Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Celengan Babi dari Zaman Majapahit Ditemukan, Ternyata Jadi Pertanda ini

Celengan Babi dari Zaman Majapahit Ditemukan, Ternyata Jadi Pertanda ini Celengan Babi dari Zaman Majapahit Ditemukan. Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Bukti peradaban Majapahit yang berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu ternyata masih tersisa hingga saat ini. Masyarakat Majapahit diduga sudah mengenal tradisi menabung sejak lama.

Proses ekskavasi yang dilakukan tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan XI Jawa Timur berhasil menemukan beberapa kepingan atau pecahan celengan peninggalan masyarakat zaman Majapahit.

Beberapa celengan dibuat menggunakan tanah liat dan memiliki bentuk yang unik. Bentuk celengan itu lebih menyerupai binatang celeng/babi.

Temuan celengan tersebut secara tidak langsung menguatkan dugaan bahwa celengan itu memang digunakan masyarakat untuk menyimpan kepingan uang maupun emas.

Melansir dari kanal Youtube ASLI MOJOKERTO, Kamis (16/3), berikut adalah penampakan celengan babi dari zaman Majapahit.

Temuan Celengan Babi Zaman Majapahit

celengan babi dari zaman majapahit ditemukan

Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com

Sebuah celengan babi ditemukan di Situs Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Celengan tersebut memiliki panjang sekitar 18 sentimeter dan lebar 12 sentimeter dan ditemukan dalam bentuk kepingan.

Meski tak lagi berbentuk, wujud utuh celengan masih dapat terlihat jelas dengan menyerupai babi dengan moncong mulut, kuping, dan mata. Celengan tersebut terbuat dari tanah liat dan salah satu ragam terakota khas Trowulan Majapahit.

Beberapa celengan lain ditemukan dengan beragam bentuk yang berbeda seperti domba, kura-kura, hingga gajah. Terdapat juga bentuk manusia dengan variasi tinggi antara 3 sentimeter hingga 30 sentimeter.

celengan babi dari zaman majapahit ditemukan

Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com

Arkeolog BPK XI Jatim, Vidi Susanto mengungkapkan bahwa pada mulanya celengan itu ditemukan di timur laut dekat sumur bata lengkung pada 2012. Lalu celengan itu dipindahkan ke area Situs Klinterejo.

Celengan itu awalnya ditemukan di sumur dan diduga sengaja dibuang. Pihak juru pelihara situs mengatakan temuan celengan kemungkinan sudah bertransformasi.

Namun belum diketahui pasti alasannya, hanya saja celengan itu dipergunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga.

Bukti Masyarakat Majapahit Mengenal Tradisi Menabung

celengan babi dari zaman majapahit ditemukan

Youtube ASLI MOJOKERTO ©2023 Merdeka.com

Temuan celengan tersebut menandakan masyarakat Majapahit memang sudah gemar menabung. Masyarakat dahulu menyesuaikan ukuran celengan dengan jenis uang yang akan mereka tabung.

"Kalau melihat dari lubangnya bisa jadi bukan hanya uang kepeng, bisa jadi ada emas ma, pirak, bentuknya kecil-kecil, kalau lubangnya kecil bisa masuk," ucap Vidi Susanto.

Pada waktu itu terdapat beberapa jenis uang berupa emas hingga perak berbentuk butiran kecil seperti jagung.

"itu uang, jadi berbentuk butiran jagung dia disebut ma atau perak, bisa jadi buat menyimpan itu," tambahnya.

Celengan Babi Pertanda Kemakmuran

Sejarawan Denys Lombard mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat Jawa kala itu menabung dalam celengan terpengaruh dari budaya Tionghoa. Wujud babi digambarkan sebagai binatang pembawa rezeki dalam mitologi China.

Namun hal tersebut berseberangan dengan pendapat Supratikno yang menganggap bahwa celengan di Trowulan mengingatkan pada dewa Kuwera yang banyak dibuat pada masa Hindu-Buddha di Nusantara.

Dewa Kuwera digambarkan sebagai pemimpin para raksasa dan memiliki gelar Bendahara Para Dewa. Dewa Kuwera juga disebut sebagai Dewa Kekayaan atau Kemakmuran.

Secara wujud, Dewa Kuwera memiliki perut buncit dan sempat ditemukan patungnya di Jawa Tengah. Konon patung tersebut berasal ari abad ke 9 atau saat zaman Mataram Kuno.

(mdk/thw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Begini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit

Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.

Baca Selengkapnya
Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898

Perahu Bidar, Tradisi Lomba Perahu di Sungai Musi yang Sudah Ada sejak 1898

Tradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.

"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongoya Bikin Melongo

Temuan ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Serunya Tradisi Rumpak-rumpakan dari Palembang, Kunjungi Rumah Tetangga saat Lebaran sambil Diiringi Rebana

Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya

"Kapsul Waktu" Berusia 4.500 Tahun Ditemukan di Lahan Gambut, Isinya Bikin Melongo

Kapsul waktu ini berasal dari Zaman Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Baca Selengkapnya
Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul

Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul

Nenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Seperti Masuk ke Zaman Dulu, Begini Potret Kampung Majapahit yang Resik dan Asri

Seperti Masuk ke Zaman Dulu, Begini Potret Kampung Majapahit yang Resik dan Asri

Masih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.

Baca Selengkapnya