Curhat Warga Terdampak Corona, Tak Bisa Bayar Kontrakan Hingga Dikejar Debt Collector
Merdeka.com - Merebaknya virus Corona (Covid-19) di berbagai negara memunculkan dampak besar di berbagai aspek. Wabah ini telah mengubah cara hidup sekaligus kondisi masyarakat di Indonesia.
Dampak yang sangat nyata dirasakan ialah ikut melemahnya perekonomian masyarakat Indonesia. Hampir seluruh sektor perekonomian nasional mengalami perlambatan.
Berikut curhatan warga terdampak Corona yang mengaku mengalami kesulitan ekonomi setelah mewabahnya pandemi ini dilansir dari Youtube Najwa Shihab:
Najwa Menghubungi Dua Orang Warga
Youtube/Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
Dalam video yang berjudul 'Jokowi Diuji Pandemi: Curhatan Korban PHK Karena Corona (Part 6) | Mata Najwa' menampilkan dua contoh masyarakat yang mengalami dampak nyata adanya pandemi ini. Mereka mengaku kehilangan pekerjaan dan penghasilan.
Miftah, seorang buruh bangunan di Cianjur Jawa Barat mengaku kehilangan pekerjaannya setelah mewabahnya virus Corona ini.
Dikejar Deb Collector
Youtube/Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
Ia bahkan mengaku sampai dikejar-kejar oleh debt collector karena menunggak uang cicilan sepeda motor. "Iya kebetulan barusan saya habis ditelepon debt collector besok atau lusa harus sudah ada uang, sedangkan saya dari Jakarta saja cuma bawa badan," kata Miftah. Miftah mengaku semenjak pandemi Corona meluas ia mengalami kesulitan untuk mendapatkan uang untuk mencicil sepeda motor.
Motor Milik Miftah Hilang
Miftah mengatakan jika motor yang belum lunas tersebut juga hilang dicuri orang saat ia bawa ke tempat kerjanya. Sehingga, ia belum mengajukan keringanan ke pihak leasing tempatnya mengambil kredit motor. "Jadi sekarang motor yang hilang itu, cicilannya belum selesai satu bulan Rp1,2 juta dan dikejar kejar debt collector?," tanya Najwa. "Iya, karena saya enggak bisa lapor polisi maklum karena saya kan enggak pernah berurusan sama polisi," cerita Miftah.
Warga Lain
Youtube/Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
Selain Miftah, Najwa juga menghubungi seorang warga bernama Neneng warga Bandung. Ia adalah pekerja yang terpaksa harus dirumahkan oleh perusahaan karena adanya pandemi ini. Neneng mengaku, ia dan beberapa saudaranya yang lain kini harus tinggal sempit-sempitan di rumah orang tuanya karena tidak bisa membayar uang kontrakan. "Soalnya kakak saya sama adik saya sama di-PHK jadi semua pada enggak bisa ngontrak akhirnya semuanya pada ngumpul di rumah orang tua, walaupun rumahnya juga kecil sekali," cerita Neneng.
Harus Putar Otak untuk Dapat Uang
Youtube/Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
Neneng mengaku di situasi ini, ia harus memutar otak bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Ia pun mengatakan jika belum lama ini berjualan layang-layang buatan yang keuntungannya tak seberapa. "Kemairn pinjam sama saudara buat modal, saya pinjam Rp40 ribu cuma buat modal layang-layang tapi keuntunganya satu hari saya cuma dapat Rp7 ribu atau Rp5 ribu.
Gagal Daftar Kartu Pra Kerja
Neneng mengaku, jika sang suami sebenarnya sudah mendaftar program kartu pra kerja yang dibuat oleh pemerintah. Hanya saja, sudah dua kali mencoba masih gagal. "Waktu pas ada pengumuman tanggal 17 itu gelombang pertama langsung ada konfirmasi katanya kalau suami saya gagal enggak bisa terus disuruh ikut lagi gelombang kedua," kata Neneng.
Tanggapan Menteri Sosial
Youtube/Najwa Shihab 2020 Merdeka.com
Najwa Shihab juga terhubung dengan Menteri Sosial Republik Indonesia, Juliari P Batubara. Ia meminta tanggapan dari Mensos atas apa yang terjadi oleh kedua warga tersebut. Najwa juga mengatakan jika tentunya masih banyak masyarakat diluaran sana yang juga mengalami kesusahan. "Untuk Covid-19 ini bantuan sosial ini, yang pertama bansos sembako untuk di wilayah Jabodetabek kmeudian bansos tunai untuk yang diluar wilayah Jabodetabek. Jadi untuk bu Neneng dan pak Miftah, itu ada bansos tunai Rp600 ribu per bulan untuk tiga bulan. Jadi nanti silahkan mendaftar lewat kelurahannya masing-masing," kata Juliari.
Bu Neneng Katakan Belum Ada Pembicaraan Tentang Bantuan
Setelah mendengar penjelasan dari Mensos, Najwa kembali menanyakan kepada Neneng dan Miftah tentang informasi bantuan di daerah masing-masing. Namun, Neneng mengatakan jika di wilayah tempatnya tinggal, ia belum mendapat informasi mengenai pengajuan bantuan. "Semua di sini tidak ada informasi, dan belum ada yang mendapat bantuan," kata Neneng. "Kalau saya masalah bantuan masih belum tahu menau ya, saya belum ada arahan harus mendaftar atau bagaimana belum ada komunikasi masalah bantuan," tambah Miftah.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dibujuk Temannya, Polisi Tembak Debt Collector Akhirnya Menyerahkan Diri & Siap Tanggung Jawab
Dibujuk Temannya, Polisi yang Tembak Debt Collector Akhirnya Menyerahkan Diri & Siap Tanggung Jawab
Baca SelengkapnyaKronologi Polisi Tembak dan Tusuk Debt Collector di Palembong hingga Jadi Buronan
Saat ini pihaknya masih melakukan tindakan persuasif terhadap keluarga agar FN untuk menyerahkan diri.
Baca SelengkapnyaTak Hanya Masyarakat Biasa, Dewan Komisioner OJK Ternyata Juga Sempat Diteror Debt Collector Pinjol
Setelah menerima telepon tersebut, akhirnya diketahui kalau telepon itu berasal dari juru tagih atau debt collector pinjol.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral Kapolri Perintahkan Kapolda Berantas Debt Collector, Ini Penjelasan Polri
Di media sosial beredar foto Kapolri dengan narasi perintah untuk menangkap debt collector
Baca SelengkapnyaJenderal Polisi ke Reserse se-Indonesia: Sikat itu Debt Collector Meresahkan!
Himbauan Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti kepada para anggota reserse.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Debt Collector Pinjol Langgar Aturan Penagihan Utang Bisa Kena Denda Rp15 Miliar
Pengenaan denda sendiri hanya menjadi salah satu instrumen dari sanksi administratif yang tertera dalam aturan tersebut.
Baca Selengkapnya2 Anak Aiptu FN Masih Trauma Berat, Keluarga Polisikan Debt Collector Atas Dugaan Penculikan
Aiptu FN ditahan Bid Propam Polda Sumsel setelah menyerahkan diri karena menembak dan menikam dua debt collector yang melakukan perampasan mobil menunggak.
Baca SelengkapnyaKronologi Polisi Tembak dan Tikam Debt Collector di Palembang
Penganiayaan diduga dipicu karena pelaku tidak terima mobilnya yang menunggak dirampas korban.
Baca SelengkapnyaPertahankan Truk dari Debt Collector, Sopir Ini Nekat Lompat dari Jembatan Setinggi 20 Meter di Bogor
Sopir truk bernama M Taufik nekat melompat dari ketinggian 20 meter di Jembatan Bale Binarum, Bogor, untuk menghindari debt collector.
Baca Selengkapnya