Cerita Nelayan Diusir China di Natuna, Kapal Dipepet Hingga Bakamla Turun Tangan
Merdeka.com - Sejak akhir tahun 2019 lalu, kapal nelayan China kembali masuk ke wilayah perairan Natuna dengan dikawal oleh Coast Guard. Aksi tersebut membuat hubungan Indonesia dan China kembali memanas.
Sebenarnya ini bukanlah konflik baru, sejak dulu hak kepemilikan perairan di kepulauan Natuna memang selalu diklaim China. Padahal, Indonesia telah menegaskan kedaulatan dan hak ekonomi Natuna yang dilindungi oleh prinsip hukum Internasional termasuk UNCLOS 1982.
Dalam sebuah video wawancara yang diunggah dalam akun Youtube Najwa Shihab menghadirkan seorang nelayan Natuna yang bercerita saat dirinya diusir oleh kapal China ketika sedang mencari ikan di perairan Natuna. Berikut informasi selengkapnya:
Nelayan Natuna Diusir Coast Guard China
Dedi salah seorang nelayan dari Natuna menceritakan saat dirinya sedang memancing ikan di perairan Natuna Utara pada tanggal 26 Oktober 2019 lalu, kemudian diusir oleh kapal Coast Guard dari China. Dalam video amatir yang direkam oleh Dedi, terlihat saat ini menunjukkan alat penunjuk koordinat yang menunjukkan bahwa dirinya masih berada di wilayah perairan Indonesia.
"Iya diusir oleh coast guard China, dia mengempet kapal saya jadi saya minggir saya lari dengan pelan saja," kata Dedi.
"Tadi pak Dedi menunjukkan titik koordinat, jadi pak Dedi yakin masih ada di wilayah kita?" tanya Najwa.
Dedi pun menjawab dengan tegas bahwa ia yakin masih berada di wilayah perairan Indonesia berdasarkan titik koordinat.
Pernah Diusir oleh Coast Guard Vietnam
Dedi juga mengungkapkan pernah diusir oleh kapal coast guard milik Vietnam saat sedang melaut di Natuna.
"Waktu itu saya sudah sampai di lintang 6 bujur 107 kejadiannya jam 6 pagi. Saya lihat di peta itu kan masih Indonesia punya tapi ada kapal Vietnam yang mengusir saya, untuk ada kapal perang kita yang membantu mengawal saya sampai ke darat," ucap Dedi.
Keberadaan Kapal-Kapal China
Dedi juga menceritakan bahwa pada tanggal 23 Desember lalu, dirinya sempat dikejar oleh nelayan asing karena mereka akan memasang pukat harimau.
"Ini kan musim Utara ikan mau makan lagi ramai-nya, jadi inilah lagi merajalela nelayan-nelayan asing," kata Dedi.
Dedi juga mengungkapkan bahwa sekitar tahun 2000an awal memang banyak nelayan asing yang masuk ke Natuna, lalu pada tahun 2017-2018 sudah berkurang. Di tahun 2019 ini mulai berdatangan kembali kapal-kapal tersebut.
Harapan Nelayan Natuna
Harapan Dedi dan para nelayan Natuna adalah ke depannya agar ditambah personel untuk melakukan patroli di Natuna Utara.
"Harapannya kalau bisa ditambahkan masalah patroli dan kapal perang itu, kalau bisa 24 jam," kata Dedi.
Jokowi Mengunjungi Natuna
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak menuju Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (8/1).Kedatangan Presiden Jokowi guna untuk meninjau jajar kapal sekaligus bertemu dengan ratusan pelayan di Natuna. Kunjungan Presiden Jokowi ke Natuna menegaskan bahwa Natuna merupakan bagian dari Indonesia.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KKP menyerahkan dua kapal ikan barang milik negara yang berasal dari barang rampasan ke nelayan Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar nekat membangun pangkalan udara di sana.
Baca SelengkapnyaMomen nelayan Indonesia diduga usir kapal asing yang masuk ke Indonesia. Ternyata begini klarifikasinya.
Baca Selengkapnya"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaKapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca Selengkapnya