Dokter Terawan Pecatan IDI, Bikin Mertua Panglima TNI Bisa Angkat Besi
Merdeka.com - Kabar dipecatnya mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjadi perbincangan hangat publik. Ini merupakan kali kedua dokter Terawan dipecat oleh IDI.
Keahlian dokter Terawan pun bahkan diakui oleh banyak orang. Salah satunya adalah Jenderal (Purn) A.M. Hendropriyono, mertua Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Diungkapkan oleh mantan Kepala BIN ini, berkat Terawan dirinya bisa angkat besi. Padahal saat itu kondisi sang jenderal tengah tidak memungkinkan. Lantas bagaimana cerita mertua panglima TNI ini bisa angkat besi berkat dokter Terawan pecatan IDI?
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (29/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Dokter Terawan di Mata A.M. Hendropriyono
©2020 Merdeka.com
"Buat kita adalah satu kata, masa bodoh bukan urusan kita soal akademik, kita ingin sembuh dan dia (dokter Terawan) menyembuhkan kita," kata mantan Kepala BIN ini pada (9/4/18) dilansir Liputan6.com.
Jenderal purnawirawan TNI Angkatan Darat ini menceritakan bagaimana dokter Terawan yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) menyelamatkan dirinya dari ancaman penyakit stroke. Pada saat itu, Hendropriyono mengaku merasakan sakit kepala bukan kepalang.
"Tanpa ragu saya langsung ke Terawan, 45 menit langsung segar. Keluarga yang nonton di jendela tepuk tangan, dia terbuka, bisa dilihat," ungkap mertua panglima TNI.
Bisa Angkat Besi & Lari
Hendropriyono mengaku bersentuhan langsung dengan spesialis Radiolog Intervensi itu sejak tahu 2014 silam. Dia juga telah mendengar dan mengenal dokter Terawan mampu mengobati penyakit stroke sejak lama. Tak hanya itu, Hendropriyono juga beberapa kali mengantarkan pejabat negara ke dokter militer ini ketika terserang stroke. "Sekarang saya bisa lari, angkat besi, saya masih joging sama cucu. Kalau enggak saya udah tepar," ujarnya.Bagi mantan Kepala BIN ini, temuan dokter Terawan bukan simsalabim dalam praktik kedokteran. Apa yang telah dilakukan oleh dokter Terawan menurutnya cukup membantu pengembangan dunia medis. Terlebih lagi pada temuan Digital Substraction Angiography (DSA) Modifikasi Terawan atau sering disebut sebagai metode "cuci otak".
Dokter Terawan Buka Suara
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto buka suara mengenai pemecatannya dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk kali kedua. Meski dicoret dari IDI, Terawan mengaku tetap bangga berhimpun di organisasi tersebut."Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI)," kata Terawan ditirukan mantan Tenaga Ahli (TA) Terawan, Andi, dalam keterangannya, Senin (28/3).Bagi dokter Terawan, IDI bagaikan rumah keduanya. Menjadi tempatnya bernaung bersama saudara-saudara sejawat lain."Pak Terawan mengimbau, teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemi Covid-19, kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, puskesmas, rumah sakit dan lain lain ikut terganggu" sambungnya.
Singgung Sumpah Dokter
Dokter Terawan juga menyinggung mengenai sumpah dokter yang dijadikan landasan dalam setiap langkahnya. Ia membaktikan hidupnya demi kemanusiaan."Saya sudah disumpah akan selalu membaktikan hidup saya guna perikemanusiaan, mengutamakan kesehatan pasien dan kepentingan masyarakat," ujar Andi menirukan Terawan.Terawan juga menyampaikan, dia sangat menyayangi saudara-saudara sejawatnya dan hormat kepada para guru."Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," ujar terawan ditirukan oleh Andi.Soal putusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI, dokter Terawan akan menyerahkan semuanya kepada saudara sejawatnya."Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan," kata Terawan.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaDiungkap sang istri, dokter tersebut kedapatan tetap melayani kendati tengah berlibur.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan majelis etik, dokter MY membantah telah mencabuli istri pasien.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaLaporan dugaan pencabulan yang dilakukan dokter spesialis ortopedi inisial MY terhadap istri pasien yang sedang hamil TA (22), mendapat kecaman banyak pihak.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaTA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaBegini gaya keseharian Maissy saat menjadi dokter di sebuah rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca Selengkapnya