Oleh Ayah & Tak Mau Sekolah Pendeta
Merdeka.com - Letnan Jenderal TNI Joppye Onesimus Wayangkau pernah mencuri perhatian publik. Hal itu lantaran Joppye menjadi putra Papua pertama yang meraih bintang tiga di pundak di TNI AD. Di waktu yang sama, ia resmi menjadi Komandan Pusat Teritorial AD.
Sebuah prestasi dan kebanggaan, apalagi selama ini Joppye memiliki karier cemerlang. Sepak terjangnya selama menggeluti dunia militer, dipenuhi dengan tantangan besar.
Bukan hanya dari latihan militernya saja, melainkan penerimaan dari keluarga. Begitu emosi mengetahui anaknya jadi tentara dan tak mau sekolah pendeta, sang ayah lantas menganggap Joppye telah mati.
Simak kisah inspiratif perjuangan Letjen Joppye selama menjadi TNI.
Tak Punya Uang Termotivasi Jadi Jenderal
Dilansir dari channel YouTube Gilbert Lumoindong, Letjen Joppye berbincang seru dengan pendeta Gilbert. Betapa miskinnya masa kecil Joppye saat tinggal di pelosok Papua.Meski begitu, ia selalu memiliki cita-cita besar. Joppye pernah berkeinginan menjadi pilot, penggembala sukses, dan tinggal di kota besar.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Kita orang Papua, sudah hitam, rambut keriting zaman itu masih kurang ini. Apalagi jauh, tidak punya uang dari kampung, jadi tidak mungkin bisa masuk Akabri," kata Joppye muda yang ingin merubah nasib.
"Berarti karena tidak punya uang, makanya bisa jadi jenderal?," tanya Gilbert.
"Iya, haha," jawab Joppye tertawa lepas.
Sebab tak punya uang, keinginan Joppye untuk menjadi tentara terpanggil saat melihat pendaftaran TNI secara gratis. Dari titik itulah motivasi untuk menjadi jenderal semakin menggebu.
Undangan Diterima jadi Tentara
Joppye seakan diselimuti keberuntungan. Dia tak menduga menerima undangan dari Komando Distrik Militer (Kodim) bahwa Joppye lolos jadi tentara.
"Bapak saya ini kan tua di gereja. Dan dulu itu jarang orang kampung itu dipanggil ke Kodim, bisa pulang bisa tidak itu, jadi pasukan pak pendeta," tutur Joppye.
Channel YouTube Gilbert Lumoindong ©2021 Merdeka.com
Kebahagiaan juga terpancar dari sang komandan. Lantaran belum pernah melahirkan tentara dari Serui. Kampung di pedalaman Papua.
"Surat undangan sampai di Kodim, Dandim waktu itu bangga sekali karena artinya dari wilayah dia ada yang masuk Akabri," imbuhnya.
Bapak Marah Joppye Masuk Tentara & Tak Mau Sekolah Pendeta
Akhirnya undangan tersebut sampai di tangan sang ayah, Wayangkau. Ia begitu kecewa mengetahui anaknya diam-diam mendaftarkan diri menjadi TNI dan tidak mau sekolah pendeta.
"Bapak saya itu bilang, 'Ini apa?'. Ini sekolah tentara, lah bapak tambah marah. 'Anak kurang ajar, ini disuruh sekolah pendeta tidak mau malah masuk tentara'," tuturnya.
Dianggap Mati oleh Bapak Sendiri
Begitu marahnya sampai Wayangkau sudah menganggap bahwa Joppye telah mati. Sejak muda, sang ayah sudah mengabdi untuk gereja. Ia menaruh harapan supaya Joppye bisa meneruskan hal yang sama.
"Jadi singkat cerita, bapak bilang: 'Anak ini kurang ajar, bikin susah orangtua. Lebih baik dia mati, mati sajalah. Kita tidak usah pikir lagi'. Jadi karena dipanggil ke Kodim ini," ucap Joppye.
Orangtua Tidak Hadiri Kelulusan
Alhasil Joppye tetap meneruskan keinginannya untuk menjadi tentara tanpa restu sang ayah. Ia mengumpulkan uang sendiri untuk membantu biaya perjalanan menuju ke Jawa.
"Bapak pulang, mamak malah dimarahi, terus jadi ribut di keluarga. 'Ya sudah anggap saja dia sudah mati'. Jadi saya dulu nggak menyangka bisa masuk Akabri," ungkap Joppye.
Channel YouTube Gilbert Lumoindong ©2021 Merdeka.com
Sampai dihari kelulusan tiba pun, sang ayah tetap tak mau hadir. Lantaran masih kecewa dengan keputusan putranya tersebut.
"Waktu saya pelantikan, bapak dan mamak nggak bisa datang. Karena bapak memang sudah tidak suka dengan saya," terangnya.
Nilai Pelajaran Jelek, Tapi Juara di Olahraga
Channel YouTube Gilbert Lumoindong ©2021 Merdeka.com
Selama menjalani masa pendidikan militer, diakui Joppye nilainya kerap jelek. Sampai pengumuman kelulusan saja, ia berada di peringkat 10 terbawah. Meski begitu, ia mengukir prestasi di bidang olahraga. Dengan menjuarai berbagai lomba.
"Begitu saya lulus Akmil, saya termasuk lulus bukan terbaik. Malah jelek, 10 besar dari belakang. Saya memang dulu sudah berkecimpung di olahraga. Saya banyak juara lari dimana-mana termasuk juara Akabri. Saya lebih banyak latihan di lapangan," ujar Joppye tertawa malu.
Kerap Diejek, Kini Sukses Jadi Komandan
Siapa sangka pria berusia 58 tahun itu dulu pernah terpuruk akibat sering direndahkan. Sebagai putra Papua, Joppye pernah pesimis dan dianggap buruk.
"Saya merasakan, orang lain melihat saya anak Papua. Terus dengan segala macam kekurangan yang saya punya, bahasa juga belum lancar, maksudnya logat. Senior melihat saya menganggap itulah. Merasa kalau anak Papua identik dengan mabuk," ujarnya.
Channel YouTube Gilbert Lumoindong ©2021 Merdeka.com
Namun hebatnya, Joppye mengambil ejekan itu sebagai motivasi. Ia semakin berani menunjukkan bahwa putra Papua itu bisa membanggakan.
"Saya merasa itu jadi tantangan dan motivasi jadi saya. Saya harus bisa menunjukkan kepada teman-teman, bahwa saya anak Papua dan saya bisa. Saya waktu itu berusaha harus bisa menjadi Kepala Seksi di Batalyon. Saya berusaha tampil menonjol. Karena saya merasa itu modal saya," pungkasnya.
Jejak Cemerlang Letjen Joppye
Tak heran, Joppye yang kini telah pensiun pernah menapaki deretan karier cemerlang. Terakhir kali menjabat sebagai Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat.
Sebelumnya, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1986 kecabangan Infanteri ini pernah mengemban tugas jadi Panglima Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari.
Selain itu, sebagai putra Papua ia pernah bertugas di berbagai daerah hingga diamanahi Dandim di Kodam IV/Diponegoro, serta Danyonif 407/PK, Kodam IV/Diponegoro tahun 2000—2003.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak Buah Letjen Maruli Simanjuntak Naik Jabatan, Ini Sosoknya Langsung Diselamati Sang Jenderal
Momen Pangkostrad berikan selamat pada anggotanya yang baru saja mendapat kenaikan jabatan.
Baca SelengkapnyaAyahnya Berpangkat Rendah di TNI, Empat Anak ini Justru Raih Jabatan Tertinggi Hingga Bintang 4 di Pundak
Sang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaTegas! Letjen TNI Minta Anak Buah Jangan Sombong 'Kesombongan Akan Menjatuhkan Kalian'
Letjen TNI beri pesan penting untuk anggotanya sampai singgung kesombongan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak Yatim ini 2 Kali Gagal kini jadi Polisi Bikin Jenderal Polisi Salut, Sang Ibu 'Semoga Almarhum Bangga'
Simak kisah inspiratif Bintara Polri anak yatim, sampai bikin kagum dua jenderal polisi.
Baca SelengkapnyaWujudkan Impian Mendiang Ayah, Dua Saudara jadi Perwira TNI, Sang Abang Pernah Pendidikan di Akmil Jepang
Sang ayah yang bercita-cita menjadi bagian dari TNI sukses dicapainya. Bahkan, keduanya sama-sama menjadi perwira TNI.
Baca SelengkapnyaMomen Ayah Diprotes Anaknya karena Bersuara Kencang, Harus Lembut begini Sikapnya Bikin Hati Hangat
Semua bermula ketika sang ayah menegurnya dengan nada suara kencang. Aksi sang anak tercinta kemudian berhasil menyentuh hati pria itu.
Baca SelengkapnyaMomen Para Prajurit TNI Tetap Tenang saat Perang dengan KST di Papua, Suara Tembakan Terdengar Jelas
Begini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaMomen Haru TNI yang Lama Bertugas di Papua Kembali Pulang, Anak Tak Mau Digendong hingga Nangis saat Bertemu
Momen haru anggota TNI yang lama bertugas jauh dari keluarga yang akhirnya pulang. Sang anak tampak tak mengenali bahkan menangis saat bertemu ayahnya.
Baca SelengkapnyaPotret Ayah & Anak Sama-sama Kopassus, Bapaknya Jenderal Kini jadi Komandan Pasukan Elite Gabungan 3 Matra TNI
Momen haru dan membanggakan ala Komandan Koopssus TNI saat membaretkan sang putra yang baru saja selesai menempa pendidikan Kopassus.
Baca Selengkapnya