Hendropriyono Mertua Jenderal Andika, Pernah Alami 11 Luka Tusuk & Jari Nyaris Putus
Merdeka.com - Jenderal TNI Purn AM Hendropriyono merupakan mertua Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa. Saat masih berstatus perwira muda Hendro sempat menjalani operasi militer di Kalimantan Utara.
Operasi militer pasukan khusus Angkatan Darat melawan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) serta Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) pada tahun 1968-1974.
Pengalaman tempurnya itu dikisahkan oleh Hendro dalam buku 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin' yang diterbitkan Kompas pada 2013.
Terdapat banyak kisah menarik. Salah satunya adalah saat Hendro berhadap dengan musuh hingga harus menderita belasan luka tusuk. Bahkan jarinya nyaris putus. Berikut cerita lengkapnya.
Penangkapan Petinggi PGRS/Paraku
Salah satu cerita menarik adalah ketika Tim Halilintar yang dipimpin oleh Kapten Hendropriyono melakukan penangkapan terhadap petinggi PGRS/Paraku dengan Jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah Siauw Ah San. Kala itu, Hendropriyono mendapatkan info dari istri Ah San, Tee Siat Moy yang berkhianat.
Istri Ah San berjanji akan membantu dengan satu syarat. Ia meminta agar suaminya tidak dibunuh.
Serbu Pondok Persembunyian Ah San
Setelah gagal menemukan Ah San dalam sebuah pondok yang dikatakan tempat petinggi PGRS tersebut bersembunyi, akhirnya pada suatu waktu ia dipastikan sedang berada dalam pondok tersebut. Hal itu sontak membuat Hendropriyono beserta tim menyerbu rumah persembunyian Ah San.
Meski sempat digonggongi oleh anjing-anjing yang berloncatan ke arah tim Halilintar, Hendro tak menghentikan penyerbuannya. Ia meneriakkan komando "Serbuuuu," sembari berlari kencang ke arah pondok.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangan mae-geri dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," papar Hendro menceritakan.
Ah San Tak Mau Menyerah
Saat itu Hendro berteriak kepada Ah San agar dirinya menyerah. Namun, Ah San justru bertindak lain yakni menyabet perut Kongsenlani dengan bayonet sampai usus perut salah seorang prajurit tersebut terburai.
"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," ungkap Hendro.
Hadapi Ah San Tanpa Senjata
Insiden semakin menegangkan, sebab Hendro harus menghadapi Ah San tanpa senjata. Sedangkan kala itu Ah San bersenjatakan bayonet. Di bagian belakang Hendro sebenarnya sudah sengaja diselipkan senjata.
Namun dalam keadaan duel hal tersebut membutuhkan beberapa detik untuk mengambilnya. Ia khawatir bahwa Ah San terburu menusuk dirinya.
Jari Nyaris Putus
Lebih lanjut Hendro melompat serta menendang kepala Ah San dan berhasil. Namun sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendro sampai tulang yang membuat darah mengucur dengan derasnya.
Tak berhenti sampai di situ, Ah San juga mencoba untuk menusuk dada kiri Hendro. Hendro pun berusaha menangkisnya dengan tangan yang sontak membuat lengannya terluka parah hingga jarinya nyaris putus.
Alami 11 Luka Tusukan
Duel maut tersebut selesai setelah akhirnya Hendro berhasil meraih pistol di belakang yang sempat melorot ke dalam celananya. Butuh perjuangan untuk meraih pistol tersebut dalam kondisi jarinya yang hampir putus. Kemudian ia berhasil menembakan pistolnya ke arah perut Ah San dan membuatnya tewas.
Sedangkan Hendro yang benar-benar tergulai lemah, diketahui mendapatkan sebelas luka tusukan di tubuhnya. Di tengah kondisi yang cukup parah, Hendro masih sempat meminta anak buahnya agar memakamkan Ah San dengan cara layak.
Luka-luka Hendro berhasil disembuhkan. Hendro mendapat Satya Lencana Bhakti, tanda jasa khusus bagi tentara yang terluka dalam pertempuran.
(mdk/bil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaJenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13
Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gagahnya Jenderal Polisi Peraih Adhi Makayasa saat Jabat Kasat Reskrim, Dikomentari Bintang 1 'Saya Pernah jadi Anak Buah Komandan'
Herry menduduki posisi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2001-2004.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Tanggapi Jabatan ASN Bakal Diisi TNI: Tiap Permasalahan Ada Peran TNI
Rancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaRekam Jejak Komjen Rudy, Pati Non Akpol Bersinar Sejak Perwira Hingga Raih Bintang Tiga
Berikut rekam jejak Komjen Rudy Heriyanto hingga raih Bintang 3 di pundaknya.
Baca SelengkapnyaSosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca Selengkapnya